33.Dia Sudah Kembali

56 2 0
                                    

Angin malam bertiup kemana-mana, lampu-lampu di jalan setapak ini seolah-olah membantu nya untuk menenangkan hati dan pikiran. Di bawah rembulan yang bersinar terang, ia duduk di bangku taman. Ia menepuk dada nya agar merasa lebih baik namun air mata nya tak bisa di ajak kerjasama jadi, ia pun menangis lagi.

Banyak orang yang berlaluan dan itu membuat nya tampak seperti orang gila karena terus menangis. Ia jadi bahan pembicaraan beberapa orang. Ada yang ingin bertanya tetapi ragu, alhasil mereka berjalan seperti biasa.

Ia pikir kembali ke sini dan bertemu seperti apa yang ia harapkan ternyata berbeda sekali, jauh sangat berbeda.

"Apakah secepat itu waktu berlalu?"

Keluh nya dalam hati, ia kini rapuh. Laki-laki itu tak lagi seperti dahulu. Ini salah nya, mengapa ia harus pergi meninggalkan Arka waktu itu? Sepertinya laki-laki itu sudah jauh dari diri nya sehingga ia melihat Arka bersama dengan orang baru.

"Ku pikir aku akan selalu menjadi rumah nya tapi sekarang dia sudah menemukan tempat baru dalam waktu yang singkat. Ku pikir aku sudah.."

Ia tak melanjutkan ucapan nya karena menangis lagi, kali ini ia terisak.

☆☆☆☆

Saat memasuki rumah, ia langsung membanting pintu itu lalu melempar jaket nya asal kemudian duduk di sofa tunggal berwarna cokelat. Arka mengusap wajah dengan kasar dan mengacak rambut hitam milik nya.

Sejak ia mengantarkan Adara pulang, bayangan wajah itu terus muncul di kepala nya dan ia pun menjadi kesal. Ia melirik pada benda tipis di atas meja, ada pesan masuk dari Adara. Kepala nya benar-benar sangat pusing memikirkan kejadian tadi.

Sementara itu di rumah lain, Adara masih menatap layar handphone nya. Tiga pesan yang ia kirim tadi belum di balas sama sekali oleh Arka kemudian ia teralih melihat nama laki-laki itu dan kapan terakhir ia membuka aplikasi berwarna hijau ini.

Adara beralih memandangi rumah lain dari luar jendela kaca kamar nya. Ia teringat saat Arka datang untuk memberikan nya buket bunga, dan saat laki-laki itu berdiri disana.

Sejauh ini ia sudah berhasil melupakan semua yang terjadi pada hari itu, tetapi kenapa semesta harus mempertemukan diri nya dan juga Aily. Kenapa gadis itu tiba-tiba muncul di depan nya. Arka menutup kedua mata, berharap pikiran nya menjadi tenang namun rupanya itu tidak berhasil.

"Sial!"

"Akhh!!"

Arka berdiri kemudian mengambil handphone dan jaket yang tadi ia lempar secara asal. Ia menutup pintu lalu bergegas keluar dengan motor nya.

☆☆☆☆


Adara tidak bisa tidur seperti biasa. Walau sudah berbalik kesana dan kesini malah tidak membantu nya sama sekali. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.35 tetapi ia tak bisa tidur karena laki-laki itu belum membalas satu pun pesan nya.

Dirinya sibuk memikirkan Arka, dan apa yang terjadi dengan laki-laki itu, oh jangan lupa kalau ia juga memikirkan Reynand yang tadi ada di sana.

Adara tidak tahu apapun tentang Reynand yang membuat Arka menjadi marah saat di cafe tadi. Ada apa sebenarnya di antara mereka berdua.

Bel pintu nya tiba-tiba berbunyi, seseorang baru saja memencet benda itu. Adara melirik pada jam dan jarum itu sudah lewat beberapa menit dari sebelumnya. Ia yakin kalau itu bukanlah Ayah atau Bunda nya karena mereka sedang pergi ke luar kota untuk urusan penting.

Jadi siapa yang datang malam-malam begini? Tanpa pikir panjang Adara langsung turun dan membuka pintu, sontak ia terkejut. Laki-laki itu langsung memeluk diri nya ketika netra mereka saling bertatapan.

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang