24.Rumit

33 2 0
                                    

"Tentu aku cinta sama kamu, Adara"

"Gimana dengan Aily? Kamu masih mencintai Aily sampai sekarang kan? Aku mau kamu jujur karena aku nggak mau ada di antara kamu dan Aily"

Kini Arka mematung di tempat dan rasanya waktu tiba-tiba berhenti dengan begitu saja. Ia tercekat setelah mendengar nama Aily yang keluar langsung dari mulut Adara. Bagaimana gadis ini bisa menanyakan perihal masa lalu nya? Se pengetahuan Arka selama ini Adara tidak tahu apapun tentang Aily tapi sekarang...

"Mata kamu nggak bisa bohong kalau yang aku bilang ini bener kan? Aku nggak mau jadi orang ketiga di antara kalian... kamu masih memikirkan Aily"

"Ternyata benar ya kalau orang baru akan kalah sama orang lama"

"selain karena cinta nya yang besar kenangan nya juga sulit untuk dilupakan"

"Ra.."

"Ka, aku nggak bisa jalanin hubungan kaya gini.. aku nggak mau ada di antara kalian berdua. Kayanya aku nggak se beruntung Aily yang kamu cintai"

Perlahan liquid bening jatuh dengan bebas membasahi pipi mulus milik Adara. Sedari tadi ia mencoba menahan nya tapi ternyata tidak bisa. Arka menatap lekat mata gadis yang berdiri di hadapan nya ini dengan penuh arti. Ini adalah hal yang ditakutkan nya selama ini jika suatu hari nanti pasti Adara akan mengetahui semua tentang dirinya dan juga Aily.

"Itu semua nggak bener... aku nggak ada hubungan apapun lagi dengan Aily. Aku cinta sama kamu, dan itu hanya kamu"

"Aily cuma masa lalu bagi aku, apapun cerita tentang aku dan dia itu cuma terjadi di masa lalu. Ra, aku mohon kamu percaya kalau aku udah melupakan dia jauh sebelum kita memulai hubungan"

Arka meraih kedua tangan Adara seraya terus mencoba meyakinkan gadis itu. "Semenjak kita bertemu untuk pertama kali nya aku sudah jatuh cinta sama kamu dan tanpa aku sadari kamu sudah merubah kehidupan ku jauh lebih baik"

"Ra, dalam hidup aku cuma punya kamu. Selain kamu, aku nggak punya hal lain yang membuat aku jauh merasa lebih baik seperti sekarang ini"

Arka menghapus air mata Adara dengan lembut karena ia tahu kalau gadis ini pasti belum percaya padanya. Tetapi Arka akan terus berusaha untuk meyakinkan Adara bahwa yang ia katakan tadi itu memang benar. Ia tidak mau kejadian di masa lalu nya terulang kembali pada orang yang sangat ia cintai saat ini. Ia benar-benar tidak mau itu terjadi.

"Aku harap apa yang kamu bilang ini benar. Aku nggak mau kamu bohong apalagi tentang hal ini, aku nggak mau"

"Aku mau kamu cerita soal apapun itu sama aku. Tentang kamu, dan masalah yang mungkin kamu hadapi sekarang ini. Aku emang nggak berhak tahu tentang semua masalah kamu tapi aku minta sama kamu untuk nggak pendam masalah itu sendirian, ada aku disini"

Arka tersenyum mendengar ucapan Adara, dengan gerakan cepat ia menarik tubuh gadis itu untuk di peluk. Adara membalas pelukan Arka dengan erat. Sekarang Arka tidak akan merasa sendirian lagi karena ia punya Adara yang akan menemani nya untuk setiap saat. Arka juga berjanji akan mencari tahu siapa yang mengatakan hal ini pada Adara, ia bersumpah untuk memberikan orang itu pelajaran dengan tangan nya sendiri tanpa bantuan siapapun.

Mereka melepaskan pelukan nya dengan Arka yang mengusap lagi pipi Adara. Gadis itu mulai tersenyum dan akhirnya mereka berdua berbaikan.

"Janji?" Adara menunjukkan jari kelingking nya pada Arka dan dengan cepat laki-laki itu menyatukan juga kelingking nya dengan Adara.

"Janji"

Lalu setelah nya mereka berdua pun tersenyum. Arka mengacak rambut hitam Adara dengan gemas. "Bukan nya pulang malah duduk disini sendirian"

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang