32.Daun Jatuh

63 1 0
                                    

Di tengah keramaian para siswa ini, Adara berlari menerobos mereka karena ia harus cepat sampai kesana. Bersama dengan Felicia yang mengikuti nya dari belakang. Disana tidak ada Arlan, hanya Daniel dan Jeano yang dari tadi sudah berusaha memisahkan namun tidak digubris oleh kedua laki-laki itu. Mereka sama-sama keras kepala dan tidak mau berhenti.

"SIALAN!!"

Laki-laki itu berucap seraya kembali melayangkan pukulan. Lawan nya juga tak mau kalah dan terus membalas.

"Maksud lo apa, hah? lo punya masalah sama gue? atau lo dendam?" Ucap nya.

"Lo duluan yang ikut campur urusan gue!" Ia meludah karena rasa pedih di ujung bibir nya. "BANGSAT!"

"KAA! UDAHH, STOP LAHH!"

Daniel mencoba menarik Arka tetapi laki-laki itu justru mendorong nya.

"LO DIEM DULU, GUE MASIH BELUM PUAS RIBUT SAMA DIA, MINGGIR!!"

Mereka kembali bertengkar dan saling mendorong serta memukul. "Lo kalo punya nyali besar, lawan gue, bukan dia" Ia mendorong lawan nya.

"Gue nggak mau ribut tapi karena lo belain dia, gue jadi nggak terima!"

Rival nya itu menunjuk pada laki-laki yang tengah terduduk di atas tanah, ada beberapa luka di wajah nya.

"LEMAH LO!" Saat ingin meninju lagi tiba-tiba seseorang memanggil namanya, ia langsung menahan tinju nya sembari menoleh pada suara itu.

"ARKA!!"

Itu Adara, ia berlari menghampiri Arka yang ingin memukul wajah laki-laki itu. Ia terkejut melihat gadis itu berlari untuk menghampiri mereka. Daniel  juga Jeano ikut terkejut.

"Adara?"

"Kamu kenapa sih berantem lagi?"

"Ra.." Ucapan nya terhenti karena Adara kembali lanjut berbicara.

"HAHAHA, CEWE LO LUMAYAN JUGA"

Mendengar itu, Arka kembali naik darah, tangan nya kembali meninju wajah laki-laki itu hingga tersungkur. Sementara Adara menutup mulut nya karena ia tidak tahu kalau Arka akan kembali memberi satu pukulan lagi.

"Jaga ucapan lo, atau gue pastikan habis ini lo nggak bakal bisa balik ke rumah" Laki-laki itu berdiri dan menunjuk nunjuk Arka.

"Awas aja lo, gue bakal balas ini semua, termasuk lo juga!" Ia menunjuk sumber masalah nya tadi.

Ketika laki-laki itu sudah pergi barulah Adara menatap Arka, ia malah membuang pandangan nya. "Luka kamu banyak banget, astaga"

"Sebelum nya aku mau kamu ikut aku buat obati luka kamu ini dan kamu juga harus cerita sama aku apa masalah nya sampai kalian bertengkar kaya gini" Ia menarik Arka.

Sementara, laki-laki yang terduduk itu sudah kembali berdiri. Ia memperhatikan dua orang yang sedang berdiri di depan nya dalam diam.

"Thanks udah nolongin gue"

Baik Arka maupun Adara menoleh bersamaan pada sumber suara. Adara seperti pernah melihat laki-laki ini tetapi ia lupa kapan dan dimana ia melihat nya, sementara Arka hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Ayo kita pergi, aku butuh obat dari kamu sekarang" Arka menarik pergelangan tangan Adara.

Mereka pun pergi dari sana, hanya tersisa Daniel, Jeano, Felicia dan beberapa siswa yang mulai bubar. Daniel berlari kecil menghampiri Felicia yang masih berdiri di tempat nya. Gadis itu hanya memandangi saja.

"Hai, lama nggak kelihatan"

Kata Daniel mencoba memulai topik pembicaraan. Felicia mengangguk seraya tersenyum "Padahal gue selalu ada di sekolah" Jawab nya jujur.

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang