38. Serana

62 2 0
                                    

Arka terbangun dari balik selimut tebal yang menutupi diri nya. Saat bangun tadi ia merasa sedikit asing dengan ruangan ini. Karena penasaran alhasil Arka pun duduk dan ia baru sadar kalau ternyata ini adalah kamar tidur, lalu ia duduk di atas ranjang sendirian. Musik dari lagu "Home" karya salah satu boyband Korea Selatan itu di putar dalam kamar ini.

"Kamu udah bangun? Tadi aku udah pesen makanan lain buat makan malam kita tapi sebelum itu kamu cuci muka dulu ya, aku tunggu di bawah"

Seperti biasanya gadis ini mudah tersenyum. Ia datang untuk menyimpan kembali pengering rambut itu di lemari. Arka menyibak selimut kemudian berdiri menghampiri Adara yang sedang sibuk. Satu tangan Arka meraih tangan Adara terpaksalah ia berhenti dari aktivitas nya.

Mereka berdua hanya diam saling memandang. Arka memajukan satu langkah agar lebih dekat dengan Adara. Saat ingin melakukan nya lagi dengan cepat pacar nya itu memberi kecupan lembut pada pipi Arka.

"Aku tunggu kamu di bawah"

Setelah mengatakan itu Adara langsung pergi lalu menutup pintu kamar nya, ia meninggalkan Arka yang tersenyum seraya menggelengkan kepala.

Adara masih sibuk mengatur piring serta gelas juga sendok di atas meja makan. Tadi ia sempat memasak sedikit tapi mungkin laki-laki itu kurang menyukai semangkuk sayur serta telur mata sapi di piring.

Tak lama kemudian Arka langsung memasuki ruang makan yang berdekatan dengan dapur. Di meja sudah tersedia beberapa makanan.

"Kerang Dara?"

Adara mengangguk "Dulu waktu aku masih kecil, Ayah selalu bawain aku kerang Dara setiap dia pulang"

"Sampai sekarang aku masih suka sama makanan ini" Mendengar itu Arka mengusap pelan rambut Adara.

"Aku suka semua tentang kamu"

Malam itu mereka berdua makan bersama untuk kedua kalinya. Setelah membersihkan semua sekarang Arka harus pulang ke rumah tapi sungguh rasanya benar-benar malas sekali.

"Aku nginep di sini aja ya?"

Arka berbalik padahal mereka sudah sampai di depan pintu. "Besok pagi baru aku pulang, gimana? Hari ini aja"

Adara merapihkan rambut Arka.

"Kamu tetap harus pulang"

"Oke. Kalau begitu aku mau pulang tapi dengan satu syarat" Arka kembali menggoda Adara dengan ulah usil nya.

"Baiklah pangeran ku iniii" Adara mencubit pelan perut Arka hingga ia tertawa "Jadi, apa itu syarat nya?"

Adara terlalu menggemaskan sampai bisa membuat nya seperti ini. Gadis itu masih menunggu jawaban dari Arka, seketika ia menutup kedua mata saat merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibir nya. Laki-laki itu ternyata meminta ini sebagai syarat.

Ia membiarkan kedua tangan Arka melingkar di pinggang kecil milik nya.  Mereka berdua tersentak lalu berhenti karena suara pesan masuk dari handphone di saku celana Arka.

Karena itu kedua pipi Adara jadi tampak merah merona seperti tomat. Ia mendorong dada Arka seraya memalingkan wajah merah nya ini.

"Syarat nya udah aku terima kan dan sekarang kamu tetap harus pulang"

Ini benar-benar mengganggu, kenapa ia bisa lupa mengaktifkan mode hening? Arka juga menyumpahi orang yang mengganggu aktivitas nya bersama Adara karena mengirimi nya pesan.

"Besok pagi aku jemput"

Sebelum pergi Arka sempat mengusap pipi Adara dengan lembut lalu berjalan keluar dan meninggalkan Adara yang berdiri di depan pintu rumahnya.

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang