30.Denting

56 3 0
                                    

Jika aku jujur lalu mengatakan,
aku tidak baik-baik saja, apa kau akan tetap disini selamanya?

Di bawah pohon beringin, di pinggir jalan dengan angin yang masih bertiup kencang seakan seperti memanggil hujan yang sedang menunggu kapan ia akan turun membasahi bumi. Anak laki-laki itu terduduk diam di atas bangku panjang berwarna putih, kepalanya tertunduk menatap tanah di bawah nya dengan tatapan sendu.

Ia sudah tidak menangis lagi, bukan nya pulang tapi malah melamun. Berulang kali ia menunduk lalu memandangi ke sekeliling sampai akhirnya terasa handphone nya bergetar. Panggilan dari Arlan dan beberapa pesan dari laki-laki itu juga dari Adara. Arka memilih mendiamkan saja benda tipis itu di tangan.

Entah sampai kapan ia mau berada disini sendirian, tak ingin pulang. Arka mengusap wajahnya, dilihatnya lampu-lampu jalan sudah mulai menyala satu per satu. Hujan pun datang dan rintik lebat itu turun membasahi Arka dan seluruh tubuhnya. Ia bahkan membiarkan tubuh nya basah akibat hujan deras yang mengguyur semua di jalan ini.

Bahkan hujan tidak membiarkan nya mendapat ketenangan sekali pun.

☆☆☆☆

Sementara itu, Adara dan perasaan nya tidak bisa tenang, ia terus memikirkan kemana laki-laki itu pergi. Bahkan Arlan sendiri tidak menemukan keberadaan Arka sejak mereka masih di sekolah dan sampai sekarang laki-laki itu masih mencoba untuk terus mencari. Adara tak bisa diam di rumah seperti ini saja tanpa mendapatkan kabar dari Arka.

Diluar sedang turun hujan deras, mungkinkah Arka ada diluar sana bersama hujan ini? Memikirkan itu, Adara tersadar karena handphone di tangan nya berdering, panggilan dari Arlan. Adara langsung menerima panggilan itu, berharap ada kabar baik.

"Arlan! Gimana? Kamu udah dapat informasi dimana Arka sekarang?"

Adara tak bisa menunggu lebih lama lagi karena telfon darinya juga tidak di angkat oleh Arka sedari tadi. Terdengar helaan nafas dari seberang sana, ya laki-laki itu menghela nafas.

"Gue ada di kompleks rumah Arka, tapi rumah nya kosong dan nggak ada orang sama sekali" Suara hujan menyertai Arlan yang  sedang berbicara.

"Tapi lo tenang aja.. Daniel sama Jeano lagi nyari ke tempat lain" Seru Arlan.

"Kita harus cari kemana lagi? Aku takut kalau terjadi sesuatu sama Arka di luar sana" Ia sangat khawatir.

"Aku harus ikut cari Arka!"

Katanya tegas tapi di seberang sana Arlan terdengar protes. "Jangan, Dar, lo tunggu di rumah aja, gue bakal nemuin dia secepatnya" Tegas Arlan namun Adara tetap memaksa.

"Aku tutup telfon nyaa"

Panggilan berakhir secara sepihak. Di sisi lain Arlan mengacak rambut nya, ia frustasi. "Lo dimana sih?" Protes nya pada benda tipis berlayar hitam itu.

☆☆☆☆

BUGHHH BUGHHH BUGHHH

Seseorang berhasil meninju wajahnya  dengan sangat kuat, ia sudah berlumuran darah. Dengan sisa  tenaga nya ia mulai bangkit dan membalas perbuatan semua orang itu. Mereka membuat jalanan ini sebagai pertumpahan darah yang pekat.

Arka membalas mereka satu per satu, ia meninju salah satu di antara mereka sampai tersungkur ke tanah. Mereka ada lima orang dan Arka hanya sendirian untuk melawan bedebah sialan yang menggangu perjalanan nya.

Arka sudah meninggalkan kawasan pemakaman itu tapi saat ia masih di jalan pulang tiba-tiba saja sekelompok motor menghadang dirinya, ia terpaksa berhenti. Entah apa masalah mereka semua dengan nya, ini jelas seperti orang-orang suruhan.

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang