21.Terkunci

38 2 0
                                    

Saat memasuki kelas nya, seluruh pasang mata langsung memperhatikan Arka yang berjalan memasuki kelas. Mereka saling berpandangan dan tak percaya dengan apa yang mereka lihat sekarang ini. Tidak hanya mereka saja tapi Daniel yang ingin menguap terpaksa menutup mulutnya cepat. Ia tak jadi menguap.

Arlan dan Jeano juga berpandangan. Mereka semua terus memperhatikan Arka sampai laki-laki itu duduk di kursi nya. Perhatian mereka tertuju pada sebuah bekal makanan yang ia letakkan di atas meja dengan santai. Arlan mengubah posisi duduk nya begitu Arka meletakkan bekal makanan di atas meja.

Sungguh mereka terkejut melihat Arka membawa bekal seperti itu pasalnya mereka tak pernah melihat Arka membawa bekal dari rumah atau bahkan membeli makanan dari luar. Tapi yang satu ini sulit di percaya, sungguh. Laki-laki itu tak pernah makan pagi apalagi membawa bekal seperti ini.

Arka masih duduk santai di atas kursi nya dengan raut wajah.. berbinar? Daniel langsung berdiri dan memandangi bekal itu dengan teliti.

"Lo.. bawa bekal? Seriusan ini isinya makanan kan? Gila! Gue masih shock berat" Yang lain pun juga heran.

Daniel mengusap matanya berulang ulang untuk memastikan kalau yang dilihat nya itu benar kotak bekal. Jeano mengambil bekal itu kemudian membuka nya tapi setelah itu ia terkejut dengan isi di dalam benda persegi itu. Sesuatu yang bisa di..?

"Isinya beneran makanan anjir. Nihh liat" Jeano menunjukkan isi nya.

"Lah beneran. Tapi ini lo yang bikin atau di jalan lo beli terus di taruh di sini?" Tanya Daniel mewanti wanti.

"Asli cuy gue masih nggak percaya Arka bawa bekal begini. Punya orang kan, Ka?" Laki-laki itu malah tersenyum mendengar tuduhan Jeano.

"Biasanya kalau dia udah senyum berarti fiks ini asli punya dia" Daniel menyahut. Sementara itu, Arlan masih memperhatikan tiga sahabat nya ini.

"Lo bikin sendiri atau gimana tumbenan banget bawa bekal gini" Arlan mulai bicara.

"Nggak. Ini dikasih tadi" Ucap Arka.

Mereka bertiga kompak terkejut bersamaan. Di kasih katanya? Sedangkan kalau ada yang ngasih apapun nggak pernah di terima sama Arka tapi sekarang ini.. mereka dibuat bingung.

"Di kasih? Seriusan? Tapi sebelum nya siapapun yang ngasih sesuatu sama lo selalu aja di tolak lah ini kok bisa?" Tanya Daniel.

"Di kasih siapa emang nya?" Arlan menatap laki-laki yang duduk di sebelah nya. Arka malah tampak santai saja seperti biasanya.

"Bunda nya Adara" Jawab Arka.

Oke ini ketiga kalinya mereka dibuat terkejut lagi karena Arka. Daniel tak bisa mengubah raut wajah kaget nya apalagi Jeano yang tiba-tiba terbatuk.
Ternyata bekal nya dari Ibu gadis itu.

"Ohh Bunda nya yang ngasih" Ucap ketiganya bersamaan sambil mengangguk anggukan kepala.

"Tapi kok bisa? Ada gerangan apa nih?"

"Ya bisa lah apa yang nggak bisa kalau udah sama gue" Ucap Arka santai.

"Iye juga sih, lo kan serba bisa apalagi soal beginian pelet mana yang mampu ngalahin lo, ya ngga?" Daniel menaikkan satu alis nya dan Arka menanggapi dengan senyuman.

"Yeuu bisa ae lo" Jeano bersorak.

"Udahh udahh.. gue mau ke aula nih ada yang mau di urus bentar. Lo pada mau disini sampe nunggu bel masuk atau mau ikut gue ke aula? Pada mau ikut nggak?" Tanya Arlan si wakil ketua osis. Laki-laki ini seringkali tak ikut kelas karena urusan sekolah.

Selain ketampanan, Arlan juga memborong kegiatan kegiatan sekolah dan lain nya seperti menjadi wakil ketua osis, anak basket, utusan sekolah, dan diluar itu ia juga merupakan anak motor yang hobi balapan, cowok pinter, suka nyanyi, definisi goodboy sih ini.

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang