40.Akhir Tak Bahagia

59 1 0
                                    

"Happy birthday to you"

"Happy birthday to you"

"Happy birthday, Arka Mavendra"

Adara muncul seraya membawa satu cake ulang tahun dan mampu untuk membuat Arka terkejut. Ia pun ikut menghampiri Adara, masih dengan ekspresi tidak percaya dengan kejutan ini. Gadis itu memberi kode agar Arka berdoa tentang keinginan nya.

"Make wish dulu" Arka mengangguk.

Tak lama laki-laki itu memulai doa nya, ia memejamkan mata selama beberapa saat kemudian ia meniup dua lilin itu.

Entah kenapa kedua mata nya mulai berair, cepat-cepat Arka memalingkan wajah."Kamu kenapa?" Tanya Adara khawatir karena mata itu memerah.

"Ini kue pertama ku setelah delapan belas tahun" Ia menampilkan senyum.

"Terimakasih" Arka mengambil cake itu dari Adara lalu menaruh nya di meja, ia langsung memeluk Adara.

"Aku nggak akan pernah ninggalin kamu walau apapun yang terjadi"

"Beneran kan? Janji dulu pake jari"

Arka tak bisa untuk tidak tersenyum, ia mengulurkan jari kelingking untuk menyatukan nya pada jari milik Adara lalu mereka saling memeluk lagi.

"Untuk ratuku, aku berjanji"

"Satu, dua, tiga!"

"Satu, dua, tiga!!"

"Kejutkan dia! Isi daya agar lebih kuat"

Orang-orang itu mengelilingi pasien yang baru saja tiba. Mereka semua sibuk mengejutkan tubuh nya dengan segala alat yang ada di ruangan ini.

"Periksa denyut nadi nya!"

Berulang kali tubuh nya terkejut karena defibrillator menyentuh dada untuk membuat jantung nya berdetak. 

Baju milik laki-laki itu di penuhi noda darah. Tubuh nya yang dingin sedingin es ini tak mau membiarkan alat itu berhasil membuat nya kembali hidup.

"Kamu maunya yang kaya apa?"

"Yang kaya kamu"

"Aku serius kamu suka nya apa?"

"Tetap kamu"

Suara-suara itu muncul di kepala seakan berputar mengitari otak nya. Bayangan seseorang yang tengah tertawa, berlarian di pantai, semua itu terus memutar tanpa wajah yang jelas.

"Masih tidak ada respon, Dok!"

☆☆☆☆

Setelah lebih tiga bulan ia berhasil masuk dalam kehidupan laki-laki itu. Meski di butuhkan perjuangan yang cukup akhirnya dengan sedikit celah, ia lolos. Semakin hari berganti Arka memang acuh tak acuh terhadap nya tetapi Kafindra tahu kalau Arka mulai memberi izin untuk hal tertentu.

Laki-laki itu memang tampak dingin dan tidak pedulian namun ada saat Kafindra mendapat satu sifat baik nya.

Seperti minggu lalu saat Kafindra pulang, di jalan ia di halangi tiga motor dan orang tak ia kenal. Mereka  meminta uang lalu memukuli nya tapi saat itu Arka datang dan menahan tangan salah satu dari orang itu.

Arka menghajar semua tanpa tersisa satu pun. Ia terus memandangi Arka diam-diam begitu mereka duduk bersebelahan di bangku taman. Arka juga membelikan plaster serta minuman dingin untuk mereka berdua.

"Kenapa nggak lo balas sekali pun?"

"Karena gue tahu lo pasti datang"

"Kalau gue nggak datang?"

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang