36.Aku Kafindra, Adikmu

47 3 0
                                    

Kau tak perlu lama terjaga
Terkadang hidup hanya perlu jeda
Takkan ada yang sia-sia
Saat kita bertaruh segalanya
Mengertilah

Takkan ada akhir yang indah dari kesalahan kisah kita
Menangislah
Kau dan aku takkan pernah bahagia
Jika mereda -for revenge

"ADARAA!!"

Gadis itu terkejut karena Arka tiba-tiba berlari mendorong nya hingga terjatuh di bawah tubuh Arka. Laki-laki itu memeluk Adara dan tidak memperdulikan tangan nya yang tergores aspal karena melindungi kepala Adara agar tidak terluka.

Adara memeluk Arka dengan erat, ia tersentak karena dirinya hampir saja tertabrak oleh mobil itu jika ia menyebrang. Dentuman kuat berasal dari sebuah bangunan toko yang sedang tutup, kaca nya rusak parah akibat mobil hitam yang kehilangan kendali mengantam toko tersebut.

Arka mencoba menenangkan Adara dengan mengusap rambut gadis itu. Ia juga merasakan ketakutan dalam diri Adara karena kemeja yang ia kenakan di remas kuat oleh jemari Adara.

Karena kejadian itu, ada banyak orang yang menyaksikan dan salah satu dari mereka pum sudah menelfon ambulans dan polisi sekitar. Sementara, Adara memberanikan diri untuk membuka kedua mata nya lalu melihat Arka memberi tatapan khawatir padanya.

"Kamu ngga kenapa-napa, kan?"

Arka membantu Adara untuk berdiri dan membawa gadis itu menjauh dari tempat kecelakaan terjadi. Ia mendudukkan Adara di salah satu bangku kemudian memeriksa apakah gadis itu terluka atau tidak.

Ia terus memperhatikan Arka yang sibuk memeriksa tubuh nya, ia berdiri lalu memeluk Arka lagi, lebih erat dari yang sebelumnya. Arka membalas pelukan itu seraya tersenyum.

"Maafin aku" Lirih Adara pelan.

"Aku yang harus nya minta maaf, bukan kamu, aku yang salah karena sudah menghilang dan meninggalkan kamu tanpa alasan.. aku brengsek, Ra"

"Enggak! Kamu nggak seperti itu, aku tahu kamu pasti punya alasan dan nggak semuanya aku harus tahu" Adara melepaskan pelukan mereka.

"Semuanya udah berlalu, kita jangan bahas ini lagi ya? Aku nggak mau kamu terus-terusan merasa bersalah kaya gini" Arka tersenyum lagi.

Akhirnya ia merasa lega dan semuanya kembali seperti semula. Adara akan tetap bersama dengan nya, tidak ada orang lain atau siapapun, ia tidak akan membiarkan hal itu terulang kembali.

Adara menarik tangan Arka, ia ingat kalau laki-laki ini melindungi nya tadi. Tangan nya terluka karena tergores aspal demi menjaga agar gadis itu tidak terluka sedikit pun "Tangan kamu luka karena aku" Katanya namun Arka menggeleng, ia menarik tangan nya.

"Aku gapapa, ini cuma luka kecil kok"

Adara menyatukan alis "Luka kecil gimana? Ini kegores terus berdarah, kamu bilang cuma luka kecil.. sini"

Arka menurut saja, ia duduk lalu Adara sibuk mencari stok plaster di paper bag yang ia beli tadi. "Aku jadi ingat waktu pertama kita ketemu, waktu itu aku nggak sengaja nabrak kamu dan akhir nya aku jatuh cinta" Gadis itu sibuk meniup luka Arka sehabis mengoleskan obat lalu menempelkan plaster nya dengan hati-hati dan meniup lagi.

Adara tersenyum karena ia kembali mengingat saat mereka bertemu waktu itu. "Dan pada akhirnya aku juga nggak tahu kalau ternyata sekarang cowok itu malah jadi pacarku" Mereka berdua tertawa bersama-sama.

"Aku.." Arka menggantung ucapan nya.

"Hari itu banyak sekali yang terjadi, aku nggak pernah tahu kalau Ayah ku sendiri mampu untuk melakukannya.."

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang