35. Ungkapan Rahasia

54 3 0
                                    

Maaf, kali ini aku benar-benar gagal.

Arka menghela nafas pelan "Ra.."

Adara memotong "Kenapa kamu ngehindar dari aku?" Tanya nya.

Gadis itu menunjukkan isi pesan yang Arka kirim untuk nya tadi malam. Sebuah kata "maaf" hanya itu saja.

"Aku nggak mau kita jadi kaya gini. Aku nggak tahu salah apa yang aku buat sampai kamu hindarin aku dan menghilang tanpa alasan" Jelas Adara.

Arka hanya diam, ia memilih mendengarkan Adara berbicara. Bukan Adara yang salah tapi dirinya. "Aku tahu kamu punya alasan kenapa kamu diam, sebelumnya kita udah janji untuk menyelesaikan semua nya sama-sama, kan? Tapi kenapa kamu.."

Adara meneteskan air mata. Ia tak sempat melanjutkan ucapan nya. Arka yang melihatnya langsung berdiri dan hendak menyeka liquid itu namun Adara malah mundur dan menjauh.

"Ra, aku yang salah, bukan kamu"

Arka tak menyerah, ia berusaha mendekat untuk menyeka air mata Adara yang tak pantas jatuh karena diri nya. Adara tetap menjauh bahkan saat Arka menarik pergelangan tangan nya, ia melepaskan dengan kuat.

Adara pergi meninggalkan Arka tanpa sepatah kata, ia sudah tidak tahu lagi bagaimana mereka. Arka memandangi Adara dari belakang hingga gadis itu benar-benar pergi seraya menyeka sendiri air mata nya.

☆☆☆☆

Setelah pulang sekolah tadi, Arka mencoba menemui Adara untuk mengantar nya pulang tapi ia bertemu dengan Felicia dan ia bilang Adara akan pulang bersama nya. Sekarang gadis itu mulai menjauhi dirinya.

Di tempat lain, Dzai baru menerima telfon saat ingin membuka pintu mobil. Orang yang menghianati dirinya berani menelfon sendiri setelah kejadian tadi.

"Berani nya kau menelfon ku sekarang" Ucap Dzai kuat.

Terdengar suara tawa di seberang sana. "Reaksi mu cukup menarik" Ia membalas perkataan Dzai.

"Kau terdengar senang, tapi sayang nya kau lupa aku punya cukup bukti untuk membuat mu masuk ke dalam penjara"

"Ohh benarkah? Ku pikir aku juga bisa membuatmu masuk kesana karena
menipuku dengan pencapaian baik mu dengan mengorbankan putramu itu"

"Kau tahu? Aku punya beberapa bukti kejahatan yang kau lakukan pada putramu sendiri, mau ku laporkan?"

"Jangan bicara omong kosong, mari bertemu kalau kau memang jantan"

"Sayangnya, aku sedang di luar kota, tapi tenang saja karena aku pasti akan meladeni semua tindakan mu.. satu lagi, nikmati hadiah dari ku nanti"

Dzai meremas kuat handphone nya. Ia tak boleh kalah dari permainan Alex.

Sementara di rumah sudah ada Kafindra yang baru saja menerima surat yang di kirim untuk sang Ayah. Ia membaca nama pengirim nya, itu terdengar asing jadi ia berpikir kalau yang memberikan surat itu adalah rekan kerja dari ayah nya.

Ia meletakkan surat itu di meja kerja Dzai, tapi karena penasaran ia mengambil kembali amplop cokelat itu dan membuka nya di kamar.

Isi nya tidak seperti surat melainkan ukuran sebuah foto. Kafindra mengambil dari beberapa foto itu, foto pertama ada Dzai bersama dengan satu wanita di sebuah club, ada tanggal yang tercetak pada foto tersebut.

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang