43.Dealova

46 1 0
                                    

Kafindra terkejut saat ia baru saja berjalan melewati resepsionis tiba-tiba dari arah pintu masuk, beberapa suster menggiring seorang pasien yang baru saja kecelakaan. Tetapi yang lebih mengejutkan dirinya adalah dua orang di belakang sana ikut berlari mengikuti pasien itu hingga Kafindra pun juga ikut mengejar mereka ke lorong sana.

Jeano dan Daniel duduk di bangku tunggu tepat di luar ruangan. Mereka melihat Kafindra berlari ke arah di mana kedua nya berada sekarang.

"Arlan?" Ia berucap dalam hatinya.

"Arlan kenapa?" Sebut Kafindra sambil berlari menatap pintu yang tutup itu.

Daniel hanya menunduk menatap lantai, sementara Jeano berdiri.

"Dia berhasil menangkap Alex malam ini, tapi dia ngorbanin diri demi bisa menghentikan Alex yang kabur dari kita" Jeano memijat kening "Arlan memilih itu dan karena pilihan nya sekarang dia berakhir di sini juga"

Laki-laki itu kembali terduduk setelah menjelaskan semua pada Kafindra.

"Gue harus pastiin tuh orang harus di penjara selamanya!" Daniel hendak berdiri namun Jeano menahan nya.

"Diem Dan! Gue pusing sekarang!"

"Diam? Lo suruh gue diam? Karena manusia gila itu dua sahabat kita berakhir di sini, mana bisa gue diam!"

"TERUS LO MAU APA HAH?"

"MAU APA? MUKULIN DIA SAMPE MATI? GUE JUGA BISA MARAH, DAN!"

Kafindra mencoba melerai dua orang yang berdebat itu hingga akhirnya kembali diam saat Jeano tak sengaja memandang ke depan dan melihat seseorang sedang berdiri di sana.

"Lo berdua bilang apa tadi?"

Suara itu membuat Kafindra berbalik.

"Arlan kenapa?"

"Ka, maksud gue itu.." Jeda Daniel.

"Maksud lo apa?"

Arka mencabut selang infus nya dengan paksa lalu berlari dan ingin masuk ke dalam. Ketiga orang itu terlihat panik karena tindakan Arka meninggalkan tiang infus nya.

Hampir saja Arka menabrak tubuh seorang Dokter yang baru membuka pintu. Ia terkejut melihat tangan dari anak muda di hadapan nya mengeluarkan darah. "Dia enggak kenapa-napa kan, Dok?" Tanya Arka.

"Iya, pasien baik-baik saja. Kalian jangan khawatir, hanya luka kecil dan ada luka lebam namun itu akan sembuh dengan cepat" Ujar Dokter itu.

Arka tanpa memberi sepatah kata langsung memasuki ruangan. Di susul oleh Daniel, Jeano dan juga Kafindra setelah menunduk berterimakasih.

☆☆☆☆

"Kamu yakin mau pulang aja?"

Arka mengangguk seraya membantu Adara mengemas barang serta pakaian laki-laki itu untuk di bawa pulang. Setelah mengetahui semua, Arka meminta Adara untuk datang sepagi mungkin karena suatu alasan.

Gadis itu tidak merasa keberatan, ia malah datang sebelum matahari pagi tadi benar-benar terbit di atas langit.

"Kalau begitu aku pesan taksi dulu ya"

"Raa" Ia memanggil dengan lembut.

Gadis itu mendongak saat sedang mencari taksi pada handphone nya. Adara pun memandangi Arka sambil menunggu laki-laki itu berbicara.

Tanpa perintah, Adara langsung berdiri untuk memberikan pelukan hangat pada Arka lalu mengusap punggung Arka dengan selembut mungkin.

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang