08.Bandung dan Hujan

67 4 0
                                    

Matahari sudah terbit sejak tadi. Sekarang pukul 10.00 pagi. Ini sudah waktunya istirahat, seperti biasa kantin penuh dengan lautan siswa yang kelaparan. Gerombolan siswa berpencar kesana kemari, ada yang di kantin, ada yang tetap di kelas karena mereka sudah membawa bekal dari rumah, dan ada yang duduk di bangku taman sekolah.

Berbeda dengan Arka dan teman teman nya, mereka memilih untuk berkumpul di belakang sekolah daripada pilihan di atas. Ngomong-ngomong kemarin malam ketika sudah lama mereka selesai berbincang di rumah Arlan, Satu jam kemudian Arka pulang ke rumah nya, namun ia tidak menemukan keberadaan sang Ayah. Mobil Ayah nya juga tidak ada. Malas berpikir akhirnya Arka memutuskan untuk pergi ke kamar nya yang berada di lantai dua.

Mereka ber empat berkumpul di belakang sekolah. Arka duduk di salah satu bangku tunggal, Arlan juga duduk di bangku lain, Daniel juga sama sementara Jeano memilih berdiri dan bersandar pada tembok sekolah yang ada di belakang punggung nya.

"Tumben lo sekarang dateng pagi, biasanya siang mulu" Jeano bertanya pada Arka karena laki-laki itu sekarang terlihat sudah berbeda. Biasa nya Arka selalu saja datang terlambat, anak itu benar-benar tidak niat untuk sekolah.

"Iya. Tumben lo datang pagi" Arlan juga menanyakan hal yang sama pada Arka. Namun laki-laki itu tetap tidak ber ekspresi sama sekali, hanya datar.

"Gue niat aja dateng pagi biar lo semua ngga nelpon in gue lagi tiap hari" Arka membalas pertanyaan mereka. Ke tiga teman nya hanya bisa saling berpandangan.

"Lo juga udah berubah" Giliran Daniel yang bertanya. Pasal nya Arka yang dulu tidak seperti ini. Sekarang dengan perlahan Arka sudah mulai berubah.

Arka menoleh pada Daniel yang sedang memandang nya. "Apanya yang berubah? Gue masih tetap sama"

Daniel menggeleng kan kepala nya. Arka yang dulu tidak pernah tersenyum dengan orang lain, senyuman laki-laki itu hanya di perlihatkan pada mereka bertiga saja tetapi kali ini tidak lagi. Bukan hanya Daniel saja yang merasakan perbedaan Arka tapi juga Arlan dan Jeano.

"Gue juga ngerasa ada yang berbeda dari lo, Ka. Kemarin gue ngga sengaja liat lo jalan ke perpus sama cewe. Gue ngga kenal itu cewe siapa, tapi gue rasa lo udah akrab sama dia" Ya. Waktu Arka membantu gadis itu saat buku buku nya jatuh, di sana ada Arlan. Ia melihat semuanya. Lalu setelah Arka dan gadis itu mulai memasuki pintu perpustakaan Arlan pun segera pergi dari sana.

Ketika mendengar Arlan mengatakan itu, Daniel dan Jeano pun saling berpandangan mereka refleks menoleh pada Arka yang diam. Mereka juga terkejut, tapi Jeano sepertinya tahu siapa gadis yang dimaksud oleh Arlan.

"Seriusan lo, Lan?" Daniel masih tidak percaya kalau yang di ceritakan oleh Arlan adalah Arka. Mereka bertiga tahu kalau Arka tidak dekat dengan gadis manapun di sekolah ini, kecuali satu orang yaitu anak seorang pengusaha.

Arlan mengangguk. "Iya gue serius"

Mereka bertiga juga sudah tahu kalau sebelumnya Arka pernah mencintai seorang gadis pintar di sekolah lama nya tapi ia memilih untuk meninggalkan gadis itu. Semenjak itulah Arka menjadi dingin dan tidak pernah sekalipun memperlihatkan senyum nya pada orang lain selain mereka. Bahkan membantu satu gadis pun tidak pernah. Tapi kali ini terlihat berbeda sekali.

"Jadi itu bener lo?" Tanya Arka pada Arlan. Sebelum pergi Arka sempat melirik sekilas dari jendela kelas yang berada di samping mereka berdua waktu itu. Arka melihat postur tubuh Arlan dan ternyata benar orang itu adalah Arlan.

"Lo kenal sama tuh cewe?" Arlan bertanya kembali.

"Hm. Nama nya Adara" Baik Arlan, Daniel, dan Jeano terkejut. Jadi anak baru itu yang bersama Arka.

"Gue juga yang nabrak dia waktu balapan" Arka melanjutkan.

"Ohh jadi nama nya Adara? Pantes orang nya cantik banget kaya nama nya" Jeano ber wahhhhh sendiri. Memuji kecantikan Adara si anak baru.

ARKA MAVENDRA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang