Rontok

846 80 12
                                        

Hari ini Jeno dalam mode ngambek yang luar biasa parah. Diajak bicara atau disentuh sedikit saja, pasti akan mengamuk atau paling parah menangis. Alasannya sederhana, karena masalah rambut.

Dulu, saat Jeno lahir memang ada sedikit masalah tentang kerontokan rambut. Tapi untungnya dari hari kehari dibantu beberapa botol shampoo dan obat-obatan yang dibuat sendiri, masalah itu berhenti. Rambut Jeno tumbuh lebat, bahkan menjadi rambut paling lembut diantara yang lain.

Tapi, seminggu yang lalu- saat Jeno berkata dengan satu sisir berkarakter miliknya, Bubu yakin kalau kerontokan rambut Jeno kembali menyerang.

"Bubu, rambut Jeno rontok banyak,"

Bubu sempat terkejut dan memeriksa dengan mata kepalanya sendiri, kalau beberapa bagian rambut Jeno sudah berkurang.

Selama satu minggu penuh, Ayah maupun Bubu berusaha mengembalikan rambut Jeno yang lucu.

Namanya juga anak-anak, ada sekali waktu beberapa teman Jeno mengejeknya botak dan lain sebagainya. Walaupun tidak bisa dibilang botak seratus persen, tapi dibagian samping kiri rambut Jeno terlihat sudah tipis.

Untungnya, Jeno tidak ambil pusing dan membiarkan ejekan demi ejekan itu berlalu. Jeno itu tipe anak yang tidak suka keributan. Kalau kata Mark sih begini,"Tunggu saja. Kalau Jeno sudah marah sudah seperti harimau yang lapar,"

Seratus persen benar. Jeno itu jarang meladeni ejekan-ejekan atau kenakalan teman-temannya. Tapi, sekalinya keterlaluan Jeno tidak akan segan-segan. Mau itu benar atau salah, yang penting hajar saja dulu:)

Karena hujatan dari teman-teman di sekolah, Jeno murung dan berakhir mengurung diri di kamar.

Mark, Sungchan dan Beomgyu ada di ruang santai. Bubu yang kembali dari dapur merasa khawatir karena tidak melihat keberadaan Jeno.

"Kak Mark, Kak Jeno mana?,"

Mark menunjuk lantai atas, dimana kamar sulung-sulung berada,"Ada dikamar,"

Bubu mengangguk paham. Meminta Mark menjaga keduanya adiknya dan berpesan untuk tidak berebut mainan satu sama lain.

Di kamar, Jeno duduk dengan televisi yang menyala. Belum lagi air mata yang terus-menerus keluar. Isakan kecil yang menyayat hati membuat Bubu masuk.

"Jeno," panggil Bubu.

Melihat Bubu ada dihadapannya, tangis Jeno semakin deras. Tidak ada satu katapun yang keluar. Hanya suara tangis yang mengalahkan suara televisi.

Bubu mematikan televisi dan duduk disamping kasur Jeno. Jemari Bubu mengusap halus kaki-kaki Jeno.

Tangisan Jeno membuat ketiga saudara terkejut dan berlari menuju kamar sulung Jung. Ketiganya berhenti di daun pintu dan melihat dengan bibir mengerucut sedih.

"Sudah menangisnya?," Tanya Bubu setelah terdengar isakan kecil bukan lagi raungan tangis.

Jeno mengangguk, mengusap wajah yang penuh air mata dan sesekali mencoba untuk tersenyum.

"Mau Bubu peluk?," Kata Bubu sembari merentang tangan. Jeno mengangguk, memeluk erat Bubu yang dibalas tak kalah erat.

Melihat Jeno menangis, Mark membawa adiknya masuk. Ketiganya berebut pelukan hangat Jeno.

"Gyu, Gyu!! Mau peluk juga!!," Kata Beomgyu karena kalah cepat dengan Sungchan.

"Tidak boleh," ejek Sungchan.

"Kakak~ Gyu, mau," kata Beomgyu dengan nada memohon yang lucu. Karena kelucuan Beomgyu, semua yang ada disana tertawa sekaligus tersenyum bahagia.

"Gyu, sayang Kak Jeno. Nanti kita main dan nonton sama-sama ya," Kata Beomgyu sembari memberi ciuman ringan didahi Jeno yang tertutup keringat.

Setelah itu, Beomgyu turun dari kasur dan menarik satu kotak berisi DVD film anak-anak. Beomgyu memilih dengan teliti apa yang akan mereka tonton.

"Karena Kak Jeno sedih-sedih. Sekarang tonton-tonton Barbie!!!!,"

Walaupun Jeno menolak dengan keras karena dirinya laki-laki, Beomgyu tetap meminum Bubu memutarkan DVD Barbie untuknya.

Memang, sepanjang film Jeno tidak lagi sedih. Tapi, sepanjang menonton yang Jeno lakukan adalah mengkritik setiap adegan yang seperti,"Ini sangat mustahil,"

"Apa yang dia lakukan?,"

"Film ini seharusnya tidak perlu produksi lagi,"

"Apa tidak ada film yang lain?,"

"Tidak!! Selesaikan ini dulu!!," Jawab Beomgyu dengan nada tegas yang tidak bisa dibantah. Mark dan Sungchan melihat keduanya dengan camilan buah segar diwadah masing-masing.

Kalau sudah cerewet begini dan sudah bisa marah-marah, artinya Jeno sudah tidak sedih lagi. Tapi, tidak tau besok. Semoga saja kerontokannya cepat sembuh.

Walaupun rontok begini, Jeno tetap tampan kok:)

[Ini cerita sangat-sangat dipaksain]

Bener-bener ga ada ide:(

Kalian kalo ada ide mau gimana? Atau kalian bosen ga sih, cerita mereka kecil-kecil mulu? Mau anak-anak jung versi udah remaja? Atau gimana? Sarannya dipersilahkan:)

Jung Fams feat Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang