Jadi, setelah sampai dirumah. Beomgyu sempat muntah. Baru setelah itu Beomgyu tidur dengan tenang.
Jeno dan Sungchan diam-diam berdoa, agar keselamatan Beomgyu terjamin di esok harinya.
Benar saja, pagi-pagi sekali. Jeno dan Sungchan dibangunkan secara paksa. Masih dalam balutan piyama, keduanya bolak-balik dari kamar Beomgyu ke halaman belakang.
Dijam yang sama, Beomgyu bangun dalam keadaan kepala pusing dan perut mual. Dikamar mandi Beomgyu mengeluarkan sisa-sisa makanan dan minuman yang dikonsumsi kemarin.
Karena rasa pusing yang terasa amat menyakitkan, Beomgyu sampai mengotori piyama miliknya.
Mau tidak mau, Beomgyu harus mengganti piyamanya. Beomgyu terkejut saat membuka lemari pakaian miliknya. Hampir setengah bagian lemari kosong.
Beomgyu turun kebawah, memeriksa apakah ada orang dirumah. Dari halaman belakang, suara Jeno dan Sungchan terdengar.
Beomgyu datang dengan berlari, jantungnya dipacu cepat. Dari pintu transparan, Beomgyu bisa melihat beberapa baju miliknya dibuang kedalam tong dengan api yang berkobar.
"KAKAK!!!," teriak Beomgyu.
Beomgyu tidak terima baju-baju miliknya dibakar. Beomgyu merebut baju dari genggaman Jeno dan Sungchan, disalah satu kursi ada banyak baju yang lolos uji dari kata 'Kurang Bahan'.
"KENAPA BAJU-BAJU GYU DIBAKAR!!!," Kata Beomgyu dengan derai air mata.
Jeno dan Sungchan angkat tangan, biar ini menjadi tanggung jawab Kakak tertua. Lagipula, ide Mark untuk membakar baju kurang bahan Beomgyu.
"Baju ini-," Mark merebut baju yang ada ditangan Beomgyu.
Beomgyu yang tidak mau, mencoba mempertahankan bajunya,"Kakak jangan hiks,"
"Harus dibakar,"
Tapi ada daya Beomgyu, tenaganya belum pulih, ditambah rasa pusing yang menjadi-jadi.
BLAM!!!
Nyala api semakin membesar.
"Kakak jangan lagi hiks,"
Mark tidak peduli, kembali memilih baju yang sekiranya pantas dibakar.
"Kak," panggil Sungchan.
Sebenarnya, Sungchan tidak tega. Wajah Beomgyu merah karena demam. Belum lagi air mata yang terus-menerus mengalir seperti anak sungai.
"Kakak!!," Pekik Beomgyu melihat Mark dengan ringannya melempar baju-baju Beomgyu.
Mata Beomgyu melotot saat salah satu baju favoritnya menjadi kandidat baju yang harus dibakar. Beomgyu berlari dan memeluk Mark dengan kuat,"Gyu minta maaf hiks. Gyu salah, Maaf Kak- Gyu minta maaf hiks,"
Lemah sudah Mark. Diberi pelukan dengan nada putus asa seperti sekarang, Mark mana tega.
Diantara semua anak Jung, Mark tipe orang yang tidak mudah marah. Dipancing pun, Mark memilih menahan ego-nya daripada meledak-ledak dengan umpatan kasar.
Tapi, sekalinya Mark marah! Tidak ada yang bisa menahannya. Bubu saja kesulitan.
"Lepas,"
Besok menggeleng, satu tangan memelihara badan Mark dan satu tangan lagi menahan baju-baju yang akan dilempar.
"Gyu minta hik maaf hiks,"
"LEPAS!!,"
Beomgyu tersentak kaget, namun tepat kekeh dengan pendiriannya.
"Kak," kali ini Jeno, mencoba untuk mencairkan suasana.
"Gyu masuk. Diluar dingin," kata Jeno lagi.
Beomgyu menggeleng.
Tetap menolak saat Sungchan menariknya paksa,"Tidak mau!! Hiks jangan dibakar lagi!!! Kakak~,"
Pasrah sudah. Beomgyu tidak punya kuasa kalau Mark dalam mode marah. Beomgyu cuma berharap, semoga Jeno bisa mempertahankan lebih banyak baju disana.
Sungchan menemani Beomgyu dikamar. Beomgyu menangis didepan lemari baju miliknya.
Sesekali, Beomgyu mengambil beberapa potong baju untuk disembunyikan. Disimpan dikamar mandi, diatas lemari, didalam koper, dibawah kolong kasur dan masih banyak tempat lainnya.
Setelah puas, Beomgyu ikut berbaring disamping Sungchan. Setelahnya, tangis kembali deras. Sungchan menempel bye bye fever didahi Beomgyu.
"Semalam pergi kemana?,"
Seperti disetrum, Beomgyu kembali sadar.
"Tempat teman," lirih Beomgyu. Mau tidak mau Beomgyu harus jujur.
"Kak Mark marah karena kejadian semalam ya?,"
Sungchan mengangguk, menghapuskan sisa-sisa air mata diujung pipi,"Iya. Marah sekali,"
"Kalau marah ya marah saja, kenapa sampai bakar-bakar baju? Itu semua dibelikan Ayah dan Bubu. Ada juga baju hadiah ulang tahun, tapi- hiks baju favorit Gyu dibakar,"
"Kakak juga marah kalau Gyu pergi tanpa pamit,"
"Maaf,"
"Untuk masalah baju- itu ide Kak Mark. Kak Mark, Kak Jeno dan Aku tidak suka baju-baju kurang bahan seperti itu,"
"Iya Maaf,"
Sungchan memilih diam. Biar ini jadi urusan Mark dan Beomgyu.
;)
Jeno merebut baju-baju yang ada tangan Mark,"Sudah kan?,"
Mark menaikan alisnya, merasa ditantang Jeno.
"Sudah puas lihat adik Jeno nangis?,"
Mark masih diam ditempat, melihat bagaimana Jeno yang kesulitan membawa semua baju Beomgyu kembali kekamar.
Tapi sebelum Jeno masuk,"Mulai sekarang, cuma Jeno yang boleh bikin Gyu nangis. Kakak sama Sungchan dilarang!!,"
Setelah Jeno masuk, Mark terkekeh. Melihat matahari pagi dengan sisa-sisa baju Beomgyu yang habis terbakar.
"Setelah ini, aku akan jatuh miskin,"
Mau tidak mau, Mark harus mengganti baju yang dibakar. Baju yang bagus dan tentunya tidak kekurangan bahan.
Maka, sejak api ditong habis, Mark berselancar di toko-toko online. Mencari baju-baju bagus dan membelinya atas nama Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Fams feat Beomgyu
De TodoTypo bagian dari ke-estetikan:) warning : terpaksa nulis ini karena kehabisan cerita Jung Fams + Beomgyu