Diculik dan pengendali mimpi

661 23 7
                                    

Beberapa hari yang lalu, ada siswa pindahan dari Daegu. Anaknya cantik dan manis. Tingkah laku dan tutur katanya lembut. Namanya, Park In Ha. Putri dari salah satu jendral tinggi di Korea. Yang mana, dalam waktu dekat akan diangkat menjadi menteri pertahanan.

Walaupun anak jendral, In Ha termasuk orang yang tidak suka menyombongkan pekerjaan orang tuanya.

Beomgyu kagum dengan In Ha. Sedari kecil hidup berdua dengan Ayahnya. Maka dari itu, In Ha menjadi pribadi yang sangat mandiri.

Beomgyu malu, sesekali mengingat betapa manja dirinya saat sakit maupun tidak sakit. Meminta ini-itu, marah-marah dan masih banyak hal yang menurut Beomgyu tidak keren:(

"Kenapa belum pulang?,"

Saat itu, Beomgyu menunggu jemputan di halte dekat sekolah. In Ha datang dengan buku tambahan ditangan.

"Menunggu jemputan,"

In Ha mengangguk dan duduk disebelah Beomgyu.

Ngomong-ngomong, Beomgyu ada tugas kelompok, jadi pulang lebih lama dari biasanya.

"Baru mau pulang?,"

In Ha mengangguk,"Aku tertinggal banyak materi,"

Beomgyu mengangguk paham saat In Ha menunjuk buku-buku yang baru saja dipinjam dari perpustakaan.

Suasana hening, Beomgyu yang cerewet tiba-tiba bingung memulai obrolan dengan orang baru.

"Hmm, apa jemputanmu masih lama?,"

"Sepertinya iya,"

Beomgyu mengangguk.

Suasana tenang disore hari berubah menjadi gelombang besar. Saat salah satu mobil berhenti didepan halte.

"Jemputanmu?," Tanya Beomgyu.

"Bukan,"

"Ini juga bukan mobil Ayah,"

In Ha menggenggam tangan Beomgyu kuat. Dua orang berpakaian serba hitam dengan penutup wajah turun dari dalam mobil.

"Kita- harus larikan?," Cicit Beomgyu.

In Ha mengangguk,"Hitungan ketiga. Satu-,"

"Dua-," lanjut Beomgyu dengan kaki bergetar.

"Ampuni aku. Kumohon," kata In Ha dengan badan berlutut.

Mereka tidak jadi berlari.

Memilih pasrah:)

Tanpa perlawanan, Beomgyu maupun In Ha dibawa masuk kedalam mobil. Keduanya diam dengan lengan dan kaki terikat.

Beomgyu menitikkan air mata tanpa suara.

"Jangan menangis disituasi seperti ini," bisik In Ha.

"Justru disituasi seperti ini- kita harus mengambil belas kasihan mereka,"

In Ha menggeleng,"Penculik seperti mereka tidak ada rasa belas kasih,"

Beomgyu melotot,"Jadi, kita tidak bebas?,"

In Ha kembali menggeleng,"Tenang saja. Papaku pasti akan menemukan kita lebih cepat,"

Beomgyu tersenyum senang melihat satu buah benda berkedip ditangan In Ha. Beomgyu tidak tau itu apa. Yang pasti bisa menyelematkan keduanya.

"Ingat satu hal-,"

Beomgyu dan In Ha duduk berhadapan.

"Berjanjilah. Jangan beritahu nama aslimu maupun namaku,"

Jung Fams feat Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang