Epilog

2.1K 131 6
                                    

♡♡

Pemberkatan di sebuah gedung mewah itu dihadiri keluarga dan kerabat terdekat saja.

Dihadapannya kini berdiri seorang pria gagah dengan setelan jas putih serupa dengan jas yang ia kenakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dihadapannya kini berdiri seorang pria gagah dengan setelan jas putih serupa dengan jas yang ia kenakan.

Senyum keduanya tak pernah luntur dari wajah masing-masing.

Euforia kebahagian yang mereka rasakan ikut dirasakan para keluarga yang hadir.

Dengan tangan yang saling menggenggam serta kedua mata yang saling bertatap, Haechan berucap.

"Di hadapan Tuhan, Imam, orang tua dan para saksi, saya Lee Donghyuck dengan niat yang suci dan iklas memilihmu Park Renjun menjadi suami saya.
Saya berjanji untuk selalu setia, pada waktu suka dan duka, sehat dan sakit, dan pada waktu kelimpahan maupun kekurangan." Ujar Haechan dengan penuh keyakinan dan ketulusan disetiap kalimat yang ia lontarkan.

Renjun menatap Haechan yang kini tengah menatapnya dengan senyum yang tak pernah luntur sedari tadi.

"Di hadapan Tuhan, Imam, orang tua dan para saksi, saya Park Renjun dengan niat yang suci dan iklas memilihmu Lee Donghyuck menjadi suami saya.
Saya berjanji untuk selalu setia, pada waktu suka dan duka, sehat dan sakit, dan pada waktu kelimpahan maupun kekurangan." Senyum Haechan semakin mengembang ketika kalimat sakral itu terucap dengan lancar.

Suara tepuk tangan menggema di dalam gedung mewah tersebut.

Chenle berjalan mendekat, membawa sebuah nampan yang diatasnya terdapat kotak persegi transparan berisikan cincin.

Haechan segera mengambil satu cincin berukuran kecil untuk dipasangkan pada jari Renjun.

"Cantik." Ucapnya ketika cincin itu telah tersemat di jari manis sang suami.

Renjun tersenyum, kemudian ia ambil cincin dengan ukiran inisial namanya didalamnya untuk dipasangkan di jari manis suaminya.

Keduanya kembali bertatapan dan senyuman itu kembali mengembang dengan sempurna.

Riuh tepuk tangan dan sorakkan kembali menggema ketika Haechan mulai memajukan tubuhnya, mengikis jarak keduanya dan menarik pelan pinggang ramping Renjun. Kedua ranum itu bertemu, hanya sebuah kecupan namun dapat menambah rasa bahagia keduanya.

"I love you."

"I love u too mas."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Should I? [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang