29

1.7K 157 3
                                    

♡♡

"Mas,"

"Hm.."

"Mass,"

"Iyaa.."

"Masss,"

"Iyaa dek"

"Masssssssss"

"Kenapaaa sayang?"

Renjun tertawa gemas melihat reaksi Haechan.

Haechan sentil hidung Renjun pelan.
"Jail banget kamu tuh, kenapa manggil-manggil mas?"

"Emang aku gak boleh manggil mas ku sendiri?"

"Boleh sayang."

Renjun eratkan pelukannya, terlalu gemas pada tunangannya ini.

Awalnya Haechan menolak, takut jika selang infus Renjun terkena tubuhnya.

Tapi yang namanya Renjun tentu tidak akan menyerah jika kemauan nya belum terpenuhi, jadilah disini mereka sekarang.

Diatas ranjang dan saling berpelukan layaknya teletubis.

"Mas, aku mau minta maaf.."

"Minta maaf buat apa? Dari tadi bilang mau minta maaf gatau minta maaf apa."

"Kamu kayaknya marah banget sama aku, makanya aku mau minta maaf.." cicitnya pelan

Haechan lepaskan pelukannya, menangkup wajah sang tunangan.

"Mas marah sama kamu emang benar, tapi tau gak kenapa mas marah sama kamu?

Kamu bohong sama mas. Kemarin waktu mas tanya udah makan nasi gak sebelum makan pedes kamu bilang udah. Mas tanya juga kemarin makan apa aja, kamu bilang cuma makan ghost pepper noodle satu cup. Taunya apa? Kamu makannya dua cup, belum ditambah yang lainnya." Jelas Haechan yang mana membuat Renjun merasa bersalah.

"Maaf.. aku gak maksud bohong kayak gitu.."

"Dek, denger ya mas itu gak masalah kalau kamu mau makan pedes, tapi tau aturannya sayang. Beberapa hari lalu itu asam lambung kamu baru aja kumat, belum sembuh total udah langsung dihajar sama makanan pedes-pedes gitu, kamu gak kasian sama tubuhmu sendiri?"

"Iyaa maaf .."

"Mas marah sama kamu itu karna mas khawatir sayang, mas gamau kamu kenapa-kenapa. Bang Doyoung sama mamah papah kamu juga khawatir, kamu gak kasian liat mereka panik banget pas tau kamu masuk rumah sakit? Gak kasian kamu liat mamah kamu yang nahan nangis tadi didepan pintu sebelum masuk ke ruangan?"

Dahi Renjun menyerit, "kamu tau dari mana mama nahan nangis?"

"Tadi papa yang ngasih tau."

Renjun menunduk merasa bersalah.

Haechan tarik Renjun kedalam dekapannya.

"Kita semua sayang sama kamu dek, jadi kamu juga harus sayang sama dirimu sendiri ya. Maaf mas sempat nyuekin kamu tadi, mas cuma gamau ngelampiasin amarah mas sama kamu. Mas ngerasa bersalah gabisa jaga kamu dengan baik."

"Maaf mas, aku gak bakal kayak gitu lagi." Haechan kecup kepala sang terkasih.

"Iyaa dek, mas juga minta maaf yaa." Renjun mengangguk dalam dekapan Haechan.

"Mas tadi mau ke mobil ambil apa?" Renjun melonggarkan pelukannya, sedikit mendongak agar dapat melihat wajah Haechan.

"Mau ambil boneka moomin kamu, kan kamu gabisa tidur kalo gak meluk boneka itu."

"Kata siapa?"

"Kata mamah."

"Bener sih, tapi aku udah bisa tidur kok tanpa meluk boneka moomin nya."

Dahi Haechan mengerut, "Kok bisa?"

"Iyaa soalnya aku udah punya yang lain, yang bisa buat aku tidur dengan nyenyak dan nyaman."

"Apa yang lain? Setau aku cuma boneka moomin deh yang ada di kamarmu."

Renjun tersenyum, "kamu."

"Hah? Gimana dek?"

"Aku udah punya kamu, boneka beruang kesayanganku yang bisa kupeluk dan bisa meluk aku balik. Boneka beruangku yang ini hangat dan buat nyaman. Aku suka, hehe." Renjun peluk erat beruang kesayangan di hadapannya ini.

Jangan tanya gimana kondisi Haechan sekarang. Rona merah di pipi yang menjalar hingga telinganya sudah bisa menjelaskan bagaimana kondisi Haechan sekarang.

Belum lagi detak jantungnya yang berdetak dua kali lebih cepat yang sialnya dapat Renjun dengarkan sekarang membuatnya bertambah malu.

"Dek, jangan gitu perut mas diserang kupu-kupu gimana ini .." cicitnya lirih yang mana membuat Renjun tertawa kencang. :)

🪐🪐

Should I? [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang