♡♡
Minggu pagi di kediaman keluarga Park sangat teramat tenang dan damai.
Setelah sang kakak menikah, mereka memutuskan untuk tinggal terpisah dari keluarga.
Dan sisa Renjun lah yang berada di rumah.
Tidak, sebenarnya ia tinggal di apartemen miliknya sendiri, tapi berhubung sang mamah yang memintanya seminggu untuk tinggal di rumah, ia akhirnya mengalah dan tetap tinggal di rumah selama seminggu.
Renjun sendiri bekerja sebagai model dan memiliki Cafe sebagai tempat berbisnisnya.
Tok tok tok
"Renjun, mamah masuk yaa"
Sang mama alias Wendy melihat anaknya yang sedang berbaring dengan handphone di genggamannya.
"Masuk aja ma, ada apa?"
Wendy tersenyum, duduk di samping sang anak dan mengelus pelan surai lembut sang anak.
"Nanti malam, kita makan di luar ya sebelum kamu balik ke apartemen."
"Tumben banget mau makan di luar. Bertiga aja nih?"
"Gak bertiga aja sayang, nanti ada temen papa dan keluarganya juga."
Demi kerang ajaib, perut Renjun saat ini tiba-tiba mendadak mules. Pikiran anehnya seketika mengelilingi dirinya.
"Kenapa tiba-tiba makan malem sama temen papa?"
"Gak kenapa-kenapa sayang, cuma papa katanya mau sekalian reuni sama temennya yang udah lama gak jumpa."
"Oke deh kalo gitu."
Wendy tersenyum, tapi dibalik senyumnya yang teduh itu, terdapat sesuatu yang membagongkan.
"Mandi kamu, habis itu turun sarapan oke." Renjun hanya mengangguk melihat sang mama yang sudah hilang di balik pintu kamarnya.
"Ini perasaan gue doang, apa gimana ya? Apa gue gak usah pergi aja kali ya? Tapi kalo gak pergi bisa di gorok gue sama papah. Aduhhh gue mules aduh aduhh gue mual."
Setengah jamnya ia habiskan di kamar mandi nya untuk merenungi kesalahan apa yang ia perbuat hingga pagi ini perasaannya sangat kacau bagai balon yang meletus.
••
"Lama banget deh kamu, ntar kita telat kan gaenak sama temen papah."
Park Chanyeol sang papah yang baru saja melihat sang anak turun dari tangga bukannya di sapa hangat malah di omeli.
Renjun tersenyum terpaksa, "yaa namanya juga mules pah, mau di buru-buruin kan gabisa."
Dari sarapan pagi, lunch bahkan hingga malam ini, Renjun tidak bisa menghilangkan pikiran aneh di kepalanya, yang membuat ia harus bolak-balik ke toilet.
"Udah-udah kalo kalian berdebat terus malah tambah lama nanti, dah ayoo. Injun satu mobil dengan kita aja ya, nanti mobil kamu minta tolong pak Suryo aja bawa ke apartemen kamu."
Renjun hanya mengangguk dan mulai mengikuti papah dan mamahnya menuju mobil.
••
"Mana katanya kita telat, kok temen papah malah belum muncul?"
"Kena macet kali, udah kamu diem aja jangan kemana-mana ntar kamu kabur lagi."
"Ngapain kabur sih? Papah gak jelas banget." Wendy sang mama hanya bisa tersenyum pasrah melihat kelakuan sang anak dan suaminya tersebut.
"Kalian ini milih diem, atau pisau ini melayang, hm?"
Renjun dan sang papa memilih mengunci rapat mulutnya sebelum pisau itu benar-benar melayang.
🪐🪐
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I? [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ] ✔
Teen Fictionᴅɪsᴄʟᴀɪᴍᴇʀ ‼️ • [ᴄᴇʀɪᴛᴀ ʙxʙ] • [ɪɴɪ ᴄᴜᴍᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ᴋᴀʀᴀɴɢᴀɴ ᴊᴀᴅɪ ɢᴀᴜsᴀʜ ᴅɪ ʙᴀᴡᴀ ᴋᴇ ʀᴇᴀʟ ʟɪғᴇ!!] • [ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴅɪ ᴊɪᴘʟᴀᴋ ᴋᴀʀʏᴀ sᴀʏᴀ ʏᴀᴋ!] • penulisan dan bahasanya masih berantakan banget ᴀʏᴏ ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴘᴀᴅᴀ ʟᴜᴘᴀ ɴɢᴀsɪʜ ᴠᴏᴛᴇ ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ ɴʏᴀᴀ (☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞ _____ Re...