26

1.8K 171 0
                                    

♡♡

Akhirnya hari yang paling ditunggu-tunggu oleh Renjun pun tiba.

Sebab hari ini akan ia bungkam seluruh mulut manusia-manusia yang selalu mengata-ngatainya. Termasuk si tante girang, musuh abadinya.

"Dek, udah belum? Kamu gak telat apa ini?" Teriak Haechan yang sedari tadi menunggu Renjun keluar dari bilik toilet.

Tak berapa lama Renjun keluar dengan wajah yang sedikit pucat. "Mas,"

"Dek astaga, kamu gapapa? Kita kerumah sakit aja ayo." Renjun menggeleng yang mana membuat Haechan bingung.

"Kamu ini kenapa gamau? Muka udah pucat kayak gitu kok."

"Mas ih, aku mau ke acara tante Irene."

Haechan menggeleng tegas, menentang kemauan Renjun.

"Gak gaada gaada, kamu gausah macam-macam ya. Mau pingsan kamu di acara tante mu itu? Iya?" Renjun menunduk, dalam hati ia mengumpat.

Menyalahkan dirinya yang mau mau saja diberi makanan pedas dari teman sepermodelan nya waktu di studio pemotretan kemarin malam. Padahal ia tau perutnya saat itu sedang bermasalah, oh jangan lupakan omelan Jaemin yang masuk kedalam kupingnya hampir setengah jam setelah tau ia memakan makanan pedas tanpa seijin nya.

"Aku nanti telfon mama bilang kamu gabisa ikut. Sekarang ayo kita kerumah sakit."

Renjun tetap diam, tak bergerak sedikit pun. Badannya lemas, kepalanya pusing.

"Aku mau ke acara tante Irene.." cicitnya lirih yang masih bisa didengar oleh Haechan.

Haechan menghela nafasnya kesal. Tunangannya ini kenapa keras kepala sekali.

"Coba bilang sama mas kenapa kamu ngotot banget mau kesana, disaat keadaan mu udah lemes gini?"

Ragu untuk menjawab, Renjun hanya memainkan kuku jarinya, membuat Haechan kembali menahan kekesalannya.

"Renjun." Panggil Haechan tegas.

"Kalo nanti aku gak dateng, tante Jun-Geum bakalan ngata-ngatain aku lagi..." Renjun semakin menunduk, takut akan tatapan Haechan yang menajam.

"Kamu serius? Disaat kayak gini kamu masih mikirin tantemu itu? Kamu itu udah lemes loh sekarang."

"Tapi,"

"Gaada tapi-tapi, sekarang ayo kita kerumah sakit." Baru saja Haechan akan mengambil kunci mobilnya, tangan kecil Renjun menahannya

"Kalo kamu tetap maksa pergi ke acara itu, aku marah sama kamu."

Bibir Renjun mengerucut, "Aku loh belum ngomong ih,"

"Kamu nahan pasti tetap mau kekeh ke acara tante mu kan?"

"Dengerin dulu makanya jangan suka motong."

Haechan mengangguk, memberi kesempatan Renjun untuk bicara.

"Aku mau ke rumah sakit, tapi aku gakuat jalan. Gendong yaa,"

Haechan terkekeh, "gegayaan mau pergi ke acara, jalan aja lemes minta di gendong hih."

"Kalo gamau gausah! Ngeselin banget." Haechan tahan tangan Renjun ketika melihat Renjun hendak berbalik berjalan ke kamarnya.

"Iyaa ayoo mas gendong, ngambekan mulu ihh."

Atas permintaan Renjun juga, Haechan gendong dia ala koala.

"Bayi nya mas ini manja banget, tuh kamu diliatin sama mba resepsionis." Ucap Haechan ketika bertemu tatap dengan mba-mba resepsionis.

Renjun eratkan pelukannya, menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Haechan.

"Mas, jalannya cepetan aku malu."

Haechan tertawa kecil, "jangan gemes-gemes dek, mas jadi mau nyium kamu jadinya."

Renjun pukul pelan bahu Haechan, yang mana membuat Haechan semakin tertawa.

🪐🪐

Should I? [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang