37

1.2K 119 3
                                    

♡♡

"Kita mau ngapain sih kak?" Dengan cepat Renjun tutup mulut Chenle, bisa gawat kalau sampai ketahuan.

"Diem duluuu"

Chenle yang berniat untuk menginap di apartemen Renjun, harus mendadak berubah menjadi seorang mata-mata bersama Renjun tentu saja.

Ketika dalam perjalanan pulang ke apartemennya diantar oleh Haechan sore tadi, Chenle menghubungi dirinya dan mengatakan akan menginap malam ini.

Dengan kepintaran diluar galaksi, Renjun menyuruh Chenle stand by di dalam mobil.

Chenle yang tidak tau apa-apa lantas hanya menurut saja daripada kena amukan Renjun.

"Kak, serius deh kita ini lagi mau mata-matai siapa sih?" Suara Chenle terdengar begitu putus asa dan pasrah menjadi satu.

"Noh liat depan lo." Dengan cepat Chenle edarkan pandangannya.

Matanya membulat seketika, hampir saja ia teriak kalo tidak Renjun bekap lagi mulutnya.

"Bang Haechan ngapain anjir?! Itu sama siapa? Cewek?!" Renjun hanya mengangguk sambil terus memperhatikan.

"Anjir gabisa dibiarkan ini, harus kita awasin dengan mata setajam pisau mami Wen." Ucap Chenle yang kini ikut memperbaiki posisinya agar dapat melihat dengan jelas kearah Haechan.

Dua orang yang sedang Renjun dan Chenle perhatikan kini melangkahkan kakinya memasuki toko perhiasan.

Chenle dan Renjun berjalan layaknya orang biasa dan berdiri tak jauh dari toko tersebut.

Renjun dan Chenle menutup mulut begitu melihat apa yang terjadi sekarang.

Begitu mengejutkannya ketika melihat Haechan memasangkan cincin pada gadis dihadapannya itu.

"Ini apa yang gue liat salah kan kak?" Tanya Chenle dengan pandangan yang masih tertuju kearah Haechan.

Renjun hanya bisa diam, jangan sampai apa yang ada di pikirannya benar-benar terjadi.

"Kita pulang ayo." Renjun membalikkan tubuhnya meninggalkan Chenle yang masih diam ditempat.

"Ckckck manusia kok pada gak ada rasa bersyukur nya ya dapetin kak Renjun."

••

"Kak, lo apa gamau nanya dulu gitu ke bang Haechan?" Tanya Chenle.

"Gue gak siap dengan jawabannya." Ucap Renjun pelan.

Mereka kini tengah berbaring terbentang di atas ranjang milik Renjun.

"Terus sekarang lo mau gimana kak?"

"Gue gatau.." cicitnya pelan.

Chenle memiringkan tubuhnya menghadap Renjun, menatap sang kakak sepupu yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya.

"Nafas dulu kak, kasih jarak kalo emang lo ngerasa butuh itu." Chenle menepuk pelan lengan Renjun, memberinya sedikit kekuatan.

🪐🪐

Should I? [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang