•●• 🎂🐻🎂

1.6K 122 6
                                    

ᴅɪsᴄʟᴀɪᴍᴇʀ ‼️
▪︎Ini bukan cerita lanjutan▪︎

•Edisi ulang tahun mas Haechan•
__________

Haechan raba kasur disampingnya. Kosong.

Kedua matanya langsung terbuka dengan cepat, mencari keberadaan Renjun yang seingatnya masih setia ia peluk ketika dirinya tertidur.

Waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 , yang mana artinya hari sudah berganti.

Ia bawa langkah kakinya untuk berjalan kearah kamar mandi didalam kamarnya.

Tok tok tok

"Dek, kamu didalam?"

Tok tok tok

"Dek?"

Diam, bahkan suara airpun tak terdengar.

Dengan perlahan ia buka pintu kamar mandi tersebut, tak terkunci rupanya. Namun ia tak juga menemukan keberadaan sang tunangan disana.

Ia dengan cepat berjalan untuk keluar dari kamarnya, ruang tamu apartemennya gelap.

Samar-samar ia dengar suara orang berbisik dari arah dapur.

Tidak mungkin maling kan? Pikirnya.

Berjalan perlahan dengan sebuah payung panjang milik Renjun yang ia bawa untuk jaga-jaga, siapa tau saja itu benar-benar maling.

Semakin dekat dengan dapur, suara bisik-bisik itu semakin terdengar lebih jelas.

Itu suara Renjun.

Tapi dengan siapa ia berbicara, Haechan tak tau.

Langkah kakinya ia pelankan, degup jantungnya semakin berdebar. Telinganya ia tajamkan agar bisa mendengar lebih jelas suara bisik-bisik itu.

"Ihh anjir ini lilin satunya mana sihhh"

"Anjoyyy inii lilin apaan bangkee pake segala mleyot mleyot gini"

"Ini juga napa korek nya gamau nyala segala siii"

"Anjir anjir udah jam segini"

"Korek plis banget yaa, lo harus nyala"

Renjun sibuk sendiri, duduk dilantai dapur dengan kue dan beberapa perlengkapan seperti lilin dan hiasan-hiasan kue lucu yang berserakan dilantai.

Ia tak tau jika kegiatan mengocehnya sedari tadi di saksikan oleh Haechan.

Haechan sendiri langsung bernafas lega ketika tau suara bisik-bisik itu adalah suara Renjun yang sedang asik mengomel ini dan itu.

Sekuat tenaga Haechan tahan tawanya yang selalu ingin meledak ketika ia dapati Renjun yang kembali mengomel karna kurang puas dengan hasil karyanya sendiri.

Hampir lima menit bergelut dengan kue di hadapannya, Renjun akhirnya menyudahi ketika ia rasa sudah terlalu lama ia berada di dapur.

Namun apa yang ia dapati di hadapannya ketika ia berbalik badan hampir membuat seluruh organ dalam tubuhnya melayang.

"AAAAAAAAKKKKKKKK" Suara teriakan Renjun begitu kencang, beruntung apartemen milih Haechan ini kedap suara.

Kue yang ia pegang hampir jatuh ke tanah kalau saja Haechan tidak segera menangkapnya.

Jujur Haechan sendiri juga ikut kaget karna suara teriakan Renjun yang begitu kencang secara tiba-tiba.

"Yatuhan jantungku kayaknya copot, aduhh" Renjun pegang dadanya yang kini ia rasa jantungnya memompa 2x lebih cepat dari biasanya.

Haechan segera menaruh kue tersebut diatas pantry sampingnya.

"Dek, kamu gapapa? Bentar-bentar mas ambilin minum." Secepat kilat ia segelas air yang langsung diteguk habis oleh Renjun.

"Nafas pelan-pelan sayang, coba tarik nafasnya trus buang perlahan ulangi 3x."

Renjun mengikuti perkataan Haechan secara perlahan.

"Gimana udah enakan? Mau mas ambilin air lagi?" Tanya Haechan yang di jawab gelengan pelan oleh Renjun.

"Mas, ihh kenapa bangun? Aku kan mau kasih surprise ihh" Haechan tertawa, ia peluk sang tunangan dengan gemas.

"Kamu kenapa lucu mulu sih dek."

"Udah mas pelukannya, sekarang kamu tiup lilin dulu buruan." Renjun melepas pelukannya, mengambil lilin yang belum sempat tertancap pada kue.

Setelahnya ia pegang dan ia sodorkan di hadapan Haechan.

Lagu selamat ulang tahun Renjun nyanyikan, membuat Haechan tak dapat lagi menahan senyuman diwajahnya.

"Make a wish dulu jangan lupa." Haechan pejamkan matanya dan mulai memanjatkan doa serta keinginannya.

"Yeeeeeaayyy happy birthday mass Haechan." Ucap Renjun dengan segera setelah lilin itu padam.

Haechan pindahkan kue ulang tahun itu dari tangan Renjun keatas meja disampingnya.

Ia tarik pelan pinggang ramping itu dan pertemukan kedua belah bibirnya dengan bibir Renjun.

Melumatnya dengan lembut, tanpa tergesa-gesa. Menyalurkan rasa bahagia yang ia rasakan saat ini.

Haechan satukan dahi keduanya, matanya tak pernah lepas dari wajah cantik sang tunangan.
"Makasih sayang, i'm lucky to have you. Bareng sama aku terus yaa sayang."

Renjun tersenyum manis mendengarnya, "Aku juga beruntung punya kamu, kita sama-sama beruntung. Mas juga jangan tinggalin aku yaa, sama aku terus pokoknya."

"i won't leave u, i promise." Haechan kecup dahi Renjun, membuat Renjun semakin merona.

"I love u mas Haechan."

"I love u more sayang."

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


•••

FIN.🙇🏻‍♀️

Should I? [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang