♡♡
Kurang lebih sudah sekitar sepuluh menitan Wendy a.k.a mama Renjun sedang mengomeli sang anak.Ketika mendapat telfon dari Haechan, Wendy segera bergegas menuju rumah sakit, tempat sang anak dirawat.
"Kamu itu emang bandel banget, susah gitu loh di kasih tau. Udah tau kondisi perut lagi gak baik, dikasih makanan yang pedes langsung di lahap gitu aja. Sekarang yang susah sendiri siapa? Kamu kan?"
Renjun hanya bisa diam, jika dia mengeluarkan suara sedikit saja bisa habis dia.
Haechan dan Chanyeol yang menyaksikan itu juga hanya bisa diam, tak berani menyela omelan Wendy.
"Apa kata dokter tadi Chan?" Tanya Chanyeol pada Haechan yang berada di sampingnya.
"Iritasi perut pah, Renjun belum makan apa-apa sebelum makan pedes kemarin malam, jadi ya gitu. Ditambah baru beberapa hari lalu asam lambung dia kumat juga." Chanyeol menggelengkan kepalanya.
Anak bungsunya itu memang suka sekali membuat masalah.
Tak lama kemudian pintu terbuka dengan tidak elegannya, wajah sang kakak muncul dengan guratan kesal juga marah pada sang adik.
Mending gue pingsan aja gak sih ini? Muka bang doyoung mana serem banget lagi
"Kemarin gue bilang apa?" Pertanyaan pertama dari Doyoung terlontar ketika tiba didepan ranjang Renjun.
Yang di tanya diam saja, karna demi apapun marahnya mama Wendy akan kalah jika dibandingkan dengan marahnya bang Doyoung.
Mana baru beberapa hari lalu dia bertemu dengan sang abang di rumah sakit ini.
"Kalo ditanya dijawab Renjun." Renjun menoleh ke arah sang mama yang entah sejak kapan sudah berpindah tempat duduk di sofa bersama Haechan dan sang papa.
Jangan lupakan wajah senang sang mama yang seperti sudah merelakan dia di rujak oleh bang Doyoung.
Tidak akan ada yang membelanya, bahkan sang tunangan dan papanya sepertinya enggan untuk ikut campur.
Renjun menghela nafasnya pelan, mengangkat wajahnya guna untuk melihat wajah bang Doyoung.
Eh buset mukanya dah merah banget, gue pingsan aja plis pingsan donggg
"Jangan makan sembarang dulu, apalagi yang pedes dan asem-asem.." cicitnya lirih, ia kembali menundukkan kepalanya. Terlalu takut melihat wajah abangnya.
"Trus apa yang lo lakuin? Omongan gue cuma angin lalu, iya?" Renjun menggeleng.
"Gue baru aja kelar operasi , trus tiba-tiba dikasih tau sama dokter Jungwoo kalo elo dirawat disini. Lo pikir gue gak panik?" Tanya Doyoung.
Renjun diam saja, ia tau ia memang pantas untuk dimarahi saat ini.
"Makan apa lo kemarin?"
"Ghost pepper noodle.."
"Berapa bungkus?"
"2 cup.."
Ia memijat pelan pelipisnya, kepala Doyoung tiba-tiba nyeri ketika mendengar menu makan yang baru saja adiknya sebutkan.
"Sama apa?"
"Itu aja." Renjun memberanikan diri untuk menatap mata sang abang, tapi keputusannya salah.
"Lo pikir gue percaya? Sama apa lagi buruan, sebelum usus dua belas jari lo gue buat rujak."
"Seblak level 5 sama richeese level 4." Ucapnya sepelan mungkin, berharap bang Doyoung tak mendengar.
"LO MAU MATI HAH?!!" ohh ternyata salah, bang Doyoung mempunyai telinga yang cukup bagus ternyata.
Jangankan bang Doyoung, mama papa serta Haechan saja sampai tak percaya apa yang baru saja mereka dengar.
Fix gue bakal nginep di rs 1 bulan. 😊
🪐🪐
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I? [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ] ✔
Teen Fictionᴅɪsᴄʟᴀɪᴍᴇʀ ‼️ • [ᴄᴇʀɪᴛᴀ ʙxʙ] • [ɪɴɪ ᴄᴜᴍᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ ᴋᴀʀᴀɴɢᴀɴ ᴊᴀᴅɪ ɢᴀᴜsᴀʜ ᴅɪ ʙᴀᴡᴀ ᴋᴇ ʀᴇᴀʟ ʟɪғᴇ!!] • [ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴅɪ ᴊɪᴘʟᴀᴋ ᴋᴀʀʏᴀ sᴀʏᴀ ʏᴀᴋ!] • penulisan dan bahasanya masih berantakan banget ᴀʏᴏ ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴘᴀᴅᴀ ʟᴜᴘᴀ ɴɢᴀsɪʜ ᴠᴏᴛᴇ ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ ɴʏᴀᴀ (☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞ _____ Re...