22

2.1K 176 4
                                    

♡♡


Renjun yang sedang fokus pada handphone miliknya, di kaget kan dengan sebuah tangan yang melingkar di pinggang nya secara tiba-tiba.

"Mas!"

"Aku dari tadi ngajak bicara kamu malah gak nyaut-nyaut ternyata malah ditinggal aku." Haechan sandarkan dagunya pada bahu Renjun.

Menatap sang tunangan dari kaca dihadapannya.

"Ihh maaf, aku tuh tadi ngerasa ada yang ngeganjel di gigi jadinya langsung ke kamar mandi buat gosok gigi. Maaf ya." Haechan tersenyum gemas melihat Renjun yang menampilkan wajah super melas kearahnya.

"Iyaa gapapa."

"Ini kamu juga gosok gigi dulu sebelum bobo, ini baru kok tadi aku baru ambil."

Haechan lepaskan satu tangannya dari pinggang Renjun, sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk memegang sikat gigi.

Renjun yang melihat itu lantas dengan cepat menyalakan dan mengarahkan kamera handphone miliknya kearah kaca dihadapannya.

Haechan hanya tersenyum memperhatikan tunangannya itu.

"Mau diapain dek fotonya?"

"Mau di post, lucu soalnya hehe."

"Ada-ada aja kamu. Yuk bobo mas udah selesai."

Renjun mengangguk dan berjalan keluar kamar mandi menaiki kasurnya, diikuti oleh Haechan.

Renjun dan Haechan saling berhadapan dengan tangan yang saling menggenggam.

"Dek, mas senang deh hari ini."

Bibir Renjun otomatis tersenyum.

"Makasih ya, udah mau nerima mas jadi tunangan kamu."

"Renjun juga makasih sama mas, karna udah mau sayang sama Renjun."

Keduanya sama-sama tersenyum.

Renjun maupun Haechan enggan mengeluarkan suara.

Mereka hanya diam dan saling memandang dengan jemari yang masih bertautan.

Nyaman.

Dengan perlahan tangan Haechan ia bawa untuk mengelus pelan pipi berisi Renjun.

Mengusapnya dengan lembut hingga membuat Renjun tanpa sadar menutup kedua matanya.

Entah bagaimana kini fokus Haechan bukan lagi ke wajah Renjun melainkan turun ke bibir Pink itu.

"Dek.."

Dengan segenap keberanian Haechan arahkan tangannya untuk mengusap pelan bibir Renjun.

Renjun kaget, tentu.

Renjun buka kedua matanya yang mana membuat keduanya menjadi saling beradu tatap.

"Can I?"

Renjun mengerti dan paham betul maksud dari pertanyaan yang baru saja Haechan lontarkan padanya.

Maka ia pun mengangguk pelan.

Haechan dengan perlahan membawa tubuhnya lebih dekat dengan Renjun, mengikis jarak antar keduanya.

Renjun secara otomatis menutup kedua matanya ketika Haechan menangkup wajahnya pelan dan merasakan nafas hangat Haechan yang menerpa kulitnya.

Lalu tak lama kemudian,

Cup

Bibir mereka telah bertemu. Tak ada pergerakan di antara keduanya, hanya menempel dan saling menyalurkan kebahagiaan.

Sebelum mengubah kecupan menjadi lumatan, Haechan berucap pelan yang hampir seperti sebuah bisikan yang membuat Renjun tak dapat lagi menahan lengkungan senyum di bibirnya.

"I love u Renjun, i really do."

🪐🪐


bonus :

bonus :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Should I? [ʜʏᴜᴄᴋʀᴇɴ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang