Filosofi Tempe

46 11 9
                                        

"Hidup kita itu seperti sekumpulan tempe, tidak ada yang tahu."

Malika Asyifa Nirmala

Assalamu'alaikum
Happy reading, dears

***

"Dimana kakakmu, Malika?"

"Pasti di kamar, Mah."

"Ngamar mulu, dasar anak ini."

Mama segera menuju kamar Mikaila untuk dimintai tolong. Namun, langkah Mama terhenti di dekat pintu kamar yang sedikit terbuka karena mendengar suara Mikaila yang sedang bertadarus. Mama mengintip sebentar dan tersenyum simpul.

'Robbi hablii minassholihin.'

Mama mengurungkan niatnya untuk meminta tolong pada anak gadisnya.

"Ma, kok balik lagi, kak Mikailanya mana?" Gadis dengan benda pipih ditangannya celingukan mencari keberadaan Mikaila.

"Kakakmu lagi ngaji, kamu aja yuk tolongin Mama."

Malika mengerucutkan bibirnya, lekas ia bangkit dari zona nyaman dan berjalan mengekor dibelakang mamanya meski hati tidak ingin.

"Allahumma, paksakeun," decak Malika.

"Kamu ngomong apa, Nak?" Sontak mamanya berbalik arah yang membuat kedua mata Malika membola.

"Aku ngomong apa, Mah?" latah gadis itu.

"Malah balik nanya."

"Malah balik muka."

"MALIKA!"

Malika mengindari atensi mama dengan berpura-pura meraih botol kecap disampingnya seraya menunjukkan mereknya pada sang ibu.

"Ini? Ini kecap Bango, Mah. Ayo kita main masak-masak."

"Gara-gara kamu Mama jadi lupa mau ngapain ke dapur."

"Pasti mau masak 'kan, Mah? Atau bikin kue. Bentar lagi 'kan puasa dan bentar lagi kak kakak kembali ke pondok."

"Kakakmu akan kembali ke pondok, ya," lirih Mama, kini suasana berubah sendu. Keduanya terdiam membisu dengan benang kusut yang mengganggu pikiran masing-masing.

Tangan mereka sibuk menjalankan tugas masing-masing, Mama berencana membuat bolu pisang kesukaan Mikaila dan Malika akhirnya dengan senang hati membantunya.

Keluarga mendapatkan kiriman beberapa kilo ayam yang siap diolah buat acara munggahan keluarga. Paman Pathan dan bik Yun selalu mengandalkan Mama dalam hal masak memasak tanpa beri pesangon buat beli bahan-bahan yang lainnya karena dirasa Mama tak pernah kehabisan stok bumbu.

"Kamu tata adonannya pada cetakan kecil-kecil ini, mama akan ke warung sebentar." Malika menangguk.

"Coba kamu periksa apakah jahe sama kencur masih ada? Kalau tidak ada kamu suruh abangmu ke kebun sebentar."

"Masih ada, Mah."

"Coba mama liat?"

Malika menunjukkan apa yang diperintah Mama, "ada jahe doang, Mah," ujarnya.

"Ini kunyit semua, sayang."

"Salah ambil, Mah. Berarti ... ngga ada Mah, bentukannya kayak gini semua."

Tiga puluh menit kemudian, Mikaila mengakhiri aktifitas tadarus sorenya dan bergegas menengok dapur dengan niat mencari cemilan di kulkas, akan tetapi dapur yang berantakan membuat dirinya turut serta membantu Malika menyelesaikan tugasnya.

Asmara di Dinding AsramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang