Balik Kampung

41 11 0
                                    

اَحَبّكَ الَّذِى اَحْبَبْتَنِيْ لَهُ

"Semoga Allah mencintai kamu yang mencintaiku karena-Nya."

~Mikaila Asmarani Azzahra~

***

"Panggilan kepada saudari Mikaila Asmarani Azzahra agar segera menuju majlis sekarang juga, dikarenakan ada anggota keluarganya yang  menjenguk."

Bukannya senang, Mikaila malah berwajah kecut. Gadis itu mengira kalau ini adalah ulah Attar lagi, pemuda itu seringkali memberikan harapan palsu dengan menjailinya berkali-kali. Ia melibatkan towa majlis sebagai umpan agar Mikaila percaya dan menemuinya.

Tak beranjak dari tempatnya duduk, gadis itu malah tetap menikmati suasana packing dan penjemputan keluarga santri terhadap teman sekamarnya.

"Mika, anti tidak packing?" Tanya Ambar heran.

Mikaila tersenyum kecut, "laa," jawabnya datar.

"Kapan keluargamu datang? acara haflah sekolah dan pondok sudah berakhir."

"Mereka akan datang, ana harus lebih bersabar lagi," bohong Mikaila, padahal dirinya tahu betul kalau keluarga kecilnya tidak akan datang saat hari perpulangan santri.

Suara yang berasal dari towa majlis kembali memanggil nama Mikaila membuat teman-teman gadis itu mendesak Mikaila agar memenuhi panggilan itu.

"Mikaila! ada yang menjenguk!" teriak Puspa  dari luar asrama.

Mikaila tersenyum datar, "Attar yang melakukan ini, antum masih gak percaya?"

"Tapi, Attar sudah mudik, Mika," terang Anggita.

"Apa kau melihat kepergiannya?"

Anggun dan Anggita saling menatap kemudian menggelengkan kepalanya. Mikaila memutar bola mata malasnya, seakan Attar menghasut temannya ini agar ikut membuatnya kesal.

"Jangan buat ana kesal, Gita. Attar akan berpamitan sebelum pulang," Mikaila menoleh ke sembarang arah.

"Ana tadi lihat, Attar bersama keluarganya sudah pulang," Puspa yang baru bergabung menyela perbincangan mereka.

"Mereka keluargamu juga 'kan? Mengapa mereka tidak menemui atau menjemputmu juga?" Pertanyaan Anggita membuat Mikaila terhenyak.

"Mereka ... mungkin lupa, atau gak sempat saja," kata Mikaila lirih.

"Ya sudah, mungkin setiap keluarga mempunyai keunikan tersendiri. Kalau gitu ana sama Anggita pamit ya, packing selesai dan kami mau pulang sekarang. Sampai jumpa di kelas dua!" Pamit Anggun kemudian keduanya menyalami dan memeluk Mikaila serta Puspa kemudian beberapa kuncen kobong lainnya. Mikaila mencium punggung tangan ibunda kedua sepupu itu dengan ta'dhim-nya.

Usai kepergian Anggita dan Anggun yang di susul si kembar beberapa menit setelahnya, Mikaila kini tengah bersedih hati sampai ia dikagetkan dengan kehadiran orang-orang yang tak terduga. Sheema langsung pulang pasca acara haflah sekolah sehingga ia tidak sempat menyalaminya.

"Mika! Ana sama Ambar mau pergi keluar sebentar. Apa anti mau ikut? dan ... panggilan towa majlis itu ... apa anti tak mau turun?" ucap Puspa yang langsung mendapati kata "tidak" dari Mikaila. Mereka berdua langsung pergi meninggalkannya.

Asmara di Dinding AsramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang