"Jika fi'il membutuhkan fa'il untuk menyempurnakan kalam,
Maka aku adalah orang yang sangat membutuhkanmu untuk menyempurnakan hidupku."~~~
Assalamu'alaikum
Happy reading, dears.🏀🏀🏀
***
Fahmi menatap Rani dari kejauhan, tatapan penuh cinta lantas tersampaikan kepada manik indah milik Rani. Ia tak menyangka akan bertemu gadisnya menjelang pensiunan menjadi santri. Sesekali retina keduanya saling beradu, akan tetapi Rani selalu beralih dan melihat ke sembarang arah.
"Moga aja matanya kelilipan atau gimana kek, mang Fahmi zina mata mulu," Rutuk Rani dalam hati. Rupanya ia mengenali lelakinya itu, akan tetapi ia tak kuat dengan tatapannya itu.
"Ada apa, ukh. Sepertinya anti berkata sesuatu?" Pertanyaan Asma sontak membuat Rani berlonjak kaget. Dadanya berdesir hebat.
"Kamu, ngagetin aja," desah Rani. Ia terlihat salah tingkah.
"Tapi, ana ngga niat ngagetin loh ...." ujar Asma.
Rani menghela nafasnya, "Maaf," desahnya.
***
Sang akhwat pergi begitu saja, akan tetapi kabar yang ia bawa membuat denyut jantung Mikaila berdetak hebat, diiringi bola mata yang berbinar dengan senyum manis yang terpancar di wajah cantiknya. Tak lama, manik matanya berkaca, sontak ia segera menyeka air mata yang hendak berjatuhan dan meraih pusat pandangannya, gadis itu berlari mengitari koridor kelas atas hingga sampai di balkon asrama.
Mikaila tidak menyadari kalau Sheema yang kembali menemaninya sebentar kemudian pergi dan sekarang tengah sibuk menjadi raja di koperasi santri.
"Gendutin cilungnya, mang."
"Kasih bonus cilok satu tusuk lagi, mang."
"Mang, es nya jangan kebanyakan, Mikaila gak suka minuman dengan es sebanyak ini."
"Mang Subki ayolah, gercep sedikit."
Sheema menengadah ke atas, dilihatnya Mikaila sedang berlarian menuju asrama. Akhirnya ia memutuskan kembali ke asrama usai drama jual beli ini berakhir.
Sheema yang tergopoh baru kembali dari koperasi santri menatap heran gadis itu, ia sedang termenung di balkon depan asrama dan berpandang ke arah depan.
"Mikaila ...." sahut Sheema, ia memutar bola matanya dan beratensi ke sembarang arah.
Mikaila tak bergeming, ia melayangkan kaki kanannya yang diikuti kaki kirinya kemudian kembali berlarian secepat kilat. Kali ini ia menuruni anak tangga asrama putri dan pergi begitu saja.
"Hey Mikaila! Ini jajananmu!" Teriak Sheema yang hendak menyodorkan aci gulung--cilung pavoritnya. Namun sangat disayangkan, gadis itu sudah tak nampak lagi batang hidungnya.
Sheema menatap jengah tangan kanan kirinya yang dipenuhi dua kantong plastik hitam berisi makanan yang masing-masing terbungkus plastik es transparan dan teajus yang ia ikat dengan karet gelang.
"Aku makan aja deh, lagian ini belinya pake uang aku juga. Lima tusuk kali dua, cilungnya gendut-gendut, pasti bakal wareg tenan euy ...." celetuk Sheema.
Sheema duduk santai sambil menyantap cemilannya.
'Innamal a'malu binniyyati,' batinnya seraya menikmati jajanan yang diperuntukkan buat Mikaila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara di Dinding Asrama
Fanfic~Prolog~ {{Aku adalah Aku}} Mikaila Asmarani Azzahra, nama indah pemberian orang tuanya itu memiliki kepribadian yang berbeda dari teman-temannya dan lingkungan yang mayoritas penduduknya ekstrovert. Introvert girl, julukan yang tepat buat karakter...