Gadis Polos Dan Iramanya

67 8 3
                                    

Assalamualaikum, Ni Hao! Nihu comeback!

Sebelum membaca, utamakan vote dulu ya, biar ngga kelupaan. Dan, after read jangan lupa komantar terbaiknya. Krisar? boleh banget dong!

Oke dears, happy reading.

____________________________________________

Ikhlas itu setara dengan sabar, mudah mengucapkannya akan tetapi sulit memaknai dan menerapkannya dengan benar. Berbeda dengan syukur yang tidak semua orang mengingatnya dengan baik.

~Tubagus Ramadhan Ali Assyaiqoti~

Sabar dan Syukur ibarat tumpukan pakaian yang belum disetrika, kembali bekerja dan rapikan semuanya!

~Haikal Azizi~

***

'Aku ingin ikhlas tapi ngga bisa.'

Rama terus mengulangi gumaman itu dalan hati yang perlahan teriris sempurna, karena kisah asmara jin dan manusia yang bahkan belum dimulai. Ditambah ketika Al banyak bercerita tentang hal yang berbau asmara. Entah Al mendesaknya agar Rama berpikir tentang cinta yang lain, ataukah Al sendiri yang gila karena cinta. Namun, Rama sendiri belum tahu siapa yang membuat sahabatnya itu jatuh dalam pelukan asmara, apakah Mikaila? Semoga bukan separuh jiwanya.

Aamir Jinni yang tengah dimabuk asmara tak hentinya menaburkan illusi yang membuat pemuda itu terlempar dalam dua dunia dalam hitungan menit per menit. Kala raga beristirahat, jiwanya sedang melakukan rihlah ke taman alam jin yang dibuat oleh Aamir Jinni sendiri. Rama suka berkunjung ke alam jin lewat mimpinya.

***

"Jin, ana lelah, bawa ana pulang kembali ke pangkuan duniaku sendiri,"

"Sabarlah sedikit, aku belum selesai menghias taman ini dengan sihirku."

"Kau bisa melakukan ini sendiri, kan? Ini sudah berhari-hari menurut waktu di alam jin," keluh Rama.

"Kau kan manusia, dan aku baru pertama kalinya jatuh cinta pada manusia. Jadi, aku perlu banyak belajar tentang kalian. Manusia dan kemanusiaannya," tutur Aamir Jinni.

"Kau kan sudah mengenal islam dengan baik, kau jin muslim 'kan?" pertanyaan Rama seperti tengah mengintrogasi dirinya.

"Nggih, gus. Tapi kita sekarang sedang membicarakan tentang CINTA," tegas Aamir Jinni dengan penekanan kata Cinta.

Rama menghembuskan nafasnya yang gusar, lalu ia melakukan skakmat terhadap sang jin yang membuat permainan sihirnya berakhir.

"Kau tahu siapa nabi terakhir?"

"Nabi Muhammad. SAW."

"Dan ... kitab suci yang menjadi pedoman umat muslim?"

"Al-qur'an."

"Tumben pintar," Rama terkekeh.

"Tentu saja! Aku kan jin muslim!" Seru Aamir Jinni berbangga.

"Baiklah, sepertinya ada yang sedang mengguncang tubuhku, mungkin para santri akan segera membangunkanku. Aku pulang sekarang, tugasmu adalah mengumpulkan ayat-ayat cinta dalam cahaya al-qur'an atau al-hadist. Aku pamit, assalamu'alaikum."

Asmara di Dinding AsramaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang