35: Kabar

2.7K 117 28
                                    

Matahari bersinar dengan teriknya tak menyurutkan semangat kelas XII IPA 1 yang sedang dalam pelajaran penjaskes hari ini. Dengan materi basket, grup cewek vs cowok bertanding dengan sengitnya untuk mencetak poin sebanyak-banyaknya agar menjadi pemenang.

Semuanya terlihat bersenang-senang.

Termasuk Shila.

Perempuan itu berusaha keras berlari ke sana-ke mari untuk mengejar bola sesuai teriakan semangat dari teman-teman setimnya.

"Shil, ayo, Shil!"

"Jaga sebelah kanan, Shil!!"

"Shilaa, inget kalo menang kita dapet traktiran dari cowok-cowok!!"

Tapi semua itu tak berlangsung lama.

Karena tidak menyadari tali sepatunya terlepas, Shila yang sedang berlari tidak sengaja menginjak tali yang terlepas itu hingga tubuhnya terjatuh dengan sangat mengenaskan di lantai lapangan basket yang panas, disusul teriakan panik teman-teman satu timnya.

Harusnya, Shila memang mengalami lecet-lecet sedikit saja, tapi masalahnya Shila harus terjatuh dengan kaki terlipat dan kini perempuan itu meringis menahan sakit. Kakinya terasa tidak bisa digerakkan.

"Silasul lo keseleo?!!" Ririn menjadi paling panik diantara semua kasak-kusuk orang-orang yang mengerubunginya. Tapi kenapa hanya melihat tidak berniat membantu sih?!

"Woy bantuin berdiriin dong jangan liat doang!" Ririn berusaha membantu sahabatnya itu, "lo bisa berdiri nggak, Sul?"

"B-bisa.. tapi ini-"

"Lo nggak papa?"

Kasak-kusuk itu otomatis terhenti saat seorang lelaki berjongkok di hadapan Shila dengan wajah panik.

Devan langsung menyentuh pergelangan kakinya yang sakit berniat ingin memberikan pertolongan pertama hingga membuat Shila berteriak.

"Sakit, ih! Jangan dipegang!" Shila menahan tangis dan berusaha menyingkirkan tangan Devan dari kakinya.

"Devan bawa aja Shila ke UKS cepetan!!" Ririn berkata tidak sabar.

"Ayo, berdiri pelan-pelan."

Shila meraih uluran tangan Devan dan berusaha berdiri sendiri, tapi karena menurut Shila ini adalah sakit yang teramat sangat, perempuan itu menggeleng. "Sakit, tau!"

Devan langsung berjongkok memunggungi Shila.

"Ayo, ke UKS."

"H-hah?"

Devan berdecak pelan sambil menepuk punggungnya. "Katanya nggak bisa jalan?"

Shila meneguk saliva dan menoleh ke sekeliling saat semuanya menatap ke arah mereka gemas. Rumor Devan dan Shila balikan berembus begitu saja setelah seluruh drama dan kejadian yang menimpa keduanya, dan kini hubungan mereka jauh terlihat lebih baik dari sebelumnya. Untuk itu banyak yang langsung menyimpulkan mereka sudah menjalin kembali hubungan yang sempat kandas.

"Ayo, Shila. Kaki lo harus cepet diobatin."

Shila akhirnya memeluk leher Devan dari belakang.

Setelah meminta izin dari ketua kelas, Devan segera menggendong Shila menuju UKS yang terletak di lantai dua.

"Lift-nya lagi diperbaiki," kata Ririn yang tentu harus memastikan keadaan Shila baik-baik saja itu.

Tanpa perlu berpikir panjang, Devan segera membawa Shila menaiki tangga darurat dan tidak mempedulikan bagaimana lelahnya ia nanti. Shila kelabakan.

"Dev, gue bisa jalan sendiri kok."

Shila menepuk-nepuk bahu laki-laki itu yang seperti tidak membawa beban di punggungnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang