31: Ada Apa? [Flashback]

6.5K 389 9
                                    

Devan kembali mengecek arloji di tangannya sebelum menambah kecepatan motor yang ia tumpangi. Ternyata sudah hampir pukul tujuh malam. Dan ia belum sampai di rumah karena sibuk mengikuti beragam ekstrakulikuler demi menyibukkan diri.

Kepalanya langsung dipenuhi ratusan pertanyaan ketika ia sampai, di teras rumahnya terdapat beberapa koper besar. Apa Ayahnya mau pindah rumah?

Kenapa tidak memberitahunya terlebih dahulu?

Setelah memarkirkan motornya di garasi, laki-laki itu langsung memasuki rumah berniat untuk bertanya kepada asisten rumah tangganya tentang apa yang terjadi.

Tapi yang Devan dapati malah seorang wanita paruh baya yang sibuk mengangkut berbagai barang yang entah dari mana datangnya. Mendapat senyuman ramah dari wanita itu, Devan mengernyit, apa ini asisten rumah tangganya yang baru? Tapi kenapa penampilannya berbeda jauh dari art biasanya?

"Devan? Baru pulang? Mau makan?"

Mendapat pertanyaan seperti itu Devan semakin bingung. Dia ini sebenarnya siapa sih??

Awalnya Devan tidak peduli, tapi saat Ayahnya tiba-tiba datang dan merangkul bahu wanita itu dari samping, Devan terkejut bukan main. "Apa-apaan, Yah?"

"Ini Mama baru kamu, Dev."

Jangan tanya bagaimana perasaan Devan saat Ayahnya dengan enteng mengatakan kalimat itu.

Yang awalnya tidak pernah pulang ke rumah dan tiba-tiba muncul dengan wajah santai. Devan tidak diberitahu apapun terlebih dahulu, tiba-tiba Ayahnya itu membawa istri barunya ke rumah tanpa rasa segan sedikitpun? Sebenarnya Devan ini anaknya atau bukan?

Meskipun raut wajahnya masih datar, kedua tangan Devan mengepal kuat melihat wajah tak bersalah Ayahnya-oh bukan. Pria itu bukan lagi Ayah Devan semenjak satu menit yang lalu. Saat memperkenalkan istri barunya dengan sangat santai.

Devan membuang pandangannya lalu menaiki tangga masih dengan rasa marah yang menguasai hatinya. Membuka lemari lalu mengambil uang yang selama ini ditabungnya hasil dari hadiah berbagai macam lomba yang ia, ikuti selama ini. Devan melempar tas sekolahnya asal. Ia harus pergi dari rumah sialan ini tanpa membawa satupun aset yang Ayahnya berikan.

Devan tidak tahu, masih harus menyebut tempat ini sebagai rumahnya atau tidak. Karena saat memasukinya, bukan rasa aman yang didapat melainkan rasa marah ketika teringat perlakuan Ayahnya yang sangat tidak punya perasaan.

"Devan, kamu harusnya salam sama Mama Nita bukan main pergi gitu aja!"

"Dia bukan Mama aku." sahut Devan datar lalu melenggang keluar kamar begitu saja.

"Sejak kapan kamu jadi nggak sopan kayak gini?!"

"Apa pedulinya Ayah mau aku nggak sopan, merokok, narkoba? Nggak usah sok peduli."

Seketika Fian langsung melayangkan tamparan keras, sangat keras hingga terdengar begitu nyaring hingga membuat Nita yang berdiri tak jauh dari sana memekik kaget.

Devan bisa merasakan sudut kiri bibirnya mengeluarkan darah. "Kenapa Ayah marah? Bukannya selama ini Ayah emang nggak peduli sama aku?"

"Nggak peduli?! Terus semua fasilitas yang Ayah berikan selama ini itu apa?! Yang ngasih kamu uang selama ini siapa?!"

"Ayah pikir kasih sayang orangtua itu cuma sekedar ngasih uang?"

Dear My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang