Sesuai judulnya, ini part flashback saat Devan-Shila saat pertama kali ketemu :)
***
Devanno Alfian. Lelaki dingin melebihi kutub utara dan berwajah tampan, yang langsung menjadi incaran para Kakak kelas perempuan bahkan saat dirinya baru masuk hari pertama Masa Orientasi Siswa. Ia juga menjadi bulan-bulanan Kakak kelas laki-laki karena sudah membuat gempar satu sekolah.
Tak lupa satu cowok yang selalu bersama Devan tetapi memiliki sifat yang sangat bertolak belakang dengannya, Aldan Nathaniel. Yang sudah menjadi sahabatnya sejak Sekolah Dasar.
Siang itu ia berjalan seorang diri di koridor sekolah menuju lapangan basket. Saat melewati para gadis, jujur saja Devan sangat risih mendapat tatapan dan sapaan dari mereka. Devan hanya membalasnya dengan tatapan datar —lebih tepatnya tatapan risih. Tapi hal itu malah membuat mereka semakin histeris.
Padahal, saat SMP dulu, Devan merasa hidupnya masih aman dan damai. Hanya terkenal di kalangan para guru. Karena Aldan-lah yang menjadi murid populer kala itu.
Tak sengaja ia menabrak seorang perempuan. Atau memang —perempuan itu sengaja menabrakkan dirinya pada Devan.
"Aduh, maaf, ya. Nggak sengaja."
Tidak ada niatan sama sekali bagi Devan untuk menjawab perempuan aneh yang selalu mendekatinya selama seminggu terakhir ini. Devan tidak suka melihat seorang perempuan yang agresif mendekati lawan jenis untuk mencari perhatian.
Ia berlalu begitu saja. Tapi seseorang yang ia lupa siapa namanya itu terus mengikutinya.
"Mau apa?" tanya Devan, dingin.
Devan mengenal perempuan ini meskipun lupa namanya, karena mereka satu kelompok selama MOS.
"Gue pengen ngajak lo—"
"Gue sibuk."
Satu lagi yang Devan tidak suka. Dia seolah sudah sangat mengenalnya, padahal mengobrol pun tidak pernah.
Devan kembali berjalan pada tujuan awalnya. Yaitu lapangan basket atas permintaan Kakak kelas lelakinya untuk menemui mereka di sana.
Melihat tak sedikit orang yang berkumpul di lapangan, Devan mengernyit heran. Untuk apa para Kakak kelas itu memanggilnya?
Dug
Laki-laki itu terkejut ketika tiba-tiba ada seorang perempuan jatuh tersungkur tepat di kakinya.
Hanya menatap sekilas pada si perempuan yang juga menatapnya dengan tatapan kesal.
Tidak peduli, Devan kembali melanjutkan langkahnya. Tanpa berniat menolong sedikitpun.
"Wah ini nih yang kita tunggu akhirnya dateng juga!" teriak seorang lelaki tinggi hitam manis, yang Devan ingat bernama Arda.
"Ada apa, Kak manggil gue?" tanya Devan berusaha sesopan mungkin. Meskipun nada dinginnya memang tidak bisa ia rubah.
"Aduh, jangan Kak dong manggilnya. Berasa cewek gue. Panggil Arda aja."
"Gue denger lo jago main basket? Mau tanding?" kini lelaki tinggi tampan —si ketua tim basket sekolah yang buka suara. Dialah Rendy Keeandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Ex
Teen Fiction"Salah sendiri ngangenin. Ayo balikan. Harus mau! Gue nggak mau kehilangan lo lagi.." -Devanno A ________ Putusnya hubungan tanpa alasan yang jelas membuat Shila diam-diam masih menyimpan rasa pada Devan, sang mantan yang pernah ia tangisi selama se...