5: Salahkah?

21.6K 1.2K 40
                                    

Cinta itu tidak pernah salah.
Hanya saja sang hati yang terlalu egois, selalu ingin memiliki.

-o0o-

Semenjak kedatangan dua manusia yang tiba-tiba menghilang tanpa pamit, mereka yang semula heboh seketika terdiam. Menatap Shila dan Devan seolah mereka adalah tersangka yang akan disidang sebentar lagi.

Shila jadi canggung. Sedangkan Devan masih datar seperti biasa. Laki-laki itu duduk di sofa membaur dengan yang lain dengan sangat santai, seperti tidak menyadari tatapan menuntut penjelasan dari semua orang yang ada disini.

"Dedek Sisil dari mana?" tanya Arda penasaran. Bisa dibilang dia adalah orang yang paling cerewet bertanya kemana Shila dan Devan setelah Aldan.

"Cuma beli es krim ke minimarket depan," jawab Shila jujur.

"Lama banget dah. Perasaan deket doang tu minimarket. Mampir kemana kelen?!" Eza menatap Devan penuh curiga.

"Sewot aja jomblo. Biarin lah mereka mau kemana."

Rendy lagi-lagi membela Shila dengan jawabannya yang terceplos begitu saja.

Seperti saat tadi sore Rendy tiba-tiba membuat alibi pada Aldan yang mengajak Shila nonton. Padahal jelas-jelas ada Devan disitu. Rendy tertawa keras dalam hati melihat ekspresi bingung Shila seperti pacar yang berselingkuh secara terang-terangan.

Kini sulung Gavin itu sudah berdiri memakai jaketnya dan bersiap pergi. "Gue pulang duluan ya."

"Lah, buru-buru amat?!"

"Udah malem, Shila kalo ngantuk nangis nanti."

Karena perkataan Rendy benar seratus persen, jadi Shila biasa saja mendengarnya.

"Yodah, ati-ati di jalan ya, Dedek Sisil.." Arda melambaikan tangannya dan dibalas senyuman manis oleh Shila.

Sepeninggal Rendy dan Shila, Arda langsung menepuk-nepuk dadanya penuh drama, "Jantung gue ya Allah. Emaak tolong Arda, Mak. Arda suka sama cewek tapi ceweknya suka sama orang lain! Sama temen sendiri lagi."

Sudah jelas Arda menyindir Devan. Tapi karena pada dasarnya Devan sangat tidak peka, jadi cowok itu hanya diam. "VAN! YA ALLAH GUA NYINDIR LO MASAK NGGAK PEKA?!"

Devan mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa gue?"

"Ya 'kan lo mantannya Sisil!! Ya allah berikan Arda kesabaran ya allah.." Arda kembali menepuk-nepuk dadanya, Gio yang melihatnya langsung menendang Arda tanpa perasaan sedikitpun.

"Iya, Van. Gue mau nanya dah. Lu kenapa bisa putus sama Shila? Emang dia kurang apa? Kalo gue jadi lo sih, nggak akan pernah gue lepas sampe nikah."

"Apa Shila yang minta putus?" kini Eza yang bertanya.

Bukan hanya Gio yang menatap Devan penuh harapan agar cowok itu mau jujur. Arda dan Eza juga ikut penasaran.

Tapi nihil, Devan malah bangkit dari duduknya. "Gue balik."

"Eh lu belum jawab!" Eza berusaha menghalang-halangi langkah cowok itu dan tetap saja Devan bisa lolos.

Dear My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang