Selama seminggu menjalani ujian semester dengan mode 'mencoba melepaskan', Devan bisa menyimpulkan bahwa kali ini adalah ujian terberatnya. Otaknya terus memikirkan Shila, Shila dan Shila.
Padahal perempuan itu terlihat menjalani hari seperti biasanya. Tertawa lepas bersama Ririn tanpa beban. Berbeda dengan Devan yang mati-matian mencoba untuk menjaga jarak. Tak lupa rasa bersalahnya karena tidak bisa membantu Shila belajar.
Ingin rasanya Devan mencoba tidak peduli dengan siapapun, dan langsung berlari memeluk Shila dan mengatakan sejuta kata maaf. Tapi nyatanya itu terasa benar-benar sangat sulit. Devan terlalu memikirkan kata-kata Aldan.
Seperti sekarang ini.
Devan tengah berdiam di bangku taman sekolah sembari mengamati Shila yang sedang ngobrol asik dengan Rendy dan teman-temannya tak jauh dari tempat ia duduk.
Lihatlah tawa lepas Shila yang terlihat sangat menggemaskan. Menjadi satu-satunya alasan Devan untuk tersenyum.
Sungguh, ini adalah bagian yang paling Devan takutkan. Shila bisa melupakannya dan akhirnya.. ia benar-benar kehilangan seseorang yang telah ambil bagian dalam separuh hembusan nafasnya.
Tanpa Shila, mungkin Devan tidak akan berada di sini.
Mungkin, telah bertemu ibunya sekarang?
Ponselnya tiba-tiba berdering. Ibu jarinya bergerak untuk mengusap layar tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun.
"Devan gue ada kabar gembira nih," ujar seseorang dari sebrang sana yang tak lain adalah Rendy.
"Apa?"
"Sini dong ke taman ikut kita kumpul. Ngobrol secara langsung."
"Iya."
Sambungan telpon terputus bertepatan dengan kaki jenjangnya yang mulai melangkah. Sudah dari tadi mengamati kerumunan orang ini, Devan baru sadar bahwa, tidak ada Aldan.
Shila dan Ririn juga sudah pergi.
"Ada apa, Ren?" tanya Devan langsung.
Arda menunjuk tempat kosong di sampingnya. Menyuruh Devan untuk ikut duduk dengan hanya beralaskan rumput taman.
"Buat ngerayain kemenangan kita kemaren, kita mau ke pantai nih," kata Rendy memulai penjelasan.
"Kita kan semester dua juga udah keluar nih dari ekskul. Jadi kayak kumpul-kumpul barengnya kita yang terakhir," imbuh Eza yang masih fokus dengan ponselnya.
"Lu ikut, kan?! Ikut dong! Awas aja kalo kagak!" peringat Rendy.
Devan tentu tidak bisa langsung menjawab. Akan ada banyak kemungkinan jika ia ikut. Salah satunya.. Devan akan bertemu Aldan. Dan itu pasti menjadi momen yang sangat..
***
Akhirnya Shila bisa bernafas lega setelah berhasil menyelesaikan ujian semester selama seminggu ini dengan sistem SKS. Ya, Sistem Kebut Semalam.
Shila sudah tidak peduli lagi bagaimana nilainya nanti dan mendapat hukuman dari Bu Siska. Karena dia sudah mengetahui alasan mengapa beliau terus menjadinya sasaran kemarahan. Dan itu bisa menjadi senjata Shila jika Bu Siska mengomelinya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Ex
Teen Fiction"Salah sendiri ngangenin. Ayo balikan. Harus mau! Gue nggak mau kehilangan lo lagi.." -Devanno A ________ Putusnya hubungan tanpa alasan yang jelas membuat Shila diam-diam masih menyimpan rasa pada Devan, sang mantan yang pernah ia tangisi selama se...