"Lo pasti kepo, kan siapa cewek yang sama Devan kemaren?"
Shila menghentikan kegiatan makannya. Menatap Aldan dengan tatapan tak terbaca, lalu menggeleng pasti. Dalam hatinya Shila sangat kepo, tapi.. gengsi untuk mengakuinya. Perempuan itu langsung menyeruput teh esnya sok tidak tertarik dengan topik pembicaraan—
"Dia adeknya Devan."
"Uhuk uhuk uhuk!" Shila keselek. Melotot tidak percaya.
"Apaa?!"
"Katanya nggak kepo, kok sampe kaget gitu."
"E-enggak, reflek aja, gue mah nggak kepo," sahut Shila setelah batuknya reda. Kalau saja tidak gengsi-gengsian, Shila sudah mewancarai Aldan habis-habisan.
Emangnya.. Devan punya Adik?
**
Suasana kantin hari ini sangat riuh seperti biasa. Teriakan orang-orang yang mengantri sangat mendominasi di sini. Ada yang benar-benar makan, ada yang hanya numpang wifi, ada juga yang sekedar duduk memenuhi meja kursi membuat sebagian orang tak kebagian tempat untuk makan.
Termasuk Shila dan Ririn.
Mereka tidak mendapat tempat duduk. Setelah menoleh kanan-kiri selama beberapa saat, Ririn mengajak Shila ke sebuah meja yang terlihat masih kosong untuk dua orang.
Rombongan Adik kelas.
Mereka menatap kaget siapa yang duduk di dekat mereka. Ashila, cewek beruntung yang pernah menjadi pacar kak Devanno idola mereka.
Tak kalah kagetnya, Shila melihat si perempuan itu diantara rombongan Adik kelas ini. Dan kini benar-benar duduk di hadapannya. Shila berusaha acuh, dan memakan makanannya dengan khidmat. Sampai akhirnya para Adik kelas itu sendiri yang mengganggu kekhidmatan Shila saat makan.
"Kakak.. Kak Ashila, kan? Mantannya Kak Devan?" tanya salah satu dari mereka.
"Nggak usah kepo urusan orang!" Bukan Shila yang menjawab, tapi Ririn. Mereka seketika kicep dan tidak bertanya-tanya lagi.
Tak lama, banyak kakak kelas ataupun teman seangkatan Shila yang menghampiri meja ini. Menanyai perempuan berambut pendek itu tentang Devan. Dia terlihat takut untuk menjawab.
"Lo cewek yang pernah dibonceng Devan itu, kan?! Lo siapanya dia?" tanya seorang Kakak kelas penasaran.
"A-aku.. cuma numpang aja, Kak. Bukan siapa-siapanya Kak Devan."
"Enak banget ya lo. Perasaan dari dulu gue mau numpang Devan ditolak terus."
Kira-kira seperti itulah pertanyaan para gadis-gadis yang singgah kesini. Membuat dia dan teman-temannya langsung meninggalkan kantin.
"Udah pergi aja dia. Padahal gue juga mau nanya," ujar Ririn, "lo emang nggak kepo apa sama dia?"
"Sebenernya, kata Aldan.. dia Adeknya Devan—"
"ADE— mmpph.." Buru-buru Shila menutup mulut Ririn menggunakan tangannya. Bisa gawat kalau ada yang dengar.
"Rin bisa nggak dengerin dulu?!"
"Iya sori. Cepetan cerita!"
"Tapi setau gue Dev nggak punya Adek, Rin.." sambung Shila pelan.
"Maksud lo Aldan bohong?"
Shila mengangguk ragu. "Tapi kemaren.. gue ngeliat dia di rumah Devan masa?"
"Hah? Lo ngapain ke rumah Devan anjer?!"
Ririn lebih terkejut lagi dengan Shila yang tiba-tiba berada di rumah Devan daripada fakta itu.
Goblok. Shila salah bicara. Terpaksa dia harus menceritakan segalanya pada Ririn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Ex
Ficțiune adolescenți"Salah sendiri ngangenin. Ayo balikan. Harus mau! Gue nggak mau kehilangan lo lagi.." -Devanno A ________ Putusnya hubungan tanpa alasan yang jelas membuat Shila diam-diam masih menyimpan rasa pada Devan, sang mantan yang pernah ia tangisi selama se...