Chapter 1: Invitation

7.4K 460 49
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

"TIDAK MAU!!!"

Tahu kalau Pete akan menolak, Porsche langsung memeluk sahabatnya itu. Membawa Pete dengan paksa dan mendudukkannya di kursi. Pete jelas kalah di body sehingga dia tak bisa memberontak.

SRET!

"Sialan, Porsche! Kau mengikatku." Pete tak tahu darimana bisa pikiran gila Porsche ini muncul.

Sudah menculik Pete saat pulang sekolah. Membawa dirinya ke rumah mewah Porsche ini hanya untuk diikat di dalam kamarnya. Pete belum makan setelah pulang kuliah, dan bahkan sehabis ini dia ada kerja part time di kafe.

Lalu sahabat sialannya ini mendadak mengajaknya bicara sambil diikat-ikat begini. Coba diajak bicara sambil makan, Pete pasti menerima dengan lapang dada.

"Gantikan aku, Pete. Untuk acara ini saja," pinta Porsche yang langsung dibalas gelengan tegas oleh pete.

"Kau mau ayahmu marah lagi? Lagipula belum tentu kan kau dijodohkan." Pete betah-betahnya mengomel sekarang.

Porsche menggelengkan kepalanya, "Kalau pun tak dijodohkan, pasti Pa akan menyuruhku dekat dengan salah satu alpha di sana."

Sialan, Pete tak bisa menahan matanya untuk memutar. Dia heran sungguh!

"Kau kan omega, makanya disuruh menikah dengan alpha." Pete lelah sekali harus menjelaskan ini.

Wajah Porsche langsung cemberut. Dia menggelengkan kepalanya. "Aku masih ingin meniduri Nong Rin, Pete!"

Dasar hidung belang.

Takdir membawa Porsche untuk terlahir sebagai omega. Walau sebenarnya spesifikasi Porsche lebih ke alpha, dia terbilang dominan. Player juga! Tak terhitung beberapa kali Pete sebagai teman yang baik menjemput Porsche dari kamar hotel sehabis dia meniduri wanita di sana.

Masih untung itu, kadang Pete yang harus membelikan baju untuk para wanita itu agar pulang dengan lebih sopan. Kalau porsche hanya tahunya menabur benih. Pete juga kadang membekali Porsche dengan pengaman karena tak mau temannya ini terjangkit penyakit.

Berteman dengan Porsche ini sungguh membuat mata suci Pete ternodai!

"Porsche, kalau Pa mu tahu, aku juga akan kena hukum," ucap Pete lelah. Dia sudah tak mau berteriak-teriak.

Orang seperti Porsche ini harusnya dipasangi toa di telinganya, supaya ucapannya lebih bisa masuk di indera pendengarnya. Masak iya Pete disuruh menggantikan Porsche datang ke pesta? Di mana Pete membuat otot-otot dan kulit eksotis macam Porsche ini?

Cinderella Pete Story | VegasPeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang