SRET
BRAK!
Pria kecil itu terkejut ketika pintu rumahnya terbuka. Rumah mereka jelas bukan rumah besar dengan pintu yang kokoh, sehingga ia bisa melihat kulit pintu rumah mereka yang mengelupas karena terhempas. Sebenarnya bukan untuk pertama kalinya, karena ini sering terjadi.
"Ibu ..." pria kecil itu memanggil sosok wanita dengan pakaian sederhana. Wanita itu masuk dengan mata sembab, seperti habis menangis.
Pakaiannya terlihat berantakan, belum lagi dengan raut wajahnya yang khawatir. Terutama saat ia melihat putranya yang masih dengan seragam sekolahnya. Melihat wajah putranya, sekaligus aib-nya, wanita itu mendekati si pria kecil.
GRAK!
"Awh ... Ibu, sakit. Tangan Pete sakit!" Adu anak itu saat tangannya direnggut keras oleh ibunya sendiri.
SRET!
"Dengar ibu, Pete! Kau ... Jangan pernah percaya pada orang-orang di sana."
Apa yang terjadi? Pete menatap Ibunya dengan bingung.
Terutama saat wanita itu mengambil tas ransel besar yang terletak di atas lemari mereka. Di sana wanita itu memasukkan pakaian milik Pete, terbilang cukup banyak. Bahkan nyaris semuanya.
Lalu wanita itu meraih tas sekolah Pete yang tergeletak di atas meja. Di sana ia memasukkan buku-buku dan semua keperluan sekolah Pete. Dengan semua itu, tatapan wanita terus menjadi hampa.
Terkadang Ibunya terlihat tertawa pelan, seolah dirinya senang.
"Ibu, kita mau ke mana?" tanya Pete yang mengekori ibunya.
Wanita itu tak kunjung menjawabnya. Sampai Pete harus terus mengikutinya seperti anak ayam, dan ibunya malah menabrak Pete. Hingga anak kecil itu terduduk di atas lantai rumah mereka.
Pete bisa melihat wanita itu seperti menahan dirinya, mungkin tak mau membentak Pete. Sebelum ia menarik Pete untuk berdiri dan wanita itu berlutut di depan Pete. Dan benar saja ibunya menangis.
"Bukan kita, Pete. Hanya kau saja ..."
Pete kecil menatap ibunya tak mengerti, "Pete tak mau, Ibu. Mau ikut Ibu."
Memangnya Pete mau pergi ke mana?
Pete meraih lengan ibunya, tetapi wanita itu mencengkeram bahu kecil Pete. Sebelum wanita itu mengeluarkan semprotan kecil, dia menyemprotkannya ke leher Pete kecilnya. Tak perduli jika tingkahnya akan membuat Pete ketakutan. Namun wanita itu tak menyukai hasil tes second gender Pete di sekolah!
Kenapa harus sama sepertinya?!
"Ibu, hentikan ..." pinta Pete sambil berusaha menghentikan Ibunya. Masalah cairan itu juga mengenai wajah dan mulut Pete, terasa seperti air yang tawar dan berbau tak nyaman.
Pete tak suka!
"Diam, Pete! Kau jangan jadi anak nakal. Kau ..." ucapan wanita itu melemah saat menatap mata pria kecilnya.
Air matanya terus berlinang. Anak ini sama sekali tak ia harapkan keberadaannya. Harusnya dia bahagia saat anak ini pergi darinya.
"Kau hanya beban untukku, Pete. Keluarga kaya itu hanya perlu darah daging mereka, ..." Dengan kata lain, untuk membersihkan nama baik mereka, wanita itu tak diperlukan.
Lain halnya dengan Pete Phongsakorn, anak itu salah satu putra dari pengusaha terkenal. Meski asal-usulnya agak buruk, tetapi tetua keluarga Saengtham tahu tentang Pete. Mereka mencegah wanita itu memanfaatkan Pete nantinya untuk mengeruk uang mereka, pete dipisahkan dengan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Pete Story | VegasPete
RandomPete kehilangan sebelah sepatunya dalam sebuah pesta. Ia melarikan dirinya karena nyaris ketahuan menyamar, padahal dia hanya disuruh menggantikan Porsche. Sehingga membuat seorang alpha nyaris menciumnya malam itu. Sialan memang! Sampai di mana b...