Chapter 38: He Was Born

2.9K 334 97
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

Berapa tahun untuk menghilangkan luka itu?

Bagi Vegas itu cukup berlalu begitu saja. Hingga dia sendiri tak ingat betapa sakitnya saat itu. Semua berjalan seolah dunia masih akan baik-baik saja. Begitu terus dan begitu terus, tanpa kau sadari setiap harinya seseorang pergi dari hidup orang lain.

Meski Vegas kala itu menangis cukup banyak hari itu, kini dia sendiri lupa bagaimana tangisannya. Yang ia tahu dirinya tak mau kembali ke masa menyedihkan itu.

Yah, masa itu.

Tiga tahun yang lalu ... Vegas pernah menangis sangat keras, and it was terrible to go through.

Mansion Vegas cenderung sepi hari ini. Vegas mengedarkan pandangannya seolah kerinduan. Ingat suara cerewet yang gemar menciptakan keramaian di sana.

Helaan napas Vegas terdengar.

"Kalau kau hanya ingin menghela napas sekarang, lebih baik kita sudahi saja pekerjaan hari ini," ucap Anakinn yang mengalah.

Karena satu dan lain hal Vegas tak bisa pergi ke kantor hari ini. Sehingga Anakinn yang datang hari ini ke rumah Vegas. Bahkan dia membawa Fort juga karena Porsche sedang pergi.

"Kau tahu aku harus menyelesaikannya hari ini." Vegas memandangi bunga lily yang diletakkan di vas bunga di ruang kerjanya.

You know. I miss you, Pete. Tapi kau tak ada di sini.

Vegas tak punya banyak ketertarikan pada bunga. Ia hanya menganggap jika bunga adalah hiasan dari kecantikan. Namun semua hal yang terjadi tiga tahun lalu membuat Vegas bersikap melankolis dan menyedihkan setiap kali ia melihat bunga.

Lalu, dia meletakkan bunga di kamarnya. Gemar sekali ingatan masa lampau ingin datang dan menguras air mata.

SRET!

"Ku rasa kau benar-benar tak fokus," sindir Anakinn yang menandatangani lembar kerjanya.

Beruntung meski Vegas terlihat melamun, tetapi Vegas agak jenius. Dia bisa berpikir sambil tangannya bekerja banyak hal. Bahkan Vegas bisa bermain game sambil bekerja, Kinn tak tahu apa dia harus bangga atau marah pada Vegas.

"Apa karena Venice?"

Tangan Vegas yang menggulir layar ponsel terhenti ketika Vegas menyebut nama putranya. Yah, putranya ...

Kinn menghela napasnya. "Dia hanya anak kecil, Vegas. Venice sejatinya tak mengerti apapun yang dialami orangtuanya."

Tentu saja.

Anak itu, Venice Pongsakorn Theerapanyakul.

Dia membawa nama depan Pete dan nama belakang Vegas. Vegas tak tahu berapa tingkat kedekatan mereka, tetapi hari ini dia membuat Venice menangis. Anak itu berlari pagi-pagi sekali untuk mengambil telpon, dan Vegas menegurnya untuk tidak menjadi nakal.

Cinderella Pete Story | VegasPeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang