Chapter 11: Encouraging Speech

3.8K 390 25
                                    

"Apakah tidak ada ide kalian yang berguna? Sampah begini mau kau jual ke konsumen?"

Selama Pete magang di Polly Pastel, Pete mengenal Big sebagai menejer yang lembut dan baik. Sehingga ia agak terkejut juga saat Big berbicara sinis di pertemuan ini. Walau Pete sendiri sudah mempersiapkan materinya, dan tahu bagaimana beratnya dunia kerja, tetapi rasa tak terbiasa tentunya ada.

Yah, kalau masih baru sapi di kejauhan pun terlihat seperti tikus! Maka kuncinya harus mendekat untuk terus mengamati apa yang dilihat dari kejauhan.

Bagaimana pun sekarang mereka mendekati akhir tahun. Polly Pastel setiap momen seperti itu akan mengeluarkan produk baru serta display produk mereka. Baik di toko mau pun di cabang Polly Pastel yang lainnya. Bahkan di sosial media juga.

Sehingga satu bulan sebelum memasuki bulan desember, semuanya harus siap*.

*anggap aja masih november yakk 🤣

Meski begitu jelas apa yang mereka tampilkan tak bisa sembarang saja, atau hanya seperti menampilkan produk lama. Mereka mementingkan kualitas dibandingkan kuantitas, sehingga Polly Pastel tidak begitu terfokus berapa jumlah pembuatannya. Yang ada mereka berpikir bagaimana menarik minat pelanggan dengan hanya melihat produk Polly Pastel dari majalah atau media sosial.

Pete terlihat agak berdebar, apalagi dia juga diminta Big untuk menyiapkan ide. Kalau buruk pasti Big akan semakin keluar tanduknya. Salah juga Pete meremehkan pekerjaan ini, coba tahu dia tak menggambar asal apalagi idenya terkesan kekanakan.

Beberapa hari lagi Pete akan ikut dalam pertemuan penting di pekerja Polly Pastel, dan setiap bagian sebisa mungkin memberi ide. Itulah mengapa hari ini Pete juga ikut dalam diskusi ini. Sebelum bertemu dengan para klien, Big dan Tankhun harus tahu ide-ide bawahannya di toko pusat. Supaya kesannya tidak memalukan begitu!

Ada beberapa pekerja yang memberikan pendapat mereka, dan pete merasa jika ide mereka jauh lebih baik.

Tankhun berdecak sambil menggaruk kepalanya sebal. Dia sepertinya pusing melihat gambar-gambar dan rancangan di depannya. "Bisa tidak kalau kita hanya memasang pohon natal dan petasan di depan toko?"

Yang benar saja? Tankhun ingin membuat keributan kalau memasang petasan di toko mereka?

Lagipula apa yang bisa diharapkan dari Tankhun. Itulah kenapa dia menjadi bos, dan hanya bawahannya yang bekerja. Sejak tadi Tankhun malah asik mengikis kukunya, untuk dipakaikan cat kuku berwarna merah. Katanya untuk menyambut natal.

Bahkan terkadang mengajak bicara pete, padahal si pete sendiri berkedip-kedip supaya Tankhun paham. Ini mereka sedang rapat loh!

Tankhun sih enak dia bos, kalau Pete ... Dia bisa kena semprot dengan Big juga kalau Pete banyak berkicau.

"Dan kau Pete ...Tolong selamatkan aku! Jangan bilang kau tak punya ide." Big tak berkata keras, tetapi matanya menatap Pete penuh penekanan.

Dia sedang perlu ide sekarang, sebab ide-ide bawahannya yang lain menurutnya biasa. Kenapa biasa? Kalau ide tersebut pernah dipakai mereka dulu atau mirip dengan produk lain, itu bisa menjadi masalah! Rasanya Big sendiri merasa lelah berjuang saat si Bos tak ada inisiatif. Setidaknya inisiatif kek membelikan mereka makan, ini sudah pusing lapar juga iya.

Sedangkan di atas Tankhun masih ada Bos lagi, itu kata Big ... Yang jelas mereka harus segera melaporkan itu pada atasan mereka. Lalu mereka bisa ikut dalam fashion show akhir tahun ini!

Cinderella Pete Story | VegasPeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang