Chapter 33: A Disaster

2.8K 346 70
                                    

☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆☆☆

Waktu berjalan cukup cepat, setidaknya bagi Pete Phongsakorn.

Tahu-tahu kandungannya sudah masuk ke bulan ketiga. Pete cenderung berisi walau perutnya masih seperti gundukan kecil. Kadang kalau Pete memakai pakaian yang agak longgar, perutnya tak akan begitu terlihat.

Dan anak Vegas sama seperti bapaknya. Tak banyak tingkahnya setahu Pete, Pete saja seperti biasanya, yang beda hanyalah Pete tahu ada nyawa kecil di perutnya. Porsi makannya jadi meningkat, dan terkadang Pete merasakan denyutan kecil di perutnya.

Kalau kata dokter itu denyut jantungnya.

Vegas juga sudah selesai dengan fase mual-mualnya. Walau mengidam Pete masih ada kadang, dan Vegas sebisa mungkin mengikutinya. Terakhir kalinya saja Pete ingin makan bubur, tapi makan buburnya di rumah neneknya.

Kalau tak dituruti Pete ingin pergi sendiri soalnya. Yang ada nanti Pete tak dikembalikan neneknya pada Vegas kalau dibiarkan pergi sendiri. Dan mengidam yang seperti itu tak terjadi hanya sekali

Jadi kalau dihitung-hitung dalam tiga bulan ini Pete dan Vegas sudah pulang ke rumah Nenek lebih dari lima kali.

Misalnya hari ini Pete mau pergi mengambil kelapa di kebun kakeknya. Sesudahnya mereka sampai di sana dan mengambil kelapa, Pete pasti berpikir yang lain. Seperti ingin makan kelapanya bersama Porsche.

"Ya ampun, Pete! Kau tak kasihan pada Regas, kalian baru sampai di sini tadi siang," ucap Nenek Pete saat cucunya bilang ingin pulang sore itu juga.

"Porsche katanya mau juga." Pete menunjukkan pesan Porsche. Pete tentu saja mengabari Porsche sebelum ke kampung, makanya Porsche sudah pesan duluan.

Nenek Pete memukul dahi Pete dengan sendok. Tidak kuat sebenarnya, tapi Pete terkejut. "Kan kau bisa membawa satu karung kelapa dari sini. Sekalian Yegas jualan kelapa di kota sana! Sekarang minum air kelapa itu, kakekmu sudah mengupaskan."

Heran sekali Nenek Pete pada cucunya ini.

Wajah Pete sedih sekali saat minum air kelapa itu. Soalnya dilarang neneknya.

"Nenek, Pete mau minum dengan Porsche ju ..."

"Ini telinga untuk mendengar, bukan? Jangan membantah kata-kata Nenek. Suamimu saja pantatnya baru saja duduk di bangku ini, dan kau mengajaknya pulang! Kau juga lagi hamil, kalau lepas dari perut karena kau ke sana kemari bagaimana?"

Pete tak berani menyela, walau dia mengomel di dalam hati. Padahal kan dia sedang hamil. Pete menutupi perutnya dengan jaket. Bagaimana nanti kalau si vegas kecil tampannya sakit telinga karena suara neneknya?

Dia memegang kelapa yang dikupaskan kakeknya. Menatap Vegas yang sama sekali tak paham kode Pete. Suaminya malah fokus mengupas kelapa! Kenapa pria ini mendadak profesional sekali mengupas kelapa?

Cinderella Pete Story | VegasPeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang