Chapter 10: Polly Pastel

3.8K 418 44
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Vegas memberitahu Pete jika mungkin besok dia bisa membawa Pete bertemu temannya. Karena Pete ada kelas di jam makan siang, makanya Vegas berkata dia bisa mengatur pertemuan itu di jam makan malam. Membuat Pete heran sendiri dengan hal ini. Seingatnya jika dalam bisnis, pihak klien yang menentukan jadwalnya. Sehingga mau tak mau Pete yang harus mengatur jadwalnya, bukan mereka yang mengikuti di mana waktu kosong Pete.

Tapi Vegas berkata, "Itu hanya toko kecil, Pete. Mereka tak begitu sibuk. Katakan saja kau punya waktu kosong di hari apa."

Meski begitu kan ... ya sudahlah, Pete hanya bisa menganggapnya sebagai keberuntungannta.

Mungkin memang lebih baik memulai karir di tempat kecil, sehingga Pete tahu sampai di mana progresnya. Nanti potensinya sendiri yang terbanting jika langsung dihadapkan ke perusahaan besar.

Untuk itu Pete segera pulang ke rumah untuk mempersiapkan materinya, walau Vegas senpat melarangnya. Bagaimana pun Pete baru saja selesai heat, akan sangat berbahaya jika orang-orang di sana tahu itu. Namun Pete pikir selama ini dia sering mengurung dirinya di kamar, dan jelas tak ada yang perduli padanya.

Namun semenjak Vegas menyerang hidupnya, kedua kakaknya benar-benar menaruh perhatian pada Pete.

"Di mana kau menginap tadi malam?" tanya Tay yang duduk di ruang depan, sepertinya dia juga baru pulang.

Pete menjawab cepat. "Aku menginap di rumah kenalan."

"Khun Vegas, bukan? Aku tahu karena tadi kau diantar olehnya."

Nah ... Kenapa bertanya lagi? Pete jelas tak suka pada kesan menghakimi yang ditampilkan Tay sekarang.

"Iya, aku menginap di rumahnya," balas Pete dan berniat naik ke atas.

Dia jelas tak begitu akrab dengan Tay sampai harus berbasa-basi ria dengannya.

"Menempel sekali kau ya dengan Khun Vegas. Mungkin kau pernah mendengar tentang Khun Vegas yang tak pernah punya hubungan serius." Entah itu ejekan atau bukan, tetapi Pete merasa tak suka dengan komentar itu.

Pete berjongkok di lantai tanpa berniat duduk di sofa dekat Tay. Masalahnya ia yakin pembicaraan ini akan panjang.

"Yah, dia memang bajingan." Simpel sekali Pete. Kalau memang bajingan yang disebut bajingan.

Tipe heartbreaker yang masih akan tetap dilirik oleh banyak orang, walau tahu betapa brengseknya dia. Vegas itu punya pesona dan bohong sekali jika komentar Tay ini tidak didasarkan pada rasa iri. Dia tahu Tay menyukai Vegas, hanya saja tak ada akses di mana Tay bisa mendekati pria itu.

Kasihan sekali, Pete hanya bisa ikut bersedih.

Namun Pete melanjutkan, "Lalu apa urusanmu mengatakan itu padaku?"

Cinderella Pete Story | VegasPeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang