Chapter 8: Trouble on the Road

4K 431 96
                                    

"Ss... ayang, kau kembali?" tanya Pete yang berusaha menahan sari-sari malu di dalam dirinya.

Pete segera berlari ke arah Vegas, hanya untuk mencegah pria ini banyak berucap. Baru saja dia dekat dengan Vegas pria itu langsung mengecup pipi berisi Pete.

"Hahaha ... Khun Vegas, kita masih di luar," ucap Pete sambil menggertakkan giginya tapi tetap full senyum.

Nyaris dia menggeplak bibir Vegas yang sembarang mendarat ke pipinya. Dia sudah memberi tatapan mengancam pada Vegas, tapi tak dihiraukan oleh pria itu. Malah Vegas menyelipkan lengannya di lekuk pinggang Pete. Membuat Pete tanpa sadar menegakkan tubuhnya, merasa canggung. Meski begitu, karena di depan Tay dan yang lainnya makanya Pete tertawa patah-patah.

"Hmmm, bukankah kau biasanya memanggil Daddy? Aku kecewa jika Baby berubah."

Lucu kau begitu? Kapan Pete main daddy-baby an dengan paman mesum ini?

Pete tertawa makin keras sambil menepuk agak keras lengan vegas yang mengusap-usap pinggang. "Khun Vegas bisa saja."

PLAK!

Sekali lagi Pete memukul lengan Vegas yang semakin erat merangkulnya. Mana pria alpha ini memiringkan kepalanya untuk memperhatikan Pete di sampingnya. Tentu saja lutut Pete lemas, hanya dia tahan saja supaya tidak membuat malu.

Ayah Pete segera mempersilahkan Vegas untuk duduk, "Silahkan duduk, Khun Vegas. Kami akan ..."

"Hah? Jadi ada masalah di sana?" Pete dengan ide ala kadarnya pura-pura menempelkan ponselnya ke telinga.

Terbalik pun bodo amat!

Yang penting dia menjauhkan Vegas dari keluarganya agar tidak terjadi proses wawancara. Nanti Pete yang malu sendiri jika mereka tahu kalau Pete hanya asal menjawab saja.

Vegas mengangkat sebelah alisnya saat melihat tingkah aneh Pete, untuk kesekian kalinya. Bersama anak ini tidak mudah bosan ya? Tingkahnya variatif dan sesuai moodnya yang multiwarna.

"Baik, nanti saya memberitahu Khun Vegas untuk datang ke sana. Sekian ..."

Pete berwajah menyesal (pura-pura) dan memberi wai-nya pada Pa dan ibu tirinya. "Maaf ya, Khun Vegas-nya harus pergi ke kantor soalnya harus membantu mengeluarkan kepala bodyguardnya yang menyangkut di lemari."

Asal sudah Pete bicara, yang penting kabur dulu.

Dengan itu Pete menarik lengan Vegas setelah berbasa-basi dan berpamitan, tentu saja dilengkap wajah menyesal Pete yang dibuat-buat. Dia aslinya senang saat membawa Vegas menyingkir dari ayahnya. Sedangkan Vegas seperti setelan pabriknya, mengikuti Pete dalam diam dan wajah datarnya.

Setelah berhasil keluar Pete menghela napasnya lega.

"Jadi ciumnya?" Nah Si Biawak ini mendadak bertanya dengan wajah mengejek.

Membuat Pete melipat kedua lengannya di dada. "Kenapa Khun Vegas tidak memberi kabar kalau kembali ke sini?"

Lagipula ini pria alpha kenapa lengket sekali pada Pete? Seingatnya belum diberi pelet atau lem korea, malah tak bisa jauh-jauh dari Pete.

"Then, how can I call you?"

Pete menjawab cepat. "Kan bisa telepon."

"Aku tak punya nomor telponmu."

Pete segera mendengus dan meminta ponsel Vegas. Jangan sampai penduduk rumah ini tahu kalau nomor telpon Vegas saja Pete tak punya. Padahal Pete sudah membual tentang lari-lari manja di padang rumput tadi.

"Bukannya anda seringkali menyelidiki tentang saya diam-diam?" Pete betah mengomel jika seperti ini.

"I promise to you, Pete. Kita akan memulai pelan-pelan."

Cinderella Pete Story | VegasPeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang