Kini Zee sedang bersiap untuk pergi. Shif kerjanya telah usai, temannya yang akan melanjutkan shif siang juga sudah datang. Maka dari itu Zee dan Eve bersiap untuk pergi.
Zee sudah berganti dengan baju yang dia kenakan siang tadi. Rencana setelah ini dia akan pergi ke Supermarket untuk membeli keperluan bulanan apartemen miliknya.
"Marsha, ayo kita pergi," kata Zee.
"Kita mau kemana?" tanya Marsha.
"Ikut saja, jangan banyak tanya," jawab Zee.
Marsha menyerahkan ponsel Zee di saat pemilik memintanya kembali. Kemudian Marsha mengambil boneka dino, memeluknya erat.
"Eve, gue, duluan ya," pamit Zee pada Eve yang masih belum selesai bersiap.
"Babay Kakak Eve." Marsha melambaikan tangannya lucu ke arah Eve.
"Ti-ati Cil, kalau Zee jahat, bunuh aja," kata Eve. Zee melototi Eve tak menyangka dengan apa yang temannya itu katakan.
Zee dan Marsha keluar dari ruangan belakang yang sedari tadi mereka tempati. "Gue, duluan ya," pamit Zee pada ke dua temannya yang gantian bekerja.
"Iya, Zee."
Seiring di jalan Zee tak melepaskan genggaman tangannya pada tangan Marsha. Dia benar-benar seperti sedang menjaga adeknya. Karena setiap jalan yang mereka lalui Marsha terus mengoceh dan sesekali menunjuk ke suatu arah.
Karena jarak Supermarket cukup jauh jadilah Zee memesan taksi online. Dia kini menunggu di halte buss, menunggu taksi pesanannya datang. Untuk menghilangkan rasa bosan Zee mengajak Marsha mengobrol.
"Marsha, umur kamu berapa?" Zee mulai bertanya dengan pertanyaan dasar.
"Marsha berumur emm..." Marsha mengetuk-etuk dagunya pelan dengan jarinya. Dia nampak berpikir.
"Dua-dua," Marsha menunjukkan dua jari kanan dan dua jari kirinya.
"Emm... nama Mami kamu?"
"Mami Jesslyn," jawab Marsha berseri-seri mengingat Maminya.
"Papi kamu?"
"Papi Dheo."
"Nama panjang kamu?"
"Marsha Lenathea Adhelyn."
"Nama kamu bagus," puji Zee.
"Nama Kak Zee juga bagus," balas Marsha.
"Kamu tau nama aku?"
"Tau!" Jawab Marsha semangat.
"Siapa?"
"Zee!" Jawab Marsha.
Zee terkekeh, dia kira Marsha serius tau nama panjangnya ternyata hanya nama panggilan saja.
"Nama panjang aku, Sha bukan panggilan," kata Zee.
"Salah ya?" Tanya Marsha dengan raut wajah polos andalannya.
"Nama Kak Zee siapa?"
"Alzeevaro Seannatio."
"Wahhh~ nama kak Zee bagus." Marsha bertepuk tangan heboh seperti habis di beri hadiah saja. Padahal hanya mengetahui nama panjang saja.
"Marsha besok kamu, aku, antar pulang ke rumah," kata Zee.
"Nggak! Marsha gamau!" Tolak Marsha mentah-mentah. Dia bersedekap dada dengan raut wajah yang berubah kesal.
"Kenapa?"

KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH [END]
Teen FictionBagaimana jadinya jika Zeevaro yang notabenya adalah manusia yang tergolong cuek tiba-tiba di pertemukan dengan perempuan bersifat Childish? Akankah Zeevaro akan betah atau bahkan membuangnya ke selokan?