12

4.2K 357 50
                                    

Hari-hari terus berlalu hubungan Marsha dan si semakin dekat meski sikap kekanak-kanakan Marsha masih melekat. Marsha semakin ke sini semakin tak mau jauh dari Zee.

Hal itu membuat Zee di hari-harinya menemani Marsha di sampingnya. Dan hal itu membuat dia merasakan adanya getaran rasa di hatinya. Sekarang Zee mengakui bahwa dia sedang jatuh cinta dengan Marsha.

Sikap Marsha yang kekanakan tak mempengaruhi rasa suka Zee terhadap Marsha. Malahan Zee sekarang merasa gemas dengan tingkat Marsha itu.

Zee rela melakukan apa saja yang membuat Marsha bahagia atau pun senang. Zee sama sekali tidak membiarkan celah kesedihan itu menyelimuti Marsha.

Zee dan Marsha kini sedang berada di apartemen milik Zee. Mereka habis jalan-jalan berdua memenuhi keinginan Marsha tentunya yang tadi tiba-tiba ingin bermain di mall.

Saat Zee ingin menhantarkan pulang ke rumah Marsha ternyata malahan tiba-tiba hujan. Karena jarak apartemen milik Zee lebih dekat, maka dari itulah mereka sekarang berada di apartemen.

Zeevaro pov.

"Rasa madu adalah rahasianya, yaa... ini janji yang terlarang~"

Sedari tadi aku mendengarkan suara nyanyian Marsha yang entah aku tak tahu apa judul lagu itu. Entah dari mana Marsha bisa mendapatkan lagu itu, tapi aku membiarkannya saja.

Kami berdua habis dari Mall. Karena keadaan hujan saat ingin mengantarkan Marsha pulang, aku memilih untuk membawanya ke apartemen milik ku.

Sekarang aku sedang membuatkan satu coklat panas untuk ku dan untuk Marsha yang sedari tadi mengeluh dingin.

"Hei, lagu apa yang kamu nyanyikan sedari tadi?" Tanya ku pada Marsha.

"Tidak tau. Marsha mendengarnya dari tiktok, dan Marsha suka lagunya." Marsha menerika cangkir berisi coklat panas dari ku.

"Hati-hati panas," peringat ku.

"Makasih Kak Zee," ucap Marsha sambil tersenyum.

Aku tersenyum sebagai balasan. Marsha terlihat meniup coklat panas yang dia sendok. Aku diam-diam terus tersenyum melihatnya.

Percayalah meski cara bicara dan sifat Marsha sangat sepeti anak kecil, tapi dia mampu membuat orang di sekitarnya itu tersenyum.

Dia sudah seperti vitamin bagi ku. Dia mampu menghilangkan lelah dan rasa stress ku. Jika aku merasa lelah, aku memilih untuk bertemu dengannya sekedar mengajaknya bermain. Hal itu mampu membuat hati dan pikiran ku menghangat kembali. Marsha sudah seperti obat dari segala obat bagi ku.

Saking seringnya aku bertamu di rumahnya, keluarga Marsha menjadi dekat dengan ku. Bahkan mereka sampai menganggap aku anaknya. Aku cukup senang mereka dapat menerima ku di sana.

"Kak Zee coklatnya panas banget," adu Marsha.

"Namanya aja coklat panas, ya pasti panas lah. Gapapa, biar kamu ngarasa anget ga kedinginan lagi."

"Emm Marsha kalau kedinginan mau minta peluk Kak Zee aja," kata Marsha. Tapi dia terlihat malu-malu.

"Siapa yang mengajarkan kamu untuk meminta peluk saat kedinginan?"

"Mami. Kata Mami kalau Marsha kedinginan lebih baik minta pelukan aja."

"Marsha kalau kedinginan mau minta peluk siapa aja memangnya?"

"Minta peluk Mami, Papi, Kak Fio, Kak Zee," jawab Marsha sambil menghitung satu persatu dengan jarinya.

"Baguss, jangan minta peluk orang lain selain keluarga kamu ya."

CHILDISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang