9

5K 398 24
                                    

Zee dan Fiony sudah sampai di kampus dan mereka sedang fokus memperhatikan dosen yang menerangkan mata kuliah pagi ini. Untung saja mereka sampai tepat waktu di kampus sebelum dosen masuk ke dalam kelas.

Selama pelajaran berlangsung Zee terlihat tidak fokus dalam memperhatikan dosen yang menerangkan pelajaran. Karena pikirannya melayang memikirkan Marsha yang sedang sakit. Jujur Saja hati kecilnya merasa khawatir dengan keadaan Marsha.

Mana Kuliah pagi ini selesai dosen dan beberapa murid meninggalkan kelas untuk sekedar mengisi perutnya di kantin ataupun melakukan kegiatan lain, tapi tidak dengan Zee. Dia masih betah duduk di bangkunya dengan tangannya yang mencoret- coret tak jelas di atas kertas.

"Lo kenapa Zee? Gue, lihat kayak kurang fokus sedari tadi," tanya Fiony yang kini duduk di bangku kosong sebelah Zee.

"Gue, nggak apa-apa. Cuma ada sesuatu hal yang bikin gue kurang fokus aja," jawab Zee.

"Kalau mau ada yang diceritain, ceritain aja ke gue, Zee. Gue, akan selalu siap jadi tempat cerita Lu kapan aja," kata Fiony dengan tulus.

"Thanks cepio. Lo baik banget sih sama gua."

"Ya udah kalau kita mending kita ke kantin. Lo Laper nggak? Kalau gue sih laper," kata Fiony.

" boleh deh. Gue, juga lapar dari tadi belum sempat makan."

Zee dan Fiony akhirnya pergi meninggalkan kelas menuju kantin. Kantin kini tampak penuh. Fiony mencari tempat duduk sedangkan si beranjak memesan makanan dan minuman.

~~~

Sisi lain di sebuah kamar seorang gadis sedari tadi menangis. Dirinya terus meraung menyebut nama seseorang disela tangisannya. Gadis itu adalah Marsha. penyebab terjadinya menangis karena saat bangun tidur dia sudah kembali dalam kamarnya dan tidak melihat keberadaan Zee di sekitarnya.

Mami Marsha yang tadi habis dari toilet terkejut karena melihat anaknya yang kini menangis.

"Sayang kenapa kamu nangis?" Tanya Mami Marsha khawatir.

"Hiks~ Mami~ kak Zee mana?"

"Kak Zee? Zee kuliah sayang sama Kak Fiony." Orang tua Marsha sudah tau siapa Zee karena Fiony sebelumnya pernah bercerita.

"Marsha mau Kak Zee~"

"Zee-nya masih kuliah sayang, nanti ya kalau udah pulang," Mami Marsha mencoba memberi pengertian pada anaknya.

"Gamau! Marsha maunya sekarang~" pekik Marsha di sela tangisannya.

"Nanti ya sayang. Udah ya kamu jangan nangis lagi cup cup~ anak mami." Mami Marsha menghapus wajah anaknya yang basah karena keringat bercampur air mata lalu memeluknya.

"Hiks hiks Marsha, mau sama Kak Zee~"

Tangisan Marsha semakin keras bahkan sesekali dia terbatuk dan kesusahan untuk bernapas. Mami Marsha yang melihatnya pun merasa khawatir. Memang anaknya ini akan menjadi sangatlah rewel jika sakit.

Tapi baru kali ini marsha menangisi nama orang lain selain keluarganya. Sebenarnya mama merasa pun merasa bingung.

"Udah jangan nangis dong sayang. Mami, coba telponin Kak Fio ya? siapa tahu dia lagi sama Zee, tapi kamu harus berhenti nangisnya. Mami, nggak mau nelponin Kak Fio kalau kamu masih nangis kayak gini."

" hiks hiks~ Iya iya Marsha diem nih." Marsha berusaha meredakan tangisannya meski sesekali masih terdengar disahkan tangis dari bibirnya.

"Good, Mami telponin Kak Fio dulu." Mami Marsha mencari kontak nama anaknya lalu segera menekan tanda video call.

Vioni yang sedang menikmati makanannya sambil sekali berbincang dengan Zee, kini harus terjeda karena mendengar suara panggilan dari ponsel miliknya. Mengetahui siapa yang menelponnya ini dia segera mengangkat panggilan itu.

"Kak Fio."

"Iya mi ada apa?" tanya Fiony.

"Kamu lagi sibuk nggak?"

"Nggak kok Mi, Fio gak sibuk, ini Fio lagi makan. Emangnya ada apa?"

"Zeenya ada sama kamu nggak?"

"Zee ada kok Mi, ini lagi di sebelah aku, makan. Kenapa Mi, kok sampai cari-cari Zee?" Bingung Fiony.

"Ini Adik kamu tiba-tiba nangis, terus nyari-nyari Zee. Sekarang dia pengen lihat Zee, kalian pulangnya masih lama?"

"Jadwal Aku pulang nanti jam dua belas-an Mi, ya jadi masih lama lah."

"Mami mau lihat kak Zee," rengek Marsha.

"Iya-iya ish kamu ini. Fio coba kasihin teleponnya ke Zee, Marsha ribut terus mau ngomong."

" Iya Mi."

"Zee, nih telpon. Marsha mau ngomong sama lu katanya." Fiony menyerahkan ponselnya kepada Zee. Zee yang sedang makan pun dengan terpaksa harus menghentikan sejenak kegiatannya itu.

Marsha yang melihat wajah Zwe di layar ponsel maminya, langsung mengambil alih ponsel itu. Bibirnya melengkung ke bawah menahan tangis isakan kecil kembali terdengar dari bibir Marsha.

"Huwaaa~ Kak Zee~ kak Zee kenapa ninggalin Marsha?" Tangisan Marsha kembali terjadi.

"Maaf ya, tadi kak Zee ga sempat pamit sama kamu, Kak Zee kan harus kuliah," jelas Zee dengan selembut mungkin. Karena ada Mami Marsha tuh makanya sifat Zee lebih lembut dari biasanya.

"Kan Marsha, lagi sakit kenapa Kak Zee gak temenin Marsha aja di sini? Kenapa kak Zee harus pergi ninggalin Marsha? Marsha sedih~"

"Manjanya adekku inii~" Fiony ikut muncul di layar ponsel.

"Kak Fio jangan deket-deket Kak Zee!" Pekik Marsha karena melihat posisi Fiony sangatlah dekat.

"Marsha, jangan gitu ah," tegur Jesslyn. Tangannya mengelus rambut Marsha yang berantakan menempel di wajah cantik anaknya.

"Mami bilangin Kak Fio, jangan deket-deket Kak Zee~ Marsha gasuka."

"Kakak, ga peduli wle~" ejek Fiony.

"Aaaa~ Mamii~" rengek Marsha.

"Fio, jangan mulai. Nanti adek kamu nangis, susah dieminnya."

Zee hanya tersenyum melihat interaksi mereka.

"Kak Zee, nanti ke rumah Marsha. Marsha mau main sama Kak Zee," pinta Marsha.

"Ga bisa, nanti Zee mau jalan sama Kak Fio," goda Fiony. Padahal mereka berdua tak ada rencana untu pergi jalan setelah kuliah. Ini hanya akal-akalan Fiony untuk menggoda adeknya.

"Ga boleh! Kak Fio ga boleh pergi sama Kak Zee! Kak Zee cuma boleh sama Marsha!"

"Kak Zee, jangan pergi sama Kak Fio. Nanti Marsha marah sama Kak Zee," kata Marsha memelas. Zee menahan gemas melihatnya.

"Iya enggak," jawab Zee.

"Kak Zee, nanti main ya?"

"Aku usahain nanti."

"Gamau tau Kak Zee harus main ke sini!"

"Dasar pemaksa," kata Fiony.

"Udah liat Zee kan? Sekarang kamu harus makan ya Marsha? Mami ambilin makan."

"Gamau!" Tolak Marsha.

"Kalau gamau makan, Kakak ga izinin Zee buat main ke sana. Fio matiin ya Mi? Love you mi."

Fiony mematikan panggilan sepihak. Tak memikirkan adeknya di rumah yang kini heboh merengek karena perbuatan Fiony yang mematikan panggilan.

"Gausah di pikirin Zee, omongan Marsha. Lo gaperlu main ke rumah kalau sibuk," kata Fiony pengertian.

"Nggak papa Cepio. Gue nanti ga sibuk, jadi bisa mampir sebentar ke rumah lo sekalian," jawab Zee.

"Seriusan?"

"Iya Cepio."

Fiony tersenyum dan mengangguk paham. Mereka melanjutkan makan, sebelum waktu mata kuliah selanjutnya di mulai.


















Marsha agak posesif ternyata.

Up lagi. Cept bngt yak part kmaren dah 100 lebih aja tuh.

Dah yak, maap buat typo.

CHILDISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang