"Marsha, selama aku, bekerja kamu tunggu di sini. Jangan kemana-mana mengerti?" kata Zee. Marsha mengangguk paham dengan raut wajah polosnya.
Zee menempatkan Marsha dalam ruangan khusus para pekerja beristirahat untuk sekedar sholat, makan, tidur atau apalah itu.
"Kalau ada apa-apa panggil aku. Ini ponsel milik ku, kamu bisa menggunakannya untum menonton kartun. Ponsel ku juga sudah tidak aku, kasih sandi, jadi kamu bisa pakai sesuka mu." Zee memberikan ponsel miliknya kepada Marsha.
"Makasih Zee. Marsha pengen nonton Kartun Jepang, seperti kakak Marsha kasih liat. Zee tolong cariin kartun Jepang," pinta Marsha.
Karena Zee tak memiliki aplikasi khusus untuk menonton kartun-kartun Jepang, jadilah dia mencarikan saja di yutub. Biarkan Marsha memilih sendiri, Zee juga tak bisa lama-lama karena Indoapril harus segera dibuka.
"Nih, kamu pilih sendiri. Aku, tinggal dulu. Kamu jangan nakal di sini," peringat Zee.
"Oke, Zee. Marsha bakal jadi anak baik."
Zee meninggalkan Marsha keluar ruangan. Karena bagaimanapun dia harus tetap bekerja. Tak mungkin dia harus terus menjaga Marsha dan membiarkan rekannya bekerja sendiri.
"Gimana bayi lo? Udah anteng?" tanya Eve salah satu rekan kerja Zee.
"Anjir bayi," celetuk Zee.
"Siapa coba yang bakal ga ngira dia kayak bayi? Muka imut, kelakuan gemesin, ya walaupun dari postur tubuh dan usia kayak udah dewasa. Tapi siapa coba yang kagak gemes kalau dia kayak tadi yang baru dateng udah nyapa 'selamat pagi kakak cantik. Marsha boleh ikut main di sini?'," Eve mencontohkan perkataan Marsha yang selalu di sertai gerakan tambahan. Persis seperti yang Marsha lakukan.
"Apalagi dia bawa boneka dino segala lagi, kan malah nambah kesan bocil nya. Punya aja ya dia boneka kayakk gitu," lanjut Eve. Tak tau saja dia kalau boneka itu milik Zee. Ini harus menjadi rahasia, kalau Zee yang cuek ini ternyata mempunyai sebuah boneka yang tergolong lucu.
"Lo nemu dimana dah tu bocah?"
"Di gang," Jawab Zee.
"Seriusan lo?"
"Seriusan."
"Hemm. Bocil lo beneran bakal anteng kagak, ntar kalau malah bandel begimana?"
"Udah gua, kasih ponsel. Pasti bakalan anteng nonton kartun sesuka dia," jawab Zee.
"Udah lo kasih susu?"
"Buat?"
"Ceilah, ni anak kagak tau. Biasanya bocil suka minum susu atau es krim," jelas Eve.
"Itu kalau bocil. Marsha kan udah gedhe," jawab Zee.
"Tapi kelakuan kayak bocil," sahut Eve.
"Udahlah. Gua, mau ngecek barang. Ada yang exp atau kagak." Zee pergi meninggalkan Eve.
Kali ini tugas Eve berada di kasir sedangkan Zee mengecek barang dan mengepel juga. Dia juga harus siang karna stock barang baru akan datang siang ini.
~~~~
Zee dan Eve sedang bercanda di balik kasir. Lebih tepatnya sih Eve yang terus tertawa sedangkan Zee hanya terkekeh kecil. Cuek-cuek gini Ze kalau bertemu dengan Eve bisa hilang sikap cueknya tapi hanya beberapa detik.
"Tau kagak lo? Yang di belokan depan sono dia jatuhnya Hahahaha..." Eve tertawa ngakak saat menjelaskan tragedi orang yang terpeleset kulit pisang.
"Zee~ Marsha pengen es krim~" Marsha tiba-tiba datang merengek meminta es krim pada Zee. Dia berdiri di depan meja kasir.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH [END]
Teen FictionBagaimana jadinya jika Zeevaro yang notabenya adalah manusia yang tergolong cuek tiba-tiba di pertemukan dengan perempuan bersifat Childish? Akankah Zeevaro akan betah atau bahkan membuangnya ke selokan?