7

4.5K 359 45
                                    









"Kak zee~ Kak Zee~" panggil Marsha.

"Ya?" Sahut Zee dari dalam kamar mandi.

"Kak Zee?" Panggil Marsha lagi. Kali ini dia menempelkan telinganya di pintu kamar mandi.

"Iya Marsha, ada apa?" tanya Zee masih dari dalam.

"Marsha mau apel," kata Marsha.

"Apelnya masih ada di dalam plastik. Buka lah kalau kamu mau makan," Jawab Zee.

"Apelnya belum di kupas. Marsha mau apelnya di kupas," jelas Marsha.

Dari dalam Zee menghembuskan napas lelah. Ada-ada saja keinginan gadis sati itu. "Nanti aku, kupasin. Sabar ya, kamu main dulu aja, atau nonton tv. Aku, lagi sibuk," jawab Zee.

"Kak Zee sedang apa?" tanya Marsha.

"Ada urusan duniawi. Udah kamu ngapain dulu kek sana, jangan ganggu aku, dulu."

Marsha mendengus kesal, karena sebenarnya sudah lama Zee berada di kamar mandi, entah apa yang dia lakukan di dalam sana. "Kak Zee, cepetan ya?"

"Iya Marsha," jawab Zee dengan sabar.

Marsha menjauhkan telinganya dari pintu. Dia juga langsung pergi keluar kamar. Memutuskan untuk menonton televisi yang berada di luar kamar.

Sedangkan di dalam kamar mandi, Zee sedang fokus mengeluarkan ampas makanan yang sudah tiga hari ini tak dia keluarkan. Berak, itulah yang dia lakukan sekarang. Perutnya terasa mules, padahal seingatnya, dia tak sampai memakan makanan yang aneh-aneh.

Marsha kembali merasa kesal karena sudah bermenit-menit berlalu Zee tak kunjung keluar. Dia menginginkan buah apel. Kartun yang dia tonton sudah tak menyenangkan, karena kurangnya cemilan yang di makan. Biasanya saat di rumah dia akan menonton sambil mulutnya yang terus mengunyah cemilan.

"Kak Zee!" Pekik Marsha.

"Apa sih teriak-teriak?" tanya Zee yang baru saja keluar dari kamar.

"Lama banget, katanya sebentar. Marsha ingin apel," protes Marsha.

Zee berdecak malas. Dia akhirnya berjalan menuju dapur. Marsha yang sepertinya tau apa yang akan Zee lalukan pun membuntutinya ke dapur.

Zee mengeluarkan semua barang-barang yang dia beli. Memang sedari tadi sampai dia belum mengulik-ulik barang-barangnya, karena perutnya yang tiba-tiba merasa mulas.

Menemukan buah apel yang Marsha inginkan, Zee lekas mengambil pisau dan mengupasnya. Marsha dengan setia berdiri di samping Zee, matanya sedari tadi tak pindah, terus memperhatikan gerakan pisau Zee yang mengupas buah apel.

"Tolong ambilin wadah Sha, buat tempat buah," pinta Zee.

Marsha menurut. Tak lama dia kembali, memberikan wadah yang dia ambil. Zee menghela napas melihat wadah yang Marsha ambilkan untuknya.

"Buat tempat buah Marsha, bukan buat masak nasi. Ini panci. Hadehh~"

"Marsha tidak tau. Tapi itu juga bisa buat tempat buahnya," jawab Marsha polos.

Zee mengembilkan panci yang Marsha ambil menggantikan dengan tupperware hijau berukuran besar.

Zee mencuci buah yang sudah dia kupas. Zee juga mencuci buah anggur sekalian. Setelah itu buah apel di potong menjadi dadu kecil-kecil. Dan menempatkannya pada tupperware berwarna hijau tadi yang dia ambil.

"Nih." Zee menyerahkan tupperware yang sudah terisi dengan potongan apel pada Marsha.

"Marsha mau atasnya di kasih susu kental. Di kasih coklat sama keju juga," pinta Marsha.

"Kamu mau salad atau buah?" tanya Zee.

"Buah, tapi di kasih susu sama keju, coklat."

"Ga ada keju sama coklat. Aku, ga beli adanya susu, gimana?"

"Marsha mau susu."

"Oke, aku, kasih susu. Jangan minta yang lain oke?"

"Oke," ucap Marsha.

Zee membuka susu bermerk susu kental manis. Menuangkannya ke dalam tupperware yang berisi potongan apel tadi.

"Marsha mau anggur juga," pinta Marsha.

Zee yang sekarang rasa sabarnya menjadi menambah pun menuruti. Dia memisahkan beberapa buah anggur dari tangkainya lalu memasukkan ke dalam tempat yang sama dengan apel.

Setelah keinginannya terkabul, Marsha berlari kecil meninggalkan Zee yang yang menatap lelah ke arah Marsha.

Zeevaro pov.

Aku menatap Marsha yang berlari kecil membawa tupperware berisi buah. Setelah keinginannya terpenuhi dia berlari meninggalkan ku begitu saja. Setega itu dia pada ku?

Mau marah?

Tentu saja tidak bisa. Bagaimana aku tega memarahi Marsha yang menggemaskan seperti itu. Ups..

B-bukan maksud ku, Marsha yang kekanak-kanakan. Ya, dia seperti anak kecil. Aku tak mau jika dia menangis karena aku sengaja memarahinya.

Setelah mengetahui masa lalu Marsha dan penyebab mengapa dis bisa seperti itu. Aku jadi merasa kasihan padanya. Apalagi pengobatan yang sudah dia lakukan tapi tak berhasil dengan lancar.

Tapi, aku jadi berpikir. Bagaimana jika nantinya Marsha akan kembali sembuh? Apa dia akan tetap mengingat ku atau justru melupakan ku begitu saja?

Aku tidak berharap dia terus mengingat ku, t-tapi bagaimana pun itu aku pernah membantunya dan tinggal bersamanya. Maka akan jahat sekali jika dia malah melupakan ku ketika dia sembuh nantinya.

Aku memilih tak memikirkannya sekarang. Aku tak mau susasan ini menjadi sedih. Aku menata semua barang-barang yang aku beli. Sesekali menyuapkan buah anggur ke mulut ku sendiri.

Tak membutuhkan waktu lama untuk aku menata semua itu. Sekarang semua sudah tertata di tempat masing-masing. Aku membuang plastik-plastik yang sudah tak berguna ke tempat sampah.

Setelah itu aku meninggalkan dapur berniat untuk bergabung dengan Marsha yang menonton tv dengan suara keras.

Baby Shark, doo-doo, doo-doo~

Baby Shark, doo-doo, doo-doo~

Baby Shark, doo-doo, doo-doo~
Baby Shark

Mommy Shark, doo-doo, doo-doo~

Mommy Shark, doo-doo, doo-doo~

Lihatlah sekarang. Marsha sedang berjoget mengikuti alunan lagu anak-anak yang berjudul baby shark. Tubuhnya bergoyang seirama denga lagu. Tangannya pun sama, dengan garpu yang tertusuk apel dia genggam.

Dia sudah seperti anak kecil. Apalagi dia sudah bergantu baju menjadi kaos polos dan celana pendek milik ku. Dia seperti memakai baju oversize padahal akan biasa saja jika aku yang memakai. Dia nampak menggemaskan jika seperti itu.

Zeevaro pov end.












































Apakah Zee bakal termarsha - marsha?

Dibuka sesi q&a. Ayo tanya apa kek gitu, biar gua jawab. Gua pen ngejawabin komenan kalian.

Mau tanya kota asal, dari bumi atau pluto. Makhluk mana, spil muka atau apa kek terserah. Asal masih sopan aja ye wkwkkw.

Sekian, maap buat typo.

CHILDISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang