15

4.5K 363 32
                                    

Zeevaro sedang perjalanan ke rumah Marsha pulang dari kampus. Aslinya tadi Fiony ingin pulang bersama, sekalian gitu. Tapi sayang Zeevaro harus tinggal di tempat karena ingin mengurus sesuatu. Dia ingin megambil cuti, karena dirinya ada urusan dengan papanya beberapa hari ke depan.

Hari sudah lumayan sore. Rumah Marsha besar terlihat cukup sepi, di luarnya. Tapi kalau di dalam pasti ramai dah. Zeevaro memarkirkan mobil miliknya di depan halaman Rumah Marsha. Kemudian dia bergegas keluar mobil dan masuk ke dalam rumah. Kangen sama Marsha katanya, pengen cepet-cepet ketemu.

"Kak Zee~" Marsha dari dalam berlari menuju Zeevaro yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Bugh~

Marsha langsung memeluk Zeevaro dengan erat. "Mau gendong," pinta Marsha.

Zeevaro dengan cekatan mengangkat tubuh Marsha dengan menggendongnya bak anak koala.

"Kak Fio mana?" Tanya Zeevaro pada Marsha.

"Kak Fio lagi bikin susu buat Marsha."

"Kalau mami sama papi?"

"Mami sama papi tadi keluar. Marsha tidak tau mereka kemana. Marsha tadi tidur terus di tinggal sama mereka. Terus Marsha bangun cuma sendirian di rumah. Untung ada bibi yang nemenin Marsha sampai Kak Fio pulang ke rumah," jelas Marsha.

Zeevaro menurunkan Marsha di sofa depan tv ruang keluarga. "Aku, temuin Kak Fio dulu," kata Zeevaro.

"Ih, bentar-bentar. Marsha mau lihat ponsel Kak Zee," kata Marsha.

"Ha? Buat apa?"

"Buat mainlah. Marsha juga tadi mimpi, Kak Zee main berkirim pesan sama perempuan lain. Marsha ga suka!" Kesal Marsha pada Zeevaro. Padahal itu hanya mimpi.

"Itu hanya mimpi Marsha. Nih." Zeevaro memberikan ponselnya pada Marsha. Setelah itu dia pergi ke dapur menemui Fiony.

"Cepio," panggil Zeevaro saat sudah.

"Eh, Zeevaro. Baru sampe atau dari tadi?" Tanya Fiony.

"Baru aja kok."

"Mau minum apa lo?"

"Gausa repor-repot Ce. Es jeruk aja," jawab Zeevaro.

"Sialan, katanya jangan repot-repot."

"Ya mumpung lo udah nawarin kan."

Fiony menyiapkan minuman untuk Zee sekalian susu yang di inginkan Marsha.

"Jadi gimana? Lo udah bilang ke Marsha?" Tanya Fiony.

"Belom, gua belom bilang ke dia. Nanti deh gue, ceritanya," jawab Zee santai.

"Buruan cerita lo. Jangan sampai nggak, ntar tiba-tiba lo ngilang kagak bilang-bilang ke Marsha bisa-bisa itu bocah nangis kejer. Kayak gatau watak dia aja."

"Iya Ce. Nanti gue, cerita."

"Nih di minum." Fiony memberikan segelas es jeruk pada Zee.

Di ruang keluarga Marsha dengan bibir yang di cabikkan sedang memeriksa WA milik kekasihnya itu. Di sana banyak sekali nomor yang tanpa nama. Mereka mengirim pesan pada Zee, tapi tak ada satu dari mereka yang di balas pesannya oleh Zee.

Tetap saja hal itu membuat Marsha kesal. Berani sekali para wanita itu mengirim pesan pada Zee. Marsha juga melihat instagram milik Zee dan tak beda jauh dari wa, bahkan di ig lebih banyak orang yang nge-dm Zee.

Marsha bisa tau medsos-medsos ini ya tentu saja di ajari oleh Fiony. Fiony ingin membuat Marsha mulai kembali seperti dirinya yang dulu meski dengan keadaan yang seperti sekarang. Dia juga mengajarkan Marsha untuk menjaga kekasihnya, karena kekasihnya itu banyak yang mengincar.

"Apa sih mereka ini. Kak Zee itu hanya milik Marsha. Mereka ga boleh deket-deket sama Kak Zee," monolog Marsha.

Marsha membuka kamera ig dan mengambil fotonya sendiri. Kemudian dengan akun milik Zee dia mengepost fotonya di sana.

 Kemudian dengan akun milik Zee dia mengepost fotonya di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Biar mereka pada tau, kalau Marsha, pacar kak Zee."

Setelah itu Marsha bangkit ingin menyusul Zee dengan Fiony yang menurutnya lama berada di dapur. "Kak Zee, Kak Fio." Marsha berlari kecil menghampiri mereka.

"Si bocah dateng. Nih susu yang kamu minta." Marsha menerima Susu strawberry yang di buatkan oleh Fionya itu.

Marsha menarik kursi agar berdekatan dengan Zee. "Kak Zee mau?" Tawar Marsha.

"Nggak, kamu abisin aja ya. Aku, udah punya sendiri," tolak Zee.

"Ceritain sono Zee. Gue, ke kamar mandi dulu, mules nih tiba-tiba." Fiony pergi ke kamar mandi meninggalkan mereka.

"Cerita apa kak Zee?" Tanya Marsha kepo. Sepertinya Zee harus menceritakan pada Marsha segara. Mumpung waktunya juga pas.

"Jadi gini, aku, ada urusan sama Papa aku, ke luar kota sana. Jadi besok aku, harus pergi buat beberapa hari," jelas Zee.

"Terus Marsha?"

"Ee...kamu, ya kamu di rumah."

"Kak Zee mau ninggalin Marsha sendiri?" Mata Marsha kini sudah berkaca-kaca.

"Kamu kan ga sendiri, masih ada Kak Fio, mami sama papi juga yang jagain Marsha di rumah," jelas Zee dengan lembut. Dia tak ingin kekasih Childisnya ini menangis keras.

"Tapi Kak Zee ga ada jagain Marsha," sahut Marsha dengan nada yang bergetar.

"Kak Zee tetap jagain kamu kok, tapi dari jauh."

"Marsha, maunya kak Zee jagain Marsh,a kayak gini. Marsha, gamau Kak Zee pergi, nanti Marsha, sedih."

"Cuma sebentar kok Marsha sayang. Nanti kalau urusan aku, udah beres semua, aku, bakal pulang. Terus ajak kamu jalan-jalan. Katanya kamu mau ke jalan-jalan ke kebun binatang kan? Nanti Kak Zee temenin kalau udah pulang," rayu Zee.

"Tapi Marsha gamau jauh dari Kak Zee huaaa~" pecah sudah tangisan Marsha.

Zee jadi panik dan gelagapan jika sudah seperti ini. Mau minta tolong Fiony tapi si Fiony masih ada panggilan alam. Zee sebisanya menjelaskan semua dengan lebih lembut dan berusaha menenangkan Pacarnya itu.
























Hemmmm....

Dah ah gatau mo ngomong apaan.

Maap buat typo.

CHILDISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang