19

4.1K 422 21
                                    

Pagi telah tiba. Suasana di ruangan Marsha terasa hangat. Dengan telaten Zee menyuapkan sarapan untuk Marsha yang sangat manja itu. Zee sempat meminta Marsha untuk makan sendiri tapi jawaban yang Marsha berikan adalah...

"Marsha tidak bisa makan sendiri Kak Zee. Tangan Marsha sakit," kata Marsha sambil menunjukkan punggung tangannya yang di infus.

"Sendoknya juga berat. Marsha tak kuat mengangkatnya. Lebih baik Kak Zee aja yang nyuapin Marsha. Biar tangan Marsha ga sakit."

Jadi seperti itulah alasan yang Marsha berikan. Dan berakhirlah sekarang Zee menyuapi kekasih childishnya itu. Marsha duduk di atas ranjang sambil menonton kartun Marsa and the bear. Sedangkan Zee duduk di tepi kasur dengan posisi satu kaki di letakkan di atas kasur, satu kaki lain di bawah.

"Buka mulutnya Marsha," perintah Zee.

"Bentar, Kak Zee. Mulut, Marsha masih penuh," tolak Marsha.

"Kamu dari tadi ga ngunyah, nonton terus. Kapan abis nya kalau gitu? Buruan ah," omel Zee sudah seperti emak-emak.

Memang sedari tadi Marsha terus saja lama saat mengunyah. Kebiasaan kalau sambil nonton ya gitu. Nasi yang ada di dalam mulut bukannya di kunyah malah di emut saja, dibiarkan menumpuk di dalam.

"Kak Zee ngomel mulu dah kayak Mami aja," kesal Marsha.

"Oh gitu? Yaudah kamu makan sendiri aja ya, aku, tinggal nih. Aku, juga laper belum makan kebetulan. Aku, pulang ya?" Kata Zee mencoba mengancam Marsha.

"Aaa~ jangan. Marsha bercanda, Kak Zee jangan pergi," kata Marsha sambil memegang tangan Zee.

"Makanya nurut, cepet abisin makan. Kalau nonton ya tetep sambil makan."

"Iya Kak Zee. Jangan Marah," cicit Marsha.

"Kak Zee ga marah. Udah ayo makan lagi." Zee kemnali menyuapkan nasi untuk Marsha.

Pagi ini hanya ada Marsha dan Zee. Mami dan Papi Marsha pulang ke rumah malam tadi, karena pagi ini ada sebuah kerjaan. Sedangkan Fiony tadi sempat ke sini, tapi pergi keluar lagi untuk mencari makan.

Sedangkan Zee sedari tadi malam menunggu Marsha di sini. Dia sampai tidur di sofa, sampai pagi ini dia belum pulang ke rumah untuk sekedar bersih-bersih. Karena pasti kalian tau, kalau Zee pergi pacarnya itu akan kembali me-reog seperti kemasukan kodamnya.

"Kak Zee." Panggil Marsha.

"Hem?"

"Marsha sama Marsa katun cantikan siapa?"

"Emmm... ya cantikan ka..rtun Marsa lah," jawab Zee sengaja menggoda Marsha.

"Ish, kak Zee! Marsha serius nanya!"

"Aku, juga serius jawabnya."

"Kak Zee gaboleh jawab kayak gitu! Kak Zee harus jawab cantikan aku," jelas Marsha menggebu-gebu.

"Yaudah, cantikan aku."

"Kak Zee~" rengek Marsha kesal yang membuat Zee tertawa puas.

"Bercanda Marsha. Iya-iya cantikan kamu kok. Pacar aku, ini yang paling cantik dari semua perempuan lain yang ada di muka bumi," gombal Zee.

"Kak Zee bisa aja," ucap Marsha tersipu. Dia menutup ke dua pipinya yang memerah dengan tangan.

"Udah ah, tinggal satu siap lagi, a'." Zee menyuapkan suapan terakhir itu.

"Habisss," ucap Zee senang.

"Yeyy!" Marsha juga bersorak sambil bertepuk tangan senang.

"Minum dulu nih."

Marsha menerima air putih yang Zee berikan lalu meminumnya sampai tersisa setengah.

"Kak Zee."

"Apa Marsha?"

"Kata Kak Zee janji mau ajak Marsha, ke kebun binatang. Marsha mau ke kebun binatang sekarang."

"Iya Kak Zee janji, tapi sekarang Marsha masih sakit jadi nanti ya kalau kamu udah sembuh."

"Tapi Marsha maunya sekarang."

"Nunggu kamu sembuh dulu. Kalau sekarang kamu kan masih sakit. Memangnya Marsha mau ga bisa bebas di sana nanti karna masih sakit? Nanti kamu ga bisa main sama hewan-hewan di sana kalau sakit," jelas Zee.

"Memangnya gitu?"

"Iya Marsha. Makanya kamu sembuh dulu. Kalau udah sambuh nanti sepuasnya aku, temenin kamu di kebun binatang."

"Oke! Marsha mau cepet sembuh."

"Makanya kamu harus turutin apa kata dokter biar cepet sembuh oke?"

"Oke kak Zee."

Zee membereskan peralatan makan Marsha tadi. Menjadikannya satu agar jika perawat datang tinggal ngambil.

"Kak Zee," panggil Marsha lagi. Entah kenapa sekarang semakin cerewat. Zee pun sampai heran dibuatnya.

"Apa lagi Marsha?"

"Emm..." Marsha nampak berpikir sekarang.

"Kenapa?" Tanya Zee lagi.

"Kak Zee ga ada panggilan sayang buat Marsha?"

"Maksudnya?" Heran Zee.

"Katanya kalau udah pacaran dapet panggilan sayang. Tidak lagi memanggil nama," jawab Marsha.

"Siapa yang mengajari kamu tentang itu?"

"Marsha pernah liat di film yang kak Fio tonton," jawab Marsha dengan polosnya.

"Marsha mau punya panggilan yang lucu!"

"Kamu maunya kita sama-sama manggil apa?" Tanya Zee seakan menyetujui ajakan Marsha.

"Hemm, apa ya?" Pikir Marsha sambil mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk.

"BUBU!" Pekik Marsha. Zee sampai terkejut dibuatnya.

"Panggil Bubu aja Kak Zee. Marsha mau manggil Kak Zee, Bubu."

"Kenapa Bubu?"

"Karna Bubu lucu xixixi."

"Oke, kalau gitu aku, panggil kamu Macha aja ya?"

"Kenapa Macha?"

"Emmm gatau, karna kamu nyegerin hehehe..."

Dasar alasan yang Zee berikan sama sekali tidak masuk akal. Tapi yang namanya Marsha, kalian tau bagaimana bocahnya ya tetep mau-mau ajalah.

"Oke! Marsha mau!" Jawab Marsha senang.

"Bubu, Macha mau peluk," pinta Marsha dengan bibir yang sengaja di kerucutkan.

"Ulululu Machanya Bubu." Zee memenuhi keinganan Marsha untuk di peluk. Menggemaskan.





















Haduhhh bubu ama macha gemes ga sehhh wkwkwk.

Wedehhh keren 200 vote bisa kesampaian anjay. Kompak bener klean ye, keren-keren. Sering-sering begitu ye, biar kita sama-sama seneng. Klean seneng gue up, gue seneng dapet votenya banyak. Jadi simbiosis mutualisme kita wkwkwk.

Bagus deh, kompak-kompak ya kalian para kecebongku. Ramein lagi gih.

Dah maap buat typo.

CHILDISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang