Kesempatan yang orang tua Marsha berikan pada Revaldo yang mengizinkan untuk bisa berteman dengan Marsha tentunya tak disia-siakan oleh Revaldo. Dia merasa senang mendengar kata balasan maaf dari orang tua Marsha padanya.
Meskipun dia sudah melakukan salah, Revaldo sudah merenungi kesalahannya itu. Dan jujur saja perasaanya yang dulu tumbuh di masa lalu sampai sekarang masih tetap ada. Revaldo pernah beberapa kali menjalin kasih dengan perempuan lain, tapi tetap saja Marsha lah yang menjadi pemenang di hatinya.
Waktu dulu dia cukup terkejut mendengar berita dari temannya jika Marsha mengalami kecelakaan saat kelulusan. Waktu itu ingin sekali dia menjenguk secara langsung bagaimana keadaan Marsha. Namun, dirinya cukup pengecut saat itu. Dia tak berani melihat keadaan Marsha, toh waktu itu dia sudah pindah rumah di luar kota.
Sampai akhir-akhir kemarin orang tuanya kembali ke kota yang dulu. Dan kebetulan sekali mereka mendapatkan rumah yang bersebelahan dengan rumah Marsha. Itu artinya mereka menjadi tetangga sekarang. Dan terbesit niat dihati Revaldo untuk kembali mendapatkan Marsha, meski Marsha yang sekarang nampak berbeda drasti dan dia tau kalau itu adalah efek dari kecelakaan dulu. Revaldo tidak peduli jika Marsha sudah dimiliku orang sekarang.
Pagi-pagi ini Revaldo sudah berada di rumah Marsha. Di rumah hanya ada Marsha dan Maminya. Sedangkan Papi Marsha kerja dan Fiony sedang ada mata kuliah pagi sampai siang nanti. Kini Revaldo sedang menemani Marsha memberi makan ikan di samping rumah.
"Kak Aldo," panggil Marsha.
"Ya Marsha?"
"Emm, Marsha ingin sesuatu," kata Marsha terlihat ragu-ragu.
"Marsha ingin apa?"
"Tapi kak Aldo akan menuruti kemauan Marsha tidak?"
"Tentunya. Aku akan menuruti semua apa yang kamu mau," jawab Revaldo tanpa ragu.
"Memangnya kamu mau apa?" Tanya Revaldo.
"Marsha ingin bisa menyetir mobil," ungkap Marsha.
"Ha? Kamu serius Sha?" Kaget Revaldo.
"Ya! Marsha ingin bisa menyetir mobil seperti orang-orang lainnya. Tapi Papi, Mami, Kak Fio, Bubu tidak mengizinkan Marsha. Kata mereka bahaya," kata Marsha.
"Tapi itu benar bahaya Sha," sahut Revaldo. Dia tak berekpetasi Marsha akan meminta dirinya untuk mengajari menyetir mobil.
"Tapi kak Aldo bilang akan menuruti apa yang Marsha inginkan."
"Kamu minta yang lain aja ya," kata Revaldo. Dia tak ingin mengambil resiko.
"Marsha ga mau apa-apa. Marsha hanya ingin bisa menyetir mobil. Kalau kak Aldo ga mau mengajari Marsha, Kak Aldo pergi dari sini. Marsha gamau ketemu sama Kak Aldo lagi." Marsha yang tadi posisinga berjongkok di pinggir kolam, kini dirinya langsung berdiri dan hendak pergi dari sana.
"Eh-eh kamu mau kemana Marsha?"
"Marsha mau ke kamar. Marsha ga suka sama Kak Aldo! Katanya mau nurutin apa mau Marsha, tapi sekarang kak Aldo bohong!"
"Eihh, jangan pergi. Iya-iya aku, turutin. Aku, ajarin nyetir mobil. Ayo ke rumah aku. Pakek mobil aku. Kalau di sini pasti ga dibolehin Mami kamu." Revaldo akhirnya menuruti apa yang Marsha mau. Daripada Marsha ngambek dan tidak mau bertemu dengannya lagi. Dia akan mengajari Marsha secara diam-diam nanti. Sekarang dia akan meminta izin pada Mami Marsha untuk membawa Marsha keluar dengan alasan jalan-jalan di sekitar saja.
~~~
Setelah akhirnya mereka mendapat izin, Revaldo langsung mengambil mobilnya di rumah dan langsung pergi ke lapangan karena menjadi tempat yang cocok untuk belajar menyetir. Untung saja lapangan sedang sepi, jadi mereka bisa bebas untuk belajar dengan nyaman tanpa gangguan orang lain jika ada yang sedang menggunakan lapangan.
Revaldo mengajari Marsha dengan lembut, pelan-pelan. Dia juga mencoba menjelaskan langkah demi langkah agar mudah mengerti. Karena pada dasarnya dulu Marsha sudah bisa menyetir mobil sebelum kecelakaan, jadi Marsha merasakan seperti langsung paham dengan penjelasan Revaldo.
Dia juga tau dimana tempat-tempat apa yang Revaldo tau. Tapi untuk menjalankannya, Marsha masih merasa kaku dan takut-takit terjadi apa-apa. Karena Revaldo juga sedikit-sedikit agak memekik takut saat Marsha mulai menjalankan mobil, yang terkadang menginjak gas terlalu dalam.
Setelah di lapangan Revaldo liat Marsha sudah lumayan bisa, barulah dia mengajarkan di jalan. Tapi tenang, jalan yang Revaldo pilih aman kok. Jalan ini cukup sepi di lalui, mungkin hanya beberapa saja tidak terlalu banyaklah.
"Marsha dengar. Ini sekarang sudah berada di jalan tidak lagi di lapangan. Jadi kamu harus lebih berhati-hati dalam menyetir. Jangan gas terlalu dalam, santai aja biar kita sama-sama aman," kata Revaldo memberi wejangan. Karena di sini bisa saja nyawa dan mobilnya di pertaruhkan.
"Iya kak Aldo, santai aja," jawan Marsha dengan santainya, karena dia merasa sudah pintar dalam menyetir mobil. Padahal baru beberapa jam dia berlatih menyetir mobil.
"Yahh, kita jalanin bareng-bareng. Aku akan selalu di sisi kamu, jadi jangan takut. Aku sayang kamu Marsha," kata Revaldo. Agak ambigu memang artinya, apalagi ditambah dengan kalimat terakhir yang Revaldo katakan.
Beberapa menit berlalu. Sepertinya sudah cukup waktu Revaldo untuk mengajari Marsha. Hari sudah hampir siang. Dia mengambil alih kemudi dan mengantar Marsha pulang. Dia takut jika Fiony sudah sampai di rumah bisa-bisa kena semprot karna ketahuan membawa adiknya keluar. Karena sampai saat ini Fiony lah yang masih menyimpang rasa tak suka pada Revaldo, beda dengan Papi dan Mami Marsha.
"Ingat Marsha, jika nanti orang rumah tanya abis darimana, jawab aja abis keliling sama main ke taman," kata Revaldo.
"Siap Kak Aldo," jawab Marsha.
"Yaudah ayo turun," ajak Revaldo karena kini mereka sudah sampai di halaman rumah Marsha.
Saaat memasuki rumah benar saja mereka langsung di sambut oleh Fiony yang kini bersedekap dada sambil menatap mereka dengan datar.
"Abis lo ajak kemana adik gue?" Ketus Fiony.
"Aku abis ajak Marsha ke taman kak. Di sana tadi abis ada beberapa festifal pertunjukan hewan. Jadi aku ajak Marsha ke sana."
Fiony terlihat memepercayai hal itu karena saat Fiony pulang lewat sana memang ada sebuah pertunjukan di sana. Tapi meski baginya Revaldo sudah menjawab jujur, Fiony tetap saja tak suka dengan Revaldo.
"Marsha, kamu bersih-bersih dulu sana. Abis dari luar pasti banyak kuman yang nempel," perintah Fiony. Sebenarnya agak menyindir Revaldo, yang di maksud Fiony kuman itu adalah Revaldo.
"Iya Kak Fio. Makasih Kak Aldo," ucap Marsha sebelum dia pergi ke kamar untuk bersih-bersih.
"Sekarang mendingan lo pulang. Udah puas kan ajak adik gue keluar?"
"I-iya kak. Aku pulang dulu," pamit Revaldo. Dia memilih pergi daripada lama-lama di sini kena mental karena Fiony.
"Yaudah sana, ngapain lo masih di sini?"
"Ah iya, aku permisi kak," pamit Revaldo. Kemudian dia keluar dari rumah Marsha. Sedangkan Fiony langsung ke kamar Marsha. Dia ingin mengintrogasi Marsha, habisa darimana aja dia. Takutnya ternyata Revaldo berbohong dan malah mengajak Marsha ke tempat yang tidak baik.
Yeahh up lagi. Dah pagi pagi banget kan ini.
Yudah gitu aja lah, gua mau scrol tiktok, babay ges.
Maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH [END]
Teen FictionBagaimana jadinya jika Zeevaro yang notabenya adalah manusia yang tergolong cuek tiba-tiba di pertemukan dengan perempuan bersifat Childish? Akankah Zeevaro akan betah atau bahkan membuangnya ke selokan?