36

2.7K 305 37
                                    

Setelah kejadian itu Marsha sempat mengurung dirinya di dalam kamar seharian, bahkan keluar untuk makan pun tidak dan berakhir makan di dalam kamar itu juga tak habis. Dia merasa selera untuk melakukan sesuatu hal itu hilang.

Tak tau kenapa ada perasaan yang mengganjal, tapi tak tau itu rasa apa. Tapi pikirannya terus tertuju pada Zee. Ciuman yang terjadi kemarin terus terngiang dipikirannya. Marsha merasa aneh dengan dirinya sendiri.

"Gue, kenapa sihh!" Marsha menepuk-nepuk pipinya sendiri.

"Pergi lo dari pikiran gue, Zee."

Merasa panas karena tepokan dipipinya, Marsha memilih merebahkan dirinya di kasur dengan posisi terlentang menatap langit-langit kamar.

"Kenapa gue, selalu ga terima kalau Zee deket sama orang lain. Padahal harusnya gue, biasa aja. Biarin dia mau sama siapa aja. Apa gue, harus percaya kalau Zee itu pacar gue? Tapi gue suka sama kak Aldo. Tapi kenapa rasa saat berdua sama Zee lebih mendominasi daripada sama Kak Aldo? Apa rasa gue, ke kak Aldo udah hilang dan cuma sisa rasa kagum doang?" Monolog Marsha.

Tatapan Marsha beralih jatuh di boneka dino yang tersimpan di dalam lemari kaca itu. Dengan perlahan Marsha bangkit. Dia mengeluarkan boneka itu yang dia simpan sudah lama di sana saat pulang dari rumah sakit.

Marsha kembali duduk dengan boneka dino yang dia pegang. "Lucu," gumam Marsha.

"Ini sebenernya boneka siapa sih. Perasaan dulu aku ga pernah punya boneka kayak gini. Tapi lucu," kata Marsha.

"Dipeluk pas tidur enak nih." Marsha memposisikan dirinya di atas kasur lalu tidur siang sambil memeluk boneka itu.

~~~

Tak berbeda dengan Zee, setelah kejadian ciuman itu, dia juga banyak diam di apartemen. Keluar jika akan ke kantor. Tapi kali ini dia berkutat dengan laptop untuk menyelesaikan tugas-tugas di perkuliahan terakhirnya.

Dia duduk di balkon yang tertuju langsung pada pemandangan kota dan ramainya kendaraan yang hampir memenuhi jalan. Di balkon ada meja kecil di sana. Zee berkutat dengan di temani secangkir es nutrisuri dan bingkai foto Marsha di letakkan di atas meja.

Zee sesekali melihat ke arah bingkai foto itu untuk menambah semangatnya saat mengerjakan tugas. Walaupun tak mendapat semangat langsung dari Marsha, setidaknya foto itu dapat menaikkan semangat Zee.

Ketikan jari Zee di laptop terhenti. Zee mengambil gelas berisi es itu dan meminumnya. Kemudian meraih bingkai foto Marsha. Di pandanginya foto itu dengan seksama hingga muncul senyuman manis di bibir Zee.

"Aku sayang kamu Macha," lirih Zee sambil mengusap-usap foto Marsha yang sedang tersenyum lucu.

"Kamu lagi apa sekarang?" Zee terkekeh karena merasa aneh.

"Bodoh! Foto kok di ajak ngomong. Ga bakal bales," kata Zee memaki kebodohanya sendiri yang mengajak bicara foto Marsha.

Zee terdiam pikirannya kembali mengingat percakapan yang pernah di bahas bersama Papanya.

"Sebentar lagi kuliah kamu udah mau selesai Zee. Gimana kalau kamu bantu urus perusahaan papa yang ada di singapur? Perusahaan yang di sini biar papa aja yang urus ga papa."

"Kenapa ga papa aja yang ngurus perusahaan di singapur? nanti biar Zee bantu urus yang di sini," tanya Zee.

"Papa udah tua, ga enak kalau berpergian terus. Kamu aja yang urus, nanti kamu bisa menetap di sana kalau mau."

"Zee pikirin nanti aja Pa. Zee mau fokus ke kuliah akhir dulu," jawab Zee.

"Iya gapapa. Papa juga ga bakal desak kamu. Kalau kamu mau ngurus yang di singapur ya silahkan kalau nggak ya gapapa."

Percakapan itu sekarang menjadi pertimbangan bagi Zee. "Apa gua, pindah ke Singapur aja ya? Lagian kepastian Marsha bakal inget balik ke gue, aja ga sampe 50 persen," monolog Zee.






















Maap dikit. Gua lagi lemes, shock tau ci shani grad😭

Gue kemarin baru healing, seneng-seneng. Sampe runah tidur, trs kebangun buka wp, liat up an para author kirain update crita ternyata ngasih tau klo ci shani grad. Gua awalan kgk percaya pas buka tt ternyata beneran, ci shani grad. Auto nangis gua di jam 2 pagi😭😭

Kaget bangt, ga nyangka. Tapi yaudah, itu udah jadi keputusan ci shani. Kita sbagai fans harus selalu dukung keputusan mereka mau gimana. Karna pasti keputusan yang mereka ambil itu udah menjadi pilihan yang terbaik.

Dah sabar bae. Tapi ni otak jadi amburadul, ngegalau in ci shani😭

Dahlah bay, mon maap buat typo

CHILDISH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang