Zeevaro pov
Hari ini aku dan papa akan pulang. Karena kerjaan kami yang berada di luar kota telah selesai. Yah, hubungan kami berdua sudah mulai membaik meskipun aku belum ingin untuk pulang dan kembali tinggal serumah dengan Papa. Itung-itung belajar mandiri, belajar hidup sendiri.
"Zee udah?" Tanya Papa, kami sedang berkemas karena hari ini akan pulang. Mobil yang kami pesan juga sudah siap di depan menunggu.
"Udah pah."
"Yaudah ayo, kita check out skarang."
Setelah memastikan tak ada yang tertinggal kamu keluar dari kamar hotel yang tiga hari ini kamu buat menginap. Setelah check out, malam ini kami langsung masuk ke dalam mobil dan pulang.
Selama perjalanan aku tak sabar ingin segera sampai. Sudah 3 hari aku tak bertemu secara langsung dengan Marsha membuat diriku merasa rindu jujur saja. Aku juga merasakan gelisah karena mengingat gado-gado itu terus saja mendekati Marsha. Itulah info yang beberapa hari ini aku dapat dari Fiony.
Aku tak ingin jika aku lama-lama pergi, Marsha bisa-bisa dibuat nyaman oleh gado-gado itu. Tak akan ku biarkan itu terjadi. Aku berharap perjalanan cepat terlalui agar bisa sampai dan aku bisa kembali menemui Marsha. Lebih baik aku tidur agar perjalanan ini tidak terasa.
Aku sudah sampai di apartemen semalam sekitar pukul sebelas malam. Sampai apartemen aku langsung tidur dan pagi hari aku terbangun. Sekarang pakaian ku sudah berganti, sudah rapi karna siang ini aku akan pergi ke rumah Marsha.
Tanpa lama aku menggunakan mobil langsung melaju pergi ke rumah Marsha. Aku sudah tak sabar ingin bertemu dengan kekasihku itu.
Zeevaro pov end.
Mobil Zee melaju di tengah ramainya ibu kota. Tak peduli jika di luar terasa panas, yang terpenting tujuan Zee agar bisa bertemu dengan Marsha terpenuhi.
Tak membutuhkan waktu lama akhirnya Zee sampai di rumah Marsha. Setelah memarkirkan mobilnya Zee langsung masuk ke dalam rumah yang kebetulan pintu depan terbuka. Karena di rumah Marsha dia sudah akrab dan sudah seperti keluarga sendiri makanya dia bisa santai saat masuk ke dalam rumah.
"Macha," panggil Zee yang melihat kekasihnya sedang bermain di ruang keluarga.
"Bubu?!" Kaget Marsha. Tapi dirinya senang karena Zee sudsh kembali. Marsha bangkit dari sofa lalu berlari menghampiri Zee.
Zee menerima hantaman pelukan dari Marsha yang bisa saja membuat dirinya terjungkal jika tidak berdiri dengan kuat.
"Bubu pulang ga bilang?"
"Suprise~"
"Aaaa kangen bubu~" Marsha kembali memeluk Zee, satu kakinya dia angkat melingkar di paha Zee. Zee yang tau kode dari Marsha langsung mengangkat tubuh kekasihnya itu seperti koala yang nemplok.
Marsha menampilkan senyum termanisnya saat menatap Zee. Zee yang melihatnya pun ikut tersenyum. Tanpa di duga Marsha memajukan wajahnya mencium bibir Zee melumatnya dengan rakus. Tak peduli posisi mereka sedang berdiri dengan Marsha yang berada di gendongan Zee dan masih di ruang keluarga rumah Marsha. Tak peduli sudah jika ada yang melihat mereka nantinya.
Sekitar satu menitan ciuman itu berhenti, tapi Marsha masih tidak mau turun dari gendongan Zee.Kini tatapan Zee beralih pada lelaki yang berdiri mematung sedari tadi memperhatikan semua kejadian tadi. Tatapan Zee menjadi dingin saat menatapnya.
"Gado-gado?" Batin Zee.
Lelaki itu adalah Revaldo yang memang lagi-lagi mengajak Marsha bermain. Revaldo yang di tatap Zee menjadi tak enak. Apalagi tatapan tajam Zee rasanya sangat mengitimidasi dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHILDISH [END]
Teen FictionBagaimana jadinya jika Zeevaro yang notabenya adalah manusia yang tergolong cuek tiba-tiba di pertemukan dengan perempuan bersifat Childish? Akankah Zeevaro akan betah atau bahkan membuangnya ke selokan?