[1] Anak Baru

2.3K 261 23
                                    

West Jayakarta, SMK Cipta Wiyata.
July 16 2018, 12:00 PM.

Untuk kesekian kalinya, (name) menolak permintaan sang teman yang masih terus membujuknya.

"Please (name)! Ayolah. Gua malu kalo harus ke sana sendiri!" Dira sang teman yang terus mengganggunya dari jam awal istirahat, masih teguh pada pendiriannya, membuat (name) menghela nafas pelan.

"Gue bilang nggak ya nggak. Kan lo yang suka, kenapa harus gue yang nganterin surat cinta lo?" Ia benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah laku temannya yang malu-malu seperti ini. Dan yang paling membuatnya jengkel, kenapa dirinya harus dibawa-bawa?

Saat ini, mereka berdua tengah duduk di kantin setelah menikmati makan siang. Dira memainkan jarinya bersamaan dengan pipinya yang memanas kala membayangkan ide untuk menaruh surat cinta itu sendiri di kelas sang pujaan hati. Bagaimana jika dirinya ketahuan nanti? Itu pasti akan sangat memalukan!

"Ayolah (name)! Masa lo gak kasian sama temanmu ini? Lo tinggal taruh aja suratnya di atas meja dia dan langsung ke kelas. Suer deh!" Dira terus mengguncang lengan (name) yang sedang memegang buku novel romantis di tangannya.

(name) yang sudah kesal bukan main, akhirnya menutup bukunya dan menatap temannya itu dengan tajam. "Mending gue liat dulu aja deh surat lo! Boleh nggak? Gue sedikit ragu soalnya yang nulis kan lo." Tegas (name), melipat kedua tangannya di dada.

Dira yang mendengar perkataannya langsung mengeluarkan surat cinta yang sudah disebutkan tadi dan memberikannya kepada (name). Bahkan dari tampilan suratnya saja, sudah membuatnya ragu.

Membaca surat itu dengan seksama, (name) hanya bisa menahan komentar pedas yang terpendam di mulutnya. Dira mengamati ekspresi temannya dengan wajah berbinar-binar, berbanding terbalik dengan temannya yang sudah terlihat tersiksa.

"Surat ini, lo serius?" Bahkan energinya terasa terkuras hanya karena membaca surat cinta temannya.

"Serius lah! Bagus kan-" sebelum Dira dapat melanjutkan perkataannya, komentar pedas mulai terlontar dari mulut (name).

"Bagus matamu! Intinya gue nggak mau nganterin suratnya. Lo kan jurusan fashion, mending minta tolong aja sama temen kelas lo. Sophia atau siapa gitu?" (name) memberikan surat itu kembali kepada Dira dan mengambil buku novelnya. Ia tidak mau melewatkan scene romantis yang akan terjadi di bab selanjutnya.

"Kau kan tau si Sophia udah pasti gak bisa. Si Rin masalahnya juga lagi sibuk dia, kan bentar lagi dia mau ikut olim. Ayolah..." Melihat reaksi (name) yang tidak terenyuh sama sekali, cukup membuat Dira sebal.

Seketika, sekutip ide terlintas di kepala Dira, membuatnya tersenyum licik. Dira langsung merebut buku yang sedang (name) baca untuk mengalihkan perhatiannya. "Astaga apa lagi?! Ayolah balikin bukunya! Itu scene kiss nya bentar lagi!"

"Eits, tunggu dulu. Gimana kalo kita buat deal? Ini buku series nya sampe 8 book kan? Gimana kalo gua beliin lo series buku ini yang belum lo punya? Lo baru punya 2, jadi gua beliin 6 sisanya." (name) yang mendengar hal itu, langsung membelalakkan matanya dan mencengkram bahu temannya pelan.

"Lo berani sumpah apa nggak?" Dira tersenyum penuh kemenangan layaknya mendapatkan lotre. "Pastinya lah. Makanya, bantuin ya please? Kan jarang-jarang ada kesempatan kayak gini bisa dapet buku! Ayolah, kaga dua kali ini datengnya!"

Menimang-nimang keputusan sejenak, pada akhirnya (name) menyetujui untuk membantu temannya dengan sebuah syarat.

"Sebelum gue kasih ini surat, gue mau lo revisi dulu deh. Terlalu cringe." Jelasnya pada Dira jika masih menginginkan deal ini berlanjut.

She Way Out | TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang